Turkistan Timur, Tidak Ada Lagi Sosok “Al-Mu’tahsim” Untuknya!

[Al Islam 464]Hari Jumat 10 Juli 2009 adalah hari keenam penyerangan brutal terhadap kaum Muslim di Turkistan Timur yang dilakukan oleh satuan keamanan China dan kelompok suku Han yang didukung oleh Dinas Keamanan. Sekitar 200 orang dari kaum Muslim terbunuh dan ratusan lainnya terluka. Kemudian permusuhan terhadap kaum Muslim mencapai puncak ketika penguasa melarang pelaksanaan shalat Jumat dan menutup masjid utama di Urumqi, ibukota propinsi yang dinamakan oleh China, Xinjiang, menggantikan nama yang sebenarnya, yaitu Turkistan Timur. Wilayah ini terbentuk bersama dengan negara Asia Tengah, Turkistan, yang dibebaskan oleh kaum Muslim pada Abad Pertama Hijrah, awal Abad Kedelapan Masehi. Selanjutnya China menguasainya dengan kekuatan pada pertengahan abad ke-20, yaitu pada tahun 1949 M.

Wahai Kaum Muslim:

Apakah yang membuat China dan yang lain berani lancang menduduki negeri-negeri kaum Muslim?

Apakah yang membuat China dan selain China berani lancang, berbuat brutal dan melakukan serangan berdarah terhadap kaum Muslim?

Apakah yang membuat kaum Muslim menjadi titik paling lemah sehingga teriakannya ditelan oleh setiap orang yang melampaui batas dan pembuat dosa?

Apakah yang membuat kaum Muslim menjadi santapan bagi setiap orang rakus dan menjadi tunggangan yang mudah bagi setiap yang melata?

Apakah yang membuat pandangan orang di bumi Islam tidak tertuju kecuali pada darah suci yang ditumpahkan; darah para orang tua, para wanita dan anak-anak. Apakah yang membuat pandangan orang di bumi Islam tidak tertuju kecuali pada ratapan orang-orang lemah dan anak-anak yatim? Apakah yang membuat pandangan orang di bumi Islam tidak tertuju kecuali pada perpecahan dan disistegrasi serta penguasaan oleh musuh dan sekutunya?

Apakah yang membuat kaum Muslim miskin dan papa, padahal negeri-negeri mereka merupakan negeri yang kaya dan penuh potensi?

Wahai Kaum Muslim:

Sebabnya tidak lain hanya satu. Sebab itu dipahami oleh setiap orang yang memiliki akal dan hati atau orang yang bisa mendengar dan melihat:

Sesungguhnya kaum Muslim telah kehilangan pemelihara yang memelihara urusan-urusan mereka, melindungi dan menasihati mereka.

Kaum Muslim telah kehilangan seorang imam (khalifah) yang dijadikan pelindung dan berperang di belakangnya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw.:

«إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ»

Imam (khalifah) tidak lain laksana perisai dimana kaum Muslim menjadikannya pelindung dan berperang dibelakangnya (HR Muslim).

Kaum Muslim telah kehilangan seorang Khalifah yang mendapat petunjuk yang melindungi kemuliaan Islam dan menjaga perbatasan.

Mereka telah kehilangan sosok Khalifah Al-Mu’tashim yang segera menjawab teriakan orang-orang yang meminta pertolongan, seruan orang-orang yang terzalimi dan ratapan orang-orang tertindas!

Sesungguhnya kaum Muslim hari ini lebih dari satu setengah miliar orang. Akan tetapi, mereka tidak memiliki satu negara yang memerintah menurut wahyu yang telah Allah turunkan dan berjihad di jalan-Nya. Para penguasa mereka justru memerintah dengan apa saja selain Islam; memerangi siapa saja selain musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya serta musuh kaum Mukmin. Para penguasa kaum Muslim itu melihat dan mendengar apa yang terjadi di Turkistan Timur, tetapi mereka tidak tergerak untuk menolong mereka. Sebaliknya, para penguasa kaum Muslim itu bungkam seribu bahasa, pekak tuli, buta dan tidak berakal. Mereka itu seperti orang yang mengucapkan perkataan laksana letusan senjata tetapi kosong tanpa makna, hanya saja populer, tetapi mereka menganggap diri telah berbuat baik.

