Kadin Minta Investasi Miras Dibuka

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan agar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membuka kembali investasi di minuman beralkohol yang sejak 1994 masuk dalam daftar negatif investasi (DNI). Menurut Maxi Gunawan, Ketua Komite Bilateral Inggris dan Eropa Barat Kadin Indonesia, saran ini muncul karena Indonesia merupakan importir minuman beralkohol terbesar keenam di Asia.

Dua tahun terakhir, menurut data Kadin, impor minuman beralkohol terus meningkat. Misalnya, impor bir atau minuman kategori A dengan kandungan alkohol 5 persen mencapai 110.000 karton di 2007. Angka impor ini naik menjadi 130.000 karton pada 2008.

Sementara impor wine atau minuman kategori B dengan kandungan alkohol 25 persen tercatat 80.000 karton di 2008. Jumlah ini naik 10.000 karton dari impor tahun sebelumnya sebesar 70.000 karton. “Kalau tidak mau bergantung pada impor, kita perlu membuka diri,” kata Maxi seusai Rapat Kadin Indonesia bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Selasa (7/7) di Jakarta.

Alasan kedua, sektor ini masih menarik di mata investor. Maxi bilang, perusahaan minuman beralkohol Diagio dari Irlandia siap membenamkan modal 50 juta dollar AS untuk membangun pabrik bir di Indonesia. “Ini dapat menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.

Lagipula, imbuh Maxi, produsen minuman beralkohol di dalam negeri saat ini hanya ada tiga, yakni PT Jangkar Delta Indonesia, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan PT Bali Hai Brewery Indonesia.

Namun, usulan Kadin ini tak mendapatkan respons positif dari pemerintah. “Sampai sekarang masih tertutup, belum ada tanda-tanda akan dibuka,” ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi.

Menurut Lutfi, meski pemerintah mengeluarkan bisnis ini dari DNI, investasi industri minuman berakohol tidak bakal besar. “Yang sudah jalan pun sampai sekarang tidak bisa ekspansi,” ujarnya. (Kompas.com, 09/07/2009)

9 comments

  1. fauzi ismail

    Subhanallah, rupanya masih banyak orang yang ingin menghancurkan Indonesia lewat berbagai sumber kemaksiatan, diantaranya miras. Jelas-jelas Indonesia negara mayoritas muslim, masih berani meminta penambahan pabrik Miras. Yang ada saja harusnya diberangus, bukan malah ditambah. Investasi yang ‘cuma’ 50 juta USD, tak sebanding dengan kerusakan akhlak dan akidah umat yang mayoritas ini, bung. Untuk BKPM teruslah bertahan dari gempuran keinginan orang-orang yang cuma menghargai manusia dengan Dollar.

  2. Amat Miftakhudin

    Kalau setiap hal negatif harus diberikan dana, bisa-bisa negeri ini akan menjadi sarang kemaksiatan. Bagaimana mungkin Indonesia akan menegakkan syariah Islam jika masih melandaskan segala sesuatu pada manfaat bukan halal dan haram.

  3. Inilah cara pandang kapitalis yg hanya melihat dari keuntungan materi saja, apa begini yg akan DILANJUTKAN ???!!

    HAI ORANG2 YG BERIMAN, SUDAH SAATNYA KALIAN KEMBALI BERSATU UNTUK MEMPERJUANGKAN SYARIAT ALLAH AGAR TEGAK KEMBALI DI MUKA BUMI INI, ITULAH PERNIAGAAN YG TIDAK ADA RUGINYA !!!

    TERAPKAN SYARIAH DAN TEGAKKAN KHILAFAH !!!!! SEGERA !!!

    ALLAHU AKBAR !!!

  4. 50 jt dolar untuk menghancurkan moral bangsa, uang yang dihasilkan haram, minumnya haram, kerja disitu juga haram
    Trus untuk apa?

  5. Pasti karena kebasan. Islam total

  6. Those cracknuts ! sememangnya nyawa sudah menjaid murah bagi mereka, moral hanya onggokan kata – kata yang bisa ditukar dengan “sampah”, kemanusiaan hilang diganti dengan uang kertas….

    MEMALUKAN !!!

  7. just another animal behaviour! man without nothing! no brain, no think! sick !!

  8. beginilah bila isi kepalanya hanya keuntungan (uang). saya takut ke depan di buka pabrik kondom di sertai dengan Free sex yang konon itu gaya hidup orang modern. ya Allah berilah petunjuk kepada pemimpin kami ke jalan-Mu untuk menerapkan syariat yang mulia dari-Mu.

  9. KAPITAL MINDSET > Change it with Islamic Global mindset.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*