Ketika kondisi di Lebanon memburuk, dan penduduknya sudah berada di tepi jurang kehancuran, maka menjadi suatu keharusan untuk berpikir serius dan mendasar yang mampu memberikan penyelamatan.
Mengingat sangat jelasnya visi kami, ketulusannya niat kami, dan kesadaran kami yang sebenarnya terhadap sesuatu yang akan menyelamatkannya, bahkan tidak ada yang akan menyelamatkan selain apa yang telah menjadi keyakinan kami, maka kami sampaikan kepada kaum Kristen Lebanon obat yang manjur dan balsem yang ampuh. Untuk itu, kami memulai dengan sebuah seruan yang Allah SWT serukan kepada mereka melalui lisan seorang Nabi yang mulia, dan Rasul yang terpercaya, yaitu Muhammad bin Abdillah SAW.. Allah SWT berfirman:
قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
“Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)’.” (TQS. Ali Imran [3] : 64)
Kami menyeru kalian untuk bersatu di atas kalimah (bendera pemersatu) Islam, yaitu La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan Muhammad itu utusan Allah); kami tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun di antara ciptan-Nya dalam beribadah kepada-Nya; dan kami tidak akan membuat Tuhan lain selain Allah, sebab Allah-lah satu-satunya Tuhan, sedang yang selain Allah semuanya adalah makhluk (ciptaan)-Nya.
Alah telah menurunkan kitab-kitab suci-Nya kepada para utusan-Nya. Dan Allah telah menjadikan al-Qur’an sebagai risalah yang terakhir. Al-Qur’an itu diturunkan oleh Allah kepada penutup para Nabi dan Rasul, yaitu Muhammad SAW. Kemudian, Allah mengutusnya untuk seluruh umat manusia, baik mereka itu ahlul kitab (penganut agama samawi), maupun bukan. Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (TQS. Saba’ [34] : 28).
Allah SWT telah memilih Muhammad SAW untuk dijadikan Rasul (utusan) kepada seluruh umat manusia. Allah SWT berfirman:
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
“Katakanlah: ‘Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua’.” (TQS. Al-A’raf [7] : 158)
Dan Allah menjadikan agama yang diridhainya hanyalah Islam. Allah SWT berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (TQS. Ali Imran [3] : 19).
Allah SWT benar-benar menuntut kepada seluruh umat manusia agar beriman dengan agama Islam, dan meningalkan agama-agama selain Islam, kemudian hanya berpegang-teguh dengan agama Islam semata, dan meninggalkan semua yang selain Islam.
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (TQS. Ali Imran [3] : 85)
Allah SWT benar-benar telah menjelaskan bahwa agama-agama sebelum Islam ajarannya telah didistorsi, dirubah, dan diganti. Allah SWT berfirman:
فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ
“Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 59)
dan firman-Nya:
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ
“Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya.” (TQS. Al-Maidah [5] : 13)
Allah SWT benar-benar telah berjanji untuk menjaga agama Islam dari usaha-usaha mengubahnya, menggantinya, dan mendistorsinya. Allah SWT berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (TQS. Al-Hijr [15] : 9).
Untuk itu, maka al-Qur’an satu-satunya kitab suci yang isinya tetap terjaga dan terpelihara, sebab al-Qur’an diturunkan tanpa diikuti oleh adanya perubahan, penggantian, dan pendirtorsian apapun. Dan hal ini telah disepakati oleh dunia seisinya, baik mereka yang mengingkarinya dan apalagi mereka yang mempercayainya.
Sesungguhnya akidah Islam adalah satu-satunya akidah yang benar. Akidah Islam adalah akidah yang dihasilkan dari proses berpikir, sehingga sesuai dengan fitrah manusia. Akidah Islam adalah akidah yang darinya terpancar sistem kehidupan Islam. Allah menjadikan agama Islam sebagai agama yang paling sempurna, dan menjadikannya sebagai sistem kehidupan global dan universal, yang akan mengatur semua hubungan manusia, baik hubungan dengan penciptanya, dengan dirinya, maupun dengan sesamanya. Oleh karena itu, Islam diturunkan sebagai sistem kehidupan yang sempurna, yang mampu menjawab semua problem kehidupan manusia, sejak diturunkannya hingga hari kiamat. Sebab, Allah membangun Islam berasaskan kemanusiaan yang akan menjawab semua persoalan manusia dari sisi manusia, serta dari sisi fitrah yang telah diciptakan Allah untuk manusia.
