Aborsi di Indonesia 2,6 Juta Per Tahun

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dr Titik Kuntari MPH mengatakan angka kejadian aborsi di Indonesia berkisar 2 – 2,6 juta kasus pertahun atau 43 aborsi untuk setiap 100 kehamilan.

“Sekitar 30 persen di antara kasus aborsi tersebut dilakukan oleh penduduk usia 15-24 tahun,” katanya di Yogyakarta, Senin, 29 Juni 2009.

Data tersebut, menurut dia, berdasarkan survei dengan cakupan yang relatif terbatas. Data yang komprehensif tentang kejadian aborsi di Indonesia tidak bersedia.

Ia mengatakan, data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang mencakup perempuan kawin usia 15-49 tahun menunjukkan tingkat aborsi pada 1997 diperkirakan 12 persen dari seluruh kehamilan yang terjadi.

“Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil analisis data SDKI pada 2002-2003,” katanya.

Menurut dia, aborsi yang tidak aman diperkirakan menjadi penyebab 11 persen kematian ibu di Indonesia, sedangkan rata-rata dunia 13 persen.

“Kematian itu sebenarnya dapat dicegah jika perempuan mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan kontrasepsi serta perawatan terhadap komplikasi aborsi,” katanya.

Ia mengatakan, penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan enam kabupaten di Indonesia menemukan bahwa insiden aborsi lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.

“Setiap tahun lebih dari dua juta kasus aborsi terjadi, lebih dari satu juta kasus atau 53 persen terjadi di perkotaan,” katanya.

Menurut dia, penelitian itu juga menemukan pola yang berbeda pada provider aborsi. Di daerah perkotaan, 73 persen kasus aborsi dilakukan oleh ahli kebidanan, bidan, rumah bersalin, dan klinik keluarga berencana.

Di daerah pedesaan, dukun mempunyai peran yang dominan dalam memberikan pelayanan aborsi, kasus aborsi yang ditangani mencapai 84 persen.

“Klien terbanyak berada di kisaran 20-29 tahun. Di perkotaan sekitar 45,4 persen, sedangkan di pedesaan 51,5 persen,” katanya.

Ia mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia.

“Masalah aborsi menjadi suatu pokok perhatian dalam kesehatan masyarakat karena pengaruhnya terhadap morbiditas dan mortalitas maternal,” katanya.

Sehubungan dengan hal itu, menurut dia, Fakultas Kedokteran UII akan menyelenggarakan seminar bertema mengupas aborsi dari sudut pandang medis, etik, hukum, dan agama di auditorium Multi Media Training Center (MMTC) Yogyakarta pada 18 Juli 2009.

“Seminar dalam rangka sewindu Fakultas Kedokteran UII itu menghadirkan pembicara Kepala BKKBN Sugiri Syarief, pakar seksologi dr Boyke Dian Nugroho, Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas, pakar hukum kesehatan Prof Dr Agus Purwadianto, dan Ketua Yayasan Sayap Ibu Ciptaningsih Utaryo dengan moderator Iip wijayanto dan Angger Jati,” katanya. (antara)

3 comments

  1. Astagfirullahaladzim…
    Fakta menunjukkan!!! tata pikir manusia dibawah ideologi kapitalisme yang sekuler mengabitkan bencana kemanusiaan.
    Campakkan kalpitalisme!!!
    Islam; Jalan baru tata peradaban

  2. setiap solusi yang ditawarkan oleh “para pakar” masih sebatas pada kulitnya, belum sampai masuk pada inti permasalahan. dan saya yakin sejutakalipun diadakan seminar, selama tidak menyentuh pada akar permasalahannya maka hasilnya nihil. makanya tanya kepada syariah Islam !!! pasti selesai!!!

  3. yoodMuhsin-Btg

    Aborsi satu dari jutaan borok kapitralisme. hentikan sekarang juga. ambil Islam total cak. selesai…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*