Begitulah, akibat perbuatan para penguasa mereka, kaum Muslim menjadi besar dalam jumlah, tetapi tidak memiliki bobot, seperti buih di lautan. Kondisi mereka seperti yang disabdakan oleh Baginda Rasulullah saw.:

«… بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ»

“…Bahkan jumlah kalian pada waktu itu banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan, dan sungguh Allah mencabut dari dada musuh-musuh kalian kegentaran terhadap kalian, dan sungguh Allah menancapkan di hati kalian al-wahn.” Lalu seseorang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah al-wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Dawud).

Wahai Kaum Muslim:

Panglima Muslim Qutaibah bin Muslim al-Bahili dengan pedangnya telah membebaskan Turkistan, bagian barat “Asia Tengah”, dan membebaskan kota besarnya, Bukhara dan Samarqand, pada tahun 94 H. Kemudian setelah itu ia mengarah ke timur hingga mencapai Kashgar yang waktu itu merupakan ibukota Turkistan Timur yang hari ini dinamakan oleh China, Xinjiang. Dengan itu sempurnalah pembebasan Turkistan pada tahun 95 H. Kemudian ia berdiri di depan pintu tembok China bersama pasukannya dan bersumpah akan memasuki Tanah China. Lalu Raja China mendengar hal itu. Ketakutan dan kegentaran pun menderanya. Selanjutnya Raja China itu mengirimkan delegasi untuk berunding dengan sang Panglima Muslim, dengan ketentuan, Raja China itu akan membayar jizyah seraya mengirim tanah yang dibubuhi dengan sumpahnya.

Begitulah dulu gambaran kemuliaan Islam dan kaum Muslim! Dulu kaum Muslim mulia dengan pertolongan Tuhan mereka, kuat dengan agama mereka, lantang superior, laksana tembok yang kokoh. Tidak ada seorang pun yang menginginkan keburukan terhadap Islam dan kaum Muslim, yang berani lancang menyentuhnya, bahkan sekadar untuk mendekatinya saja.

Wahai Kaum Muslim:

Sesungguhnya apa yang Anda temui di belahan bumi manapun telah cukup untuk membuat Anda merenungkan dan memikirkan jalan dan masa depan. Ataukah terhadap Anda layak diberlakukan firman Allah SWT:

أَوَلاَ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لاَ يَتُوبُونَ وَلاَ هُمْ يَذَّكَّرُونَ

Tidakkah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak juga bertobat dan tidak pula mengambil pelajaran? (QS at-Taubah [9]: 126)

Sesungguhnya Hizbut Tahrir menyeru Anda untuk berjuang serius dan penuh kesungguhan menolong Hizbut Tahrir untuk mendirikan Khilafah. Dengan itu umat ini akan kembali menjadi umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia dan Khilafah akan kembali menjadi negara adidaya pertama di dunia. Khilafahlah yang akan memotong leher-leher mereka yang berani menjulur menyerang Islam dan kaum Muslim. Khilafahlah yang akan memotong tangan mereka yang berani terulur kepada Islam dan kaum Muslim dengan niat buruk. Pada waktu itu Turkistan dan bumi Islam lainnya akan memiliki sosok ‘al-Mu’tashim’ yang menjawab permintaan tolong umat dan menuntut balas atas orang yang menzaliminya serta kembali menyinari bumi dengan cahaya Khilafah.

وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

Pada hari itu kaum Mukmin bergembira karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang (QS ar-Rum [30]: 4-5).

17 Rajab 1430 H/10 Juli 2009 M

Hizbut Tahrir

KUTIPAN PERNYATAAN

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Ibu kota wilayah Xinjiang, Urumqi, bergolak. Umat Islam etnis Uighur di sana masih terus terancam. Setelah aparat keamanan Cina membantai mereka dalam aksi protes terhadap kebijakan pemerintah Cina yang diskriminatif pada 5 Juli lalu yang membuat 156 orang tewas, 1434 ditahan dan lebih dari 1.000 lainnya terluka, kini giliran ribuan etnis Han, yang sengaja dimukimkan pemerintah Cina di wilayah Xinjiang, turun ke jalan-jalan di Urumqi, ibukota wilayah Xinjiang, guna memburu warga Muslim yang tidak berdaya.

