BOGOR — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Cholil Ridwan, mendesak Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, agar berani membubarkan Ahmadiyah di Provinsi Jawa Barat.”Belajar dari Gubenur Sumatra Selatan, Alex Nurdin, yang tidak kiai saja, berani membubarkan Ahmadiyah di daerahnya. Masak Gubernur Jawa Barat yang kiai tidak berani membubarkan Ahmadiyah,” tutur Kiai Cholil yang disambut tepuk tangan para santri dan wali santri Pesantren Rafah, Kemang, Bogor, Jawa Barat, Ahad (7/6).
Dalam acara wisuda dan tasyakuran V Pondok Pesantren Rafah yang dihadiri Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid; Menteri Perumahan Rakyat, Yusuf Asy’ari; serta para ulama dan habaib itu, pimpinan Pesantren Rafah, KH Muhammad Natsir Zein, memanggil Gubernur Jawa Barat dengan sapaan Kiai Ahmad Heryawan.
Menurut Kiai Cholil, saat ini, di Indonesia ada dua gubernur yang bergelar kiai, yakni gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) dan gubernur Jawa Barat. ” Nah , ini menarik. Gubernur Sumatra Selatan yang tidak kiai saja, berani melarang Ahmadiyah di daerahnya. Apalagi gubernur yang kiai, pasti lebih berani,” ungkap Kiai Cholil.
Kiai Cholil menegaskan, dengan adanya keberanian dari para gubernur untuk melarang kegiatan Ahmadiyah di daerahnya, tidak diperlukan lagi Keppres tentang pembubaran Ahmadiyah di Indonesia. ”Jadi, kalau presiden nggak mau membuat keppres, ya gubernur-gubernur saja yang melarang kegiatan Ahmadiyah.”Pimpinan Pondok Pesantren Al Husnayaian Jakarta ini, mengingatkan, jika kegiatan Ahmadiyah tidak segera dilarang, Indonesia ikut andil menodai kesucian dua Kota Suci umat Muslim, yakni Makkah dan Madinah.
”Kalau Ahmadiyah tidak dilarang, setiap tahun kita ikut andil menodai kesucian dua kota suci: Makkah dan Madinah. Karena, Pemerintah Saudi sudah memutuskan Ahmadiyah itu kafir. Orang kafir nggak boleh masuk Makkah dan Madinah,” paparnya menegaskan.
Kiai Cholil mengingatkan, jika Ahmadiyah itu dibiarkan di Indonesia, mereka bisa dengan tenang masuk ke dua Kota Suci, Makkah dan Madinah. ”Orang Pakistan yang mau berhaji dari Eropa, ketika meminta visa di Kedutaan Saudi, mereka diminta terlebih dulu untuk menunjukkan surat bersih Ahmadiyah. Jadi, nggak bisa main-main.”
Menurut Kiai Cholil, para ulama di Arab Saudi telah melarang Ahmadiyah masuk ke Kota Makkah dan Madinah. Mestinya, kata dia, Indonesia sebagai negara yang penduduknya mayoritas Muslim di dunia memiliki sikap yang sama dengan ulama Saudi.”Aneh kalau pemerintah kita tidak mau melarang Ahmadiyah. Apa ruginya? Karena itu, sebelum dilarang secara nasional, apa salahnya Pak Gubernur kita yang kiai ini, melarang kegiatan Ahmadiyah di daerah Jawa Barat,” ungkap Kiai Cholil menambahkan. (Republika, 08/06/2009)
saya pesimis pak kiyai ahmad heryawan punya keberanian untuk melarang ahmadiayah karena muatan politik cukup kuat.
Saya sebagai orang Jawa Barat sangat mendukung terhadap pembubaran Ahmadiyah. Apalagi gubernurnya kan seorang Lc. Jangan takut oleh tekanan orang-orang yang benci terhadap Islam. Yakinlah bahwa jika kita melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, maka pasti “innallaha ma’ana”. Justru kalau kemungkaran dibiarkan (salah satu dari kemungkaran di Indonesia adalah masih eksisnya Ahmadiyah) maka Allah berfirman bahwa Ia akan menurunkan bencana yang bukan hanya menimpa orang-orang dzalim saja diantara kita, tapi semua orang. Na’udzubillahi min dzalik!!!
Mudah-mudahan Pak Gubernur mendengar pernyataan Kiyai Cholil dan segera membubarkan Ahmadiyah di Jabar. Ayo… mumpung lagi punya kekuasaan…!
yang sepantasnya sudah dibubarkan sebelum ada seruan ini…
Dilema ya pak KIAI Jabar?! Dibubarkan, maka ada tekanan politik pusat dan kurang dukungannya. Dibiarkan, maka ada dorongan keyakinan bahwa memang Ahmadiyah itu kafir. So…
bubarkan segera…
ahmadiah hanya bikin resek aja…
Jangan takut terhadap orang yang benci Islam, takutlah hanya pada Allah Swt. Saja.. Bubarkan Ahmadiah pa Gubernur, kapan lagi anda sudah punya kekuasaan…