Ramallah-Pasukan pendudukan Israel pada Kamis pagi (4/6) mulai melakukan pembongkaran terhadap rumah-rumah warga Palestina di wilayah Aghwar utara, propinsi Tubas, di Tepi Barat.
Kantor berita Palestina “WAFA” mengutip dari warga di daerah-daerah yang sedang berlangsung operasi pembongkaran mengatakan bahwa puluhan kendaraan militer sekarang sedang mengepung tiga komunitas warga di daerah Baqiah, di dekat kota Tammun, di propinsi Tubas.
Mereka mengatakan bahwa operasi pembongkaran dimulai di Ras Ahmar, dimana tentara pendudukan mengambil alih tangki-tangki air dan traktor-traktor pertanian yang ada di sana.
Beberapa hari sebelumnya, tentara pendudukan telah memaksa lebih dari 30 warga untuk membongkar rumah-rumah mereka, dan memaksa mereka agar meninggalkan daerah yang sudah puluhan tahun mereka tinggal di sana.
Gubernur Tubas, Dr. Sami Musallam mengecam operasi pembongkaran di daerah Aghwar. Dia mengatakan bahwa apa yang sedang dilakukan oleh pihak berwenang pendudukan Israel merupakan bagian dari rencana Israel untuk Yahudisasi tanah Palestina, dan pengusiran warga Palestina dari daerah-daerah asalnya.
Musallam menilai bahwa apa yang sedang terjadi merupakan sebuah bentuk penentangan terhadap kebijakan internasional dan Amerika, khususnya sikap presiden Barack Obama yang melarang pembangunan pemukiman baru.
Dia menegaskan bahwa apa yang sedang dilakukan oleh pihak berwenang pendudukan adalah tidak sah dan tidak boleh dilanjutkan, karena Israel adalah otoritas pendudukan, sehingga ia harus segera meninggalkan wilayah Palestina.
Gubenur Tubas tersebut menyerukan masyarakat internasional, khususnya PBB dan Palang Merah untuk berdiri bersama dengan orang-orang Palestina dalam menghadapi cobaan berat yang sedang mereka hadapi. Dia menyatakan bahwa operasi pembongkaran terus berulang setiap tahun di daerah Aghwar.
Musallam berkata: “Adalah sangat memalukan bahwa tentara pendudukan mengerahkan lima puluh kendaraan militer, tiga personil berlapis baja, dan beberapa truk militer ke area yang dihuni oleh sekelompok rakyat yang mereka itu tinggal di rumah-rumah sederhana, bahkan hidup mereka selama ini di bawah standar minimum untuk hidup layak”. (moheet.com)