Kelompok Uighur di pengasingan menyebut adanya “genocide” (pembersihan massal) terhadap kaum Muslim di wilayah Xinjiang. Bersenjatakan pentungan dan lainnya, etnis Han memburu etnis Uighur. Warga Muslim yang tidak bisa menyelamatkan diri babak-belur hingga sekarat, menjadi bulan-bulanan kebrutalan etnis Han. Menurut saksi mata, tak satu pun etnis Han yang melakukan serangan itu ditahan polisi.

Berkaitan dengan peristiwa pembantaian kaum Muslim di Turkistan Timur (Xinjiang) tersebut, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Apa yang terjadi pada 5 Juli lalu dan aksi-aksi sesudahnya di wilayah Xinjiang, Cina, ditambah dengan apa yang terjadi di wilayah lain di dunia seperti di Thailand Selatan, Philipina Selatan, Rohingnya, Myanmar, Jammu Khasmir dan lainnya menunjukkan bahwa umat Islam minoritas di manapun sesungguhnya dalam keadaan menderita, hidup dalam tekanan, penindasan dan perlakuan diskriminatif dari penguasa di wilayah itu. Slogan kebebasan, keadilan, persamaan dan perlakuan non diskriminasi dari demokrasi, HAM dan nilai-nilai sekular hanyalah omong kosong. Semua itu tidak berlaku untuk umat Islam. Dunia akan ribut jika yang menjadi korban adalah warga Barat, tetapi diam seribu basa jika yang menjadi korban adalah umat Islam.

2. Kenyataan di atas juga menunjukkan bahwa demikian buruknya keadaan umat yang disebut al-Quran sebagai khayru ummah (umat terbaik). Semua ini terjadi karena memang umat tidak memiliki pelindung (khalifah). Di sinilah letak pentingnya perjuangan penegakan Khilafah. Hanya jika umat Islam bersatu di bawah naungan Khilafah, harta, jiwa dan kehormatan mereka akan terjaga. Berkembangnya Islam ke berbagai belahan dunia, termasuk ke wilayah Cina, tidak lain adalah berkat usaha yang dilakukan oleh para khalifah pada masa lalu. Semasa Khilafah masih eksis, mereka hidup dalam keadaan aman, tenteram, adil dan sejahtera.

3. Memperingatkan pemerintah Cina untuk segera menghentikan kezaliman terhadap kaum Muslim. Pemerintah Indonesia, juga negara-negara Islam lain, hendaknya menekan pemerintah Cina agar segera menghentikan kezalimannya dan memulihkan hak-hak Muslim di sana. Umat umat Islam juga perlu menyadari bahwa kenyataan-kenyataan di atas semestinya semakin menggelorakan semangat perjuangan penegakan Khilafah dan tidak lagi mempercayai doktrin dan intitusi sekular yang sekarang ada. Umat Islam hanya bisa berharap pada Islam dan Khilafah.

(Dikutip dari sebagian Pernyataan Hizbut Tahrir Indonesia Nomor: 164/PU/E/07/09; Jakarta, 12 Juli 2009/7 Rajab 1409 H).

KOMENTAR AL-ISLAM

Anas Urbaningrum: Hati-hati Tuding Intervensi Asing (dalam Pilpres 2009, red.) (Kompas, 14/7/2009).

Agar tidak sekadar tudingan, campur tangan asing di negeri ini harus dibuktikan oleh semua pihak!

3 comments

  1. semoga khilafah sgra tegak kmbaliamin

  2. yandi hermawan

    Khilafah Pasti Tegak Kembali.. !! Pasti ! Allohu Akbar !

  3. assalammu’alaikum Wr. Wb

    masya Allah sungguh saya sangat ngeri ketika melihat pembantaian demi pembantaian terhadap kaum muslimin,sampai kapankah orang-orang kafir akan berhenti membantai saudara-saudara kita,saya sangat mengagumi perjuangan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir,semoga Allah senantiasa memberikan hpertolongan untuk memperjuangkan syariah dan khilafah.amin.terima kasih.wassalammu’alaikum Wr Wb.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*