Oleh karena itu, akidah Islam adalah kaidah (landasan) pemikiran Islam, dan sekaligus kepemimpinan pemikiran Islam. Akidah Islam adalah akidah politik, yang darinya terpancar semua solusi atas setiap fakta dan realita, serta darinya pula terpancar peradaban (hadharah) Islam dan pandangan hidup Islam. Akidah Islam merupakan satu-satunya pandangan hidup yang benar, dan peradaban Islam adalah satu-satunya peradaban yang benar, sementara semua peradaban selain peradaban Islam adalah peradaban yang rusak dan palsu, sebab peradaban itu dibuat oleh akal manusia yang banyak kekurangannya.
Adapun peradaban Islam, maka ia dibuat oleh Dzat yang telah menciptakan alam semesta, manusia, dan kehidupan. Sehingga Dia-lah yang tahu persis tentang hakikat semuanya, apa yang menjadi kebiasaannya, dan apa yang pantas dan layak untuk semuanya. Oleh karena itu, peradaban Barat yang mereka pegang teguh dan mereka banggakan tidak lain adalah peradaban sampah yang rusak, sebab ia dibangun di atas akidah yang rusak, akidah yang rentan, dan akidah hasil kompromi (jalan tengah), yaitu akidah yang memisahkan agama dari kehidupan, akidah yang bebas dari nilai-nilai luhur, bahkan bebas dari nilai-nilai Kristen sekalipun. Sebab, akidah Barat tersebut telah memisahkan agama dari kehidupan, sehingga menjadikan agama Kristen dan nilai-nilai Kristen bersifat pribadi dan hanya di gereja, karena semuanya tidak ada hubungannya dengan semua urusan manusia dan semua persoalan hidupnya.
Untuk itu, sudah tidak ada lagi dalam peradaban Barat nilai spiritual, nilai moral, dan nilai kemanusiaan, sementara yang ada hanyalah nilai materi yang dibangun di atas asas manfaat, dan nilai materi inilah satu-satunya nilai yang mengendalikan peradaban Barat, dan negara-negara Eropa. Oleh karena itu, ketika kami menyaksikan mereka melakukan genosida terhadap bangsa-bangsa lain untuk menguasai kekayaannya, sumber alamnya, dan negerinya, maka itu merupakan bentuk penerapan atas peradaban yang mereka yakini, dan menerapkan nilai materi yang mereka pegang teguh, serta mewujudkan manfaat yang karena tuntutan manfaat itulah semua urusan mereka jalankan.
Apa yang dilakukan bangsa Amerika dengan membantai (genosida) suku Indian di Amerika; apa yang dilakukan Eropa di Afrika dan Asia, yang telah menjarah kekayaannya dan merampok sumber daya alamnya, menumpahkan darah penduduknya, memperkerjakannya secara paksa, memperbudaknya, dan memperlakukannya sebagai warga kelas dua (rendah), seperti perlakukan terhadap orang-orang Negro di Amerika Serikat, negara (rakyat) Commonwealth di Inggris, dan bangsa koloni di Perancis, semua itu adalah bentuk praktek nyata terhadap nilai-nilai peradaban yang mereka yakini.
Dengan demikian, peradaban mereka tidak lain adalah praktek nyata terhadap penerapan hukum rimba, aplikasi praktis atas sebuah kebiadaban dan kekejaman. Sehingga, betapa mudahnya mereka melakukan pembunuhan masal (genosida), dan menumpahkan darah, bahkan darah anak-anak sekalipun, semua itu tidak lain selain manifestasi dari peradaban Barat yang mereka imani, nilai-nilai peradaban yang mereka nyanyikan, dan yang mereka banggakan sebagai nilai-nilai peradaban yang beradab dan modern, walaupun dalam kenyataannya itu hanya kebiadaban, egoisme, dan barbarisme.
Sementara peradaban Islam adalah satu-satunya peradaban yang dibangun di atas akidah (kepercayaan) yang sesuai dengan fitrah manusia, dan diambil melalui proses berpikir. Akidah Islam adalah akidah politik yang darinya lahir sistem kehidupan, yang mengidentifikasi pandangan hidup, bahwa apa yang ada dalam kehidupan ini semuanya adalah makhluk (ciptaan) bagi sang Khalik (Pencipta). Sehingga kehidupan ini harus dijalankan dan diatur berdasarkan perintah dari sang Khalik (Pencipta). Oleh karena itu, peradaban Islam adalah kumpulan konsep-konsep tentang kehidupan yang dibangun dan dilahirkan berdasarkan kepercayaan (akidah Islam) ini. Sehingga, peradaban Islam merupakan satu-satunya peradaban yang benar, yang membawa nilai-nilai luhur, yang akan membentuk masyarakat bermoral, dan membangun masyarakat berbudi. Peradaban Islam datang membawa nilai spiritual, nilai moral, nilai kemanusiaan, dan nilai materi. Peradaban Islam menjdikan keempat nilai ini, termasuk nilai materi dijalankan berdasarkan perintah Allah SWT dan larangan-Nya. Karena itu, dalam menjalankan semuanya wajib sesuai dengan hukum syara’.
