Golput Pilpres Capai 27,7 Persen

JAKARTA — Jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilu presiden dan wakil presiden 2009 atau disebut dengan golongan putih (golput) tercatat sebanyak 49.212.158 orang atau 27,77 persen dai total jumlah pemilih.

Dari hasil rekapitulasi nasional pilpres, di Jakarta, Kamis, jumlah pemilih yakni sebanyak 177.195.786. Jumlah pemilih tersebut terdiri dari jumlah pemilih yang terdapat pada daftar pemilih tetap dan yang menggunakan kartu tanda penduduk untuk memilih.

KPU mencatat, jumlah pemilih yang menggunakan haknya dalam Pilpres 8 Juli 2009 yaitu 127.999.965 orang atau 72,24 persen, dan sisanya sekitar 27,77 persen atau 49.212.158 orang tidak menggunakan haknya. Sementara dari jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya, suara sah tercatat sebanyak 121.504.481 dan suara tidak sah 6.479.174.

Ketika ditanya tentang jumlah suara tidak sah dan pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, Ketua KPU tidak berkomentar banyak. Ia hanya mengatakan KPU telah berupaya semaksimal mungkin untuk sosialisasi. “Kita sudah sosialisasi dengan maksimal,” kata Hafiz Anshary.

Persentase jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, paling banyak adalah di luar negeri. Daftar pemilih tetap luar negeri yaitu 1.147.660 pemilih, yang menggunakan hak pilihnya yaitu 367.980, sedangkan 796.020 tidak memilih.

“Harapan kami, jumlahnya kurang dari 50 persen. Ini tidak maksimal,” katanya menanggapi jumlah pemilih di luar negeri yang tidak memilih.

Pengguna KTP
Dalam rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional tersebut diketahui jumlah pemilih yang menggunakan KTP untuk memilih yaitu 382.393 di seluruh Indonesia.

Menurut Ketua KPU, jumlah tersebut tidak merepresentasikan jumlah pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT. Hafiz mengatakan pemilih yang menggunakan KTP belum tentu tidak terdaftar dalam DPT. “Bisa jadi dia terdaftar di DPT, tetapi karena tidak membawa undangan, pemilih itu menggunakan KTP,” katanya.(Republika online, 23/7/2009)

8 comments

  1. Lucu, ya? Padahal sudah bisa menggunakan KTP…tapi tetap saja angka golput lumayan tinggi….kenapa, hayooo?
    Ya, karena bosan lah…setiap 5 tahun milih lagi…milih lagi…tapi tidak ada perubahan…Mau ganti pemimpin berkali-kali tapi tetap begini-begini saja nasib rakyat….bukan kesejahteraan yang ada, tapi justu kesengsaraan yang makin terlihat…
    Lha, bagaimana bisa berubah? Wong wadahnya saja sudah bobrok, hukum yang diterapkan saja hukum rimba…kesejahteraan ya cuma utopia…yang ada cuma siapa yang paling kuat, itulah yang menang…iya, to?
    Makanya…ganti atuh sistemnya dengan sistem yang mendudukkan manusia dengan segala fitrahnya sesuai dengan proporsinya….dan sistem macam itu tentunya tidak datang dari manusia, dong…wong manusia ini pandangan dan pikirannya terbatas…ya, harus dari yang nyiptakan alam dan seisinya, dong!

  2. SETUJU!
    LEBIH BAIK NGGAK MILIH DARIPADA DIPIMPIN ORANG YSNG TIDAK MENERAPKAN SYARI’AT ISLAM UNTUK MENGATUR RAKYATNYA!

  3. Betul kata Gus Dur “gitu aja kok repot” dari pada gonta ganti presiden hidup tambah susah mending GOLPUT aja.

  4. Ukh Nina ti TnhGrogot

    Tdk memilih jg pilihan.. Yap,tdk memilih krn alasan Ideologi,Smoga smakin tumbuh,tumbuh n tumbuh.. :)

  5. ummmu miqdad

    itu bukti bahwa rakyat sudah jenuh hidup dibawah naungan Kapitalis-Demokrasi. so……. tunggu apalagi sekarang Saatnya Khilafah memimpin dunia…Allahu Akbar!!!

  6. tidak cukup jika berhenti dengan tidak memilih pemimpin di sistem demokrasi. tapi harus terus berusaha agar sebentar lagi kita bisa membai’at khalifah.

  7. Abu Dhissyah

    Sekali lagi telah terbukti bahwa demokrasi tidak dipercaya lagi untuk menjadi sistem indonesia(dan sekali lagi pemimpin indonesia terkena sindrom syair band kuburan ….lupa – lupa ingat….akan janjinya setelah terpilih), rakyak indonesia saat ini butuh bukti bukan janji yang tidak bisa direalisasikan.
    Hanya syariat islam yang akan menjamin kesejahteraan rakyat indonesia dalam wadah naungan khilafah islamiyah.
    Ingat …ingat… back to Islam

  8. mudah-mudahan segera terbentuk mosi tidak percaya pada penguasa, dan putus hubungan antara rakyat dengan penguasanya yang dzolim, fasik dan kufur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*