Roy: Tak ada Bukti Mega Berpihak pada Wong Cilik

JAKARTA—Ketua Pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaruan (PDP), Roy BB Janis, mengumandangkan serangan terbuka kepada calon presiden Megawati Soekarnoputri.

PDP adalah salah satu dari 24 parpol yang tergabung dalam koalisi Partai Demokrat yang mengusung pasangan capres/cawapres SBY-Boediono.

Roy menilai Megawati tidak bisa berintrospeksi diri lantaran tidak pernah mengakui kegagalannya saat menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.

“Megawati itu memang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, namun sayangnya dirinya tidak pernah percaya pada cermin. Dirinya tidak merasa gagal memimpin bangsa ini dan justru selalu menjelekkan pemimpin yang sebenarnya jauh lebih baik dari dirinya,” papar Roy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/6).

Megawati, lanjut Roy, juga terlalu melecehkan masyarakat Indonesia terutama kalangan bawah dengan menyatakan kembali PDIP sebagai partai wong cilik. Padahal, masih kata Roy, tidak ada satu pun bukti keberpihakan Megawati terhadap pembelaan kaum kecil dari rekam jejaknya selama memimpin Indonesia. “Baik sebagai wapres dari tahun 1999-2001 maupun sebagai presiden dari tahun 2001-2004.”

Dikatakan, Megawati justru telah menunjukkan wajah aslinya dengan memproduksi kebijakan-kebijakan yang membela para pengusaha kaya-raya. Roy menyebutkan, salah satu contoh kebijakan Megawati yang berpihak pada kalangan pengusaha adalah pemberian pengampunan kepada para pengemplang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

“Megawatilah yang mengeluarkan kebijakan //release and discharge// kepada para pengemplang BLBI. Ini kan jelas-jelas kebijakan yang tidak pro rakyat,” tegas Roy.

Dia pun menambahkan, keberpihakan terhadap wong cilik hanyalah jargon politik tanpa bukti yang diterapkan Megawati untuk mengelabui rakyat kecil.

“Jangan karena dirinya datang ke pasar-pasar dan bersalaman dengan wong cilik terus bisa dikatakan dia berpihak pada wong cilik ,” imbuh Roy.

Kampanye Hitam

Ketua DPP PDIP, Firman Jaya Daeli, mengatakan, pendapat Roy merupakan pendapat yang tendensius dan sudah masuk dalam kategori kampanye hitam. “Pernyataan itu sangat bersifat pribadi, saya kira itu kurang tepat,” kata Firman.

Firman melanjutkan, dalam situasi kampanye pilpres, lontaran opini yang memojokkan salah satu calon tentu akan disikapi masyarakat sebagai kampanye negatif. “Sehingga pastinya rakyat tidak akan menghiraukan.”

Dikatakan, PDIP ataupun tim sukses Megawati-Prabowo tidak akan terperosok dalam lobang kenistaan yang sama dengan membalas pernyataan Roy. Pasangan Megawati-Prabowo, kata Firman, hendak membawa rakyat pada bentuk kampanye yang berkualitas dan mendidik. Dia berharap, model kampanye persuasif dan edukatif kepada rakyat dengan menekankan pada tawaran visi-misi serta program pasangan calon, akan membawa rakyat kepada kesadaran politik yang dewasa.

“Rakyat akan melihat siapa yang lebih baik dengan mempelajari tawaran-tawaran dan komitmen yang diusung setiap pasangan calon. Biarlah rakyat yang menentukan siapa yang mereka pilih, tanpa kampanye hitam,” tandas Firman.(Republika online, 04/06/2009)

3 comments

  1. berani gak pemimpin kita menasionalisasi asset bangsa /// kan yang jual asset juga mega. berani gak mengembalikan indosat & telkomsel.. (!!!)

  2. hanya khilafahlah yang paling peduli, yang lain nggak mungkiiin!

  3. neoliberal koq makan neoliberal! Iya ya.. abis mo gimana lagi?! Makanya, kalo pingin dapet dunia-akhirat pilih dong wong muslim yang peduli Islam..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*