Islam mewajibkan kaum Muslim untuk mewujudkan dan menyebarkan nilai-nilai ini, dan menjadikan jihad sebagai metode penyebarannya dan sekaligus metode penyebaran Islam, serta meninggikan kalimah (agama) Allah. Bahkan Islam melarang menjadikan jihad sebagai sarana untuk memperbudak, menjajah, dan mendominasi atas bangsa-bangsa lain, merendahkannya dan menjarah kekayaannya, namun jihad itu dilakukan agar kalimah (agama) Allah menjadi yang teratas. Allah SWT. berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (TQS. Al-Hujurat [49] : 15).
Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ
“Barasiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimah (agama) Allah yang teratas, maka ia berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)
Islam melarang keras kepada mereka yang berjihad membunuh anak-anak, kaum perempuan, dan orang tua, serta melarang membunuh orang-orang yang sedang menjalankan ibadah di tempat-tempat peribadatan, juga orang-orang yang tidak berada di medan tempur. Inilah yang menjadikan Islam mudah diterima dan tersebar di mana-mana.
Adapun apa yang dibawa oleh peradaban Barat, seperti demokrasi dan kebebasan, maka sunguh amat jelas kerusakannya, sangat tampak cacat dan celanya, sehingga bau busuknya sangat menusuk hidung, sementara apa yang terlihat setiap hari adalah bukti nyata atas semua itu.
Sedangkan kebebasan yang dibawa oleh peradaban Barat, maka cukup jelas kerusakannya, sebab kebebasan itu telah menelanjangi manusia dari martabat kemanusiaannya, sehingga membuatnya tidak berbeda dengan binatang, baik itu dalam hal kebebasan pribadi, atau kebebasan berkepemilikan. Padahal, Islamlah satu-satunya yang memiliki otoritas untuk mengatur semua perkara ini, dan memberinya solusi yang komprehensif yang dibangun berasaskan kemanusiaan dan fitrah manusia, sehingga semuanya sesuai dengan fitrah tersebut; serta menjadikan semuanya harus dijalankan sesuai dengan hukum syara’. Syara’ telah menetapkan apa yang dapat memuaskan semua nalurinya dan kebutuhan jasmaninya, tentu dengan sesuatu yang tetap menjaga nilai-nilai kemanuiaannya dan privasinya, dengan asas bahwa ia merupakan bagian dari masyarakat yang tidak terpisah darinya. Menjadikan tingkah laku yang sifatnya pribadi maupun tingkah laku terhadap orang lain—baik yang lain itu negara atau individu—harus dijalankan sesuai dengan hukum syara’. Oleh karena itu, Islam membentuk masyarakat yang stabil, serasi, dan harmonis yang tidak dikuasai hawa nafsu, atau sesuatu yang tanpa perhitungan. Dan menjadikan semuanya berdasarkan ketentuan hukum syara’.
Karena itu, kami menyeru kalian kepada Islam agar diri kalian terselamatkan di dunia dan akhirat, dan agar diri kalian bisa terbebaskan dari bencana dan kehancuran. Sementara kalian hidup di tengah-tengah kaum Muslim, hingga kalian menjadi bagian dari mereka, darah kalian dan darah kaum Muslim melebur, dan kalian menjadi kerabat yang hidup saling menyanyangi.
Jika kalian menolak masuk Islam, dan berpegang teguh dengan apa yang selama ini telah menjadi keyakinan kalian, maka kalian dibiarkan dengan semua itu, sebab Islam tidak memaksa siapapun untuk memeluknya. Allah SWT berfirman:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 256).
Namun yang kami minta dari kalian dengan semua itu adalah agar kalian tetap menjaga perjanjian yang telah dibuat di antara kita. Sebab, semua bencana yang sedang menimpa kalian, semua itu tidak lain karena kalian tidak menjaga perjanjian, padahal kalian diminta untuk menepatinya, sehingga kalian berada dalam jaminan keamanan kaum Muslim dan dalam pemeliharaan mereka.
