Utang Asian Development Bank (ADB) berbanding lurus dengan meningkatnya angka kemiskinan dan kerusakan lingkungan di negara-negara berkembang.
“ADB dengan mengatasnamakan pembangunan justru meruntuhkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat di negara-negara berkembang. Mulai aspek politik, ekonomi, sosial, hingga budaya,“ kata Kepala Departemen Kampanye dan Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Selasa (16/6).
Pasalnya, kata dia, upaya yang dilakukan ADB tidak berbeda dengan upaya menjarah kekakayaan alam negara-negara berkembang. ADB, kata dia, hanya berkepentingan menjamin pasokan bahan baku murah bagi negara maju.
“Buktinya, Amerika Serikat dan Jepang merupakan dua pemegang saham terbesar ADB. Semua proyek-proyek mereka hanya untuk menjamin kelangsungan pasokan bahan baku murah bagi negara maju,” tukasnya.
Sementara itu, Sekretaris Nasional Kesatuan Nelayan Trandisioanal Indonesia (KNTI), Dedy Ramanta, mengatakan, lebih dari 40 tahun keberadaan ADB terbukti telah meluluhlantakan sumber daya alam (SDA) di negara-negara berkembang. Termasuk, di Indonesia.
“Ini karena ADB hanya mendukung sektor swasta dan mengarahkan pemerintah Indonesia untuk mengikuti kebikakan pro pasar bebas. Makanya, tak mengherankan jika jumlah penduduk miskin kian bertambah di Indonesia dan negara-negara asia lainnya,” katanya. –Republika online, 17/06/2009-
Assalamu’alaikum wr. wb.
saya mau tanya,.. hutang Indonesia itu sebesar apa sih? kalo klaim SBY katanya kan sudah lunas?
wasslm