Jakarta – Departemen Luar Negeri (Deplu) membantah pihak KBRI minta agar kasus penganiayaan 4 mahasiswa Indonesia di Mesir ditutup-tutupi. KBRI hanya ingin berhati-hati memberikan keterangan sebelum persoalannya diklarifikasi ke pemerintah Mesir.
“KBRI tidak minta ditutup-tutupi, tapi hanya berhati-hati menyampaikan. Kita tidak keberatan ini diberitakan, tapi akan lebih baik setelah semua klarifikasi diperoleh dari pemerintah Mesir,” kata jubir Deplu Teuku Faizasyah saat dihubungi detikcom, Sabtu (4/7/2009).
Menurut Faiz, pihak KBRI telah mengajukan permintaan kepada pemerintah Mesir untuk melakukan klarifikasi. Mengingat saat ini hari libur, klarifikasi baru bisa dilakukan mulai awal minggu depan. “Kita sudah meminta waktu untuk bertemu pada kesempatan pertama,” kata Faiz.
Sejauh ini, lanjut Faiz, kesan yang ditangkap adalah polisi Mesir melakukan salah tangkap. Para mahasiswa itu saat ini sudah dibebaskan dan telah bertemu dengan pejabat KBRI.
Empat mahasiswa Indonesia di Mesir dianiaya oleh polisi setempat. Mereka ditelanjangi dan disetrum selama 3 hari. Kejadian itu bermula ketika pada 28 Juni lalu polisi Mesir menggerebek kos-kosan mereka untuk mencari mahasiswa asal Tapanuli bernama Ismail Nasution.
Ismail ini dicari polisi karena diketahui membuka situs Ikhwanul Muslimin Online dan diduga menjadi bagian dari jaringan Islam radikal. Tak menemukan Ismail, polisi malah menangkap 4 mahasiswa lain asal Kabupaten Rokanhulu, Pekanbaru. Mereka adalah Faturrahman, Arjil, Ahmad Yunus, dan Tafri Sugand yang merupakan mahasiswa Universitas Al Azhar. (detikNews, 04/07/2009)
Yaa Allah segerakanlah tegaknya khilafah rosyidah.
Semoga Mahasiswa sebagai saudara-saudara kita mendapat kekuatan agar pulih dari trauma yang ditimbulkan dari interogasi yang tidak berprerikemnusian,semoga Allah bertindak seadil-adilnya dalam kasus ini,KBRI harus berani protes keras.ALLAHU AKBAR-ALLAHU AKBAR
Demokrasi sistem biadab yg cocok dibuang ke tempat sampah. Anak manusia sampai disetrum kemaluannya, bukankah itu “Menghewankan Manusia” namanya?
saya trus terang tidak puas dgn tindakan KBRI indonesia dimesir,kalo boleh saya menilai,menurut saya KBRI seolah2 menutupi hal ini,ini terbuti ketika acara representatif masing2 capres,bapak kbri tidak ada mnenyinggung hal ini sedikitpun yg deharusnya ia sampaikan kepada mahasiswa indonesia yg hadir waktu itu,mga politik luar negri kita dipimpin oleh orang2 yg tegas…