Namun, tidak sedikit dari kalian yang sembrono, membatalkan perjanjian kalian, dan kalian membantu musuh Allah menghancurkan kaum Muslim, sehingga dalam kondisi yang demikian, tidak ada yang dapat dilakukan kaum Muslim selain memerangi kalian. Inilah satu-satunya—yakni ketidaksetiaan kalian terhadap perjanjian—yang menjadi penyebab kalian mendapat bencana dan musibah, baik di masa Daulah Abbasiyah, di masa kaum Salibis, maupun di masa Daulah Utsmani, karena kalian telah merusak perjanjian, maka kaum Muslim melakukan semua itu kepada kalian. Sungguh karena pertolongan Imam Auzai yang meminta (kepada penguasa Abbasiyah) agar membiarkan kalian, meski kalian telah merusak perjanjian, sebab kalian merusaknya bukan karena keinginan kalian.
Pada masa-masa perang Salib, Shalahuddin membiarkan (memaafkan) kalian, padahal kalian jelas-jelas membantu kaum salibis menyerang kaum Muslim. Sebenarnya kalian sudah mengetahui dengan jelas bahwa kaum salibis datang atas nama perang salib hanya untuk menipu kalian, padahal kedatangan mereka itu tidak lain adalah karena ambisi untuk menguasai negeri-negeri Timur, negeri-negeri kaum Muslim yang kekayaan dan sumber alamnya melimpah. Mereka datang untuk merampok dan menjarah kekayaannya, serta mendirikan kekuasaan, yang telah berlangsung selama 200 tahun hingga kami berhasil mengusir mereka, dan mereka pun dengan tertunduk malu kembali ke rumah mereka sendiri. Kemudian kami menerapkan hukum Allah dan hukum Islam selama 400 tahun.
Kami adalah pengasuh yang berpengalaman, pemilik nilai-nilai yang luhur, serta pembawa peradaban yang agung. Peradaban kami adalah satu-satunya peradaban yang benar. Sehingga kami tidak tidur di atas kezaliman dan penganiayaan. Dan ketika kami lengah, kami segera kembali menyongsong kebangkitan kami.
Begitu juga apa yang kalian lakukan di masa Daulah Usmani, kalian benar-benar menempatkan diri Anda di tangan negara Barat untuk menjadi alat-alat yang digunakan untuk menghancurkan negara Islam dan peradaban Islam. Sungguh, negara-negara Barat mampu melalui kalian memasukkan banyak ide dan konsep yang mereka jadikan sarana untuk mempengaruhi budaya Islam, dan konsep-konsep Islam, agar dengan itu kaum Muslim menjadi jauh dari agamanya, peradabannya, dan pemahamannya, serta dari pandangan hidupnya. Dengan apa yang kalian kerjakan ini, berarti kalian rela menjadi budak, pelayan, dan alat yang dikendalikan oleh negara-negara Barat, sehingga mereka mendirikan untuk kalian entitas Lebanon, yang kemudian mereka menjadikan entitas kalian ini sebagai jembatan utama yang digunakan untuk menyerang kaum Muslim, menghancurkan negara Islam, dan memusnahkan peradaban Islam. Mereka membisiki kalian bahwa usaha kalian ini memiliki nilai budaya yang unik, dan kalian memiliki misi peradaban yang harus kalian jaga, sebagaimana kalian menjaga Lebanon.
Namun, kenyataan yang sebenarnya atas nilai peradaban Lebanon ini artinya tidak lain bahwa Lebanon hanya akan menjadi kendaraan yang digunakan untuk mewujudkan kepentingan Barat, dan kaum Kristen Lebanon menjadi mata-mata dan alat penghacur yang dikendalikan Barat untuk menghancurkan Islam dan peradabannya, menghabisi kaum Muslim dan negaranya, serta menghalangi kembalinya Daulah Khilafah, kembalinya penerapan hukum Islam dan peradabannya, sehingga dengan demikian, negara-negara Barat tetap berkuasa di negeri-negeri kaum Muslim. Inilah makna sebenarnya bagi Lebanon dan nilai budaya yang unik dan luar biasa seperti yang mereka bisikan.
