JAKARTA — Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan peringatan atau public warning tentang alat makan melamin yang mengandung formalin sudah pernah dilakukan pada tahun 2005-2006.
”Temuan ini menunjukkan masih lemahnya pengawasan tentang keamanan produk alat makanan di Indonesia,” kata Huzna Zahir, Ketua YLKI saat dihubungi Republika,Senin (1/6) di Jakarta.
Pihak YLKI sudah melakukan penelitian itu pada tahun 2004 dan pada tahun 2005-2006 pemerintah gencar untuk mensosialisasikan bahaya pemakaian produk melamin itu.”Tapi sudah tiga tahun berlalu ternyata produk tersebut masih tersebar di pasaran,” kata dia.
Lebih jauh lagi, peneliti YLKI, Yuliana menjelaskan bahwa pada tahun 2004 dilakukan penelitian pada 10 jenis alat makan melamin tersebut. Dan hasilnya, enam diantara 10 mengandung formalin dan semuanya berasal dari Cina yang tidak mencantumkan merek dagang. Sedangkan empat lainnya yang produk Indonesia tidak ditemukan melepaskan formalin saat digunakan.
Temuan itu juga memperlihatkan bahwa melamin yang sering ditemukan di pasaran dengan harga murah itu, kata Yuliani, bukan berbahan dasar melamin.”Tapi dari urea formaldehid yang diproses dengan cara tertentu akhirnya menjadi alat makan,” kata dia.
Dengan proses yang benar bahan urea formaldehid tidak berbahaya dan aman digunakan.Tapi, tambah Yuliani, karena prosesnya kurang baik jadi berbahaya karena kandungan formalinnya mudah lepas dan menjadi residu. (Republika online, 01/06/2009-17:45)
saya butuh produk ini untuk buka cafe