Ini artinya adalah pemisahan Lebanon dari asalnya, dan pemutusan dari lingkungan sekitarnya, dan menjauhkannya dari menjadikan Lebanon sebagai bagian dari neggeri-negeri kaum Muslim, padahal Lebanon merupakan bagian dari negeri Syam, sedang negeri Syam bagian dari negeri-negeri kaum Muslim. Dengan demikian, Lebanon adalah bagian dari negeri-negeri kaum Muslim.
Sehingga, menjadikan Lebanon sebagai sebuah entitas berbeda, yang memiliki nilai peradaban tertentu, bertentangan dengan asalnya dan sifat alaminya, bahkan tetap menjadikan Lebanon sebagai entitas berbeda, dengan sifat yang khas, maka hal itu berarti terus-menerus menjadikan Lebanon sebagai jembatan bagi Barat, dan alat yang dikendalikan oleh negara-negara Barat untuk menyerang Islam dan kaum Muslim, memusnahkan peradaban dan budaya Islam, dan untuk mencegah “kembalinya Islam ke tengah-tengah realitas kehidupan, dan menghalangi kembalinya negara Islam ke dunia. Dan ini artinya adalah pernyataan secara terbuka permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslim. Bahkan semua inilah yang membawa bencana dan petaka dalam kehidupan kalian.
Untuk itu, wajib atas kalian (umat Kristen) dan kaum Muslim untuk bekerja secara sungguh-sungguh mengembalikan Lebanon ke asalnya, dan mengembalikannya sebagai bagian dari negeri Syam. Sebagaimana kewajiban untuk menjauhkan Lebanon dari terus-menerus dijadikan jembatan bagi Barat, dijadikan alat penghancur yang dikendalikan Barat, sehingga Barat tidak bisa lagi menggunakan Lebanon untuk melawan kaum Muslim dan Islam. Dan semua itu bisa diwujudkan dengan mengembalikan Lebanon ke dalam pangkuan Islam dan hukum Islam, sehingga sifat pembeda ini hilang, yaitu sifat yang menyebabkan bencana dan mala-petaka, yang keburukannya tidak hanya dirasakan oleh kaum Muslim tetapi juga umat Kristen.
Sekarang, masih belum cukupkah dengan semua musibah dan bencara yang telah menimpa, bahkan kalian melakukan sesuatu yang lebih memperburuk keadaan, memperumit persoalan, dan memperkuat kebencian di atas kekuasaan kelompok orang-orang sesat, dari dua partai, yaitu al-Kataib dan al-Ahrar, yang masing-masing dipimpin oleh Shimon, dan Jamil. Setelah kalian melakukan penyerangan dan pengusiran terhadap penduduk Palestina, sementara kewajiban kalian adalah menolong dan menjadi penopang mereka. Telah datang kepada kalian Hafidz al-Assad dengan membawa tentara Suriah untuk mendukung dan melindungi kalian. Dan meskipun ia datang menurut rencana AS, namun ia datang untuk memikul tanggung jawab itu, dan ia siap untuk menerima konsekuensinya, seperti kutukan keras dari kaum Muslim. Akan tetapi, orang-orang partai al-Kataib dan pendukung Shimon, justru mereka mulai memerangi tentara Suriah yang kedatangannya adalah untuk melindungi mereka.
Sayangnya, mereka membalas kebaikan dengan keburukan. Mereka lebih memilih memberikan loyalitasnya kepada Jamil dan menolak kebaikan yang ditawarkan, dan kalian mulai memerangi tentara Suriah. Dan masalahnya tidak berhenti di situ, bahkan kalian mulai berkonspirasi dengan orang-orang Yahudi (Israel) sesuai dengan rencana Inggris untuk melawan kaum Muslim dan memukul mundur Suriah untuk melenyapkannya, dan tentaranya, yang membawa kebaikan untuk kalian, agar Israel menduduki Suriah, dan untuk mengembalikan pengaruh Inggris di Suriah, dan agar Israel menjadi negara yang abadi di wilayah itu. Dengan demikian, adakah pengkhianatan dan kedurhakaan yang lebih besar lagi dari ini?!
Sungguh kalian telah kehilangan pembimbing kalian. Kalian benar-benar telah disesatkan oleh Shimon dan Jamil. Shimon telah kehilangan kejelasan visinya. Ia semakin tua, dan semakin pikun, sehingga ia tidak lagi memiliki visi politik berwawasan jauh ke depan. Aktivitasnya ini tidak untuk kepentingan umat Kristen, baik untuk jangka pendek, apalagi untuk jangka panjang, justru yang terjadi malah sebaliknya, yaitu apa yang ia lakukan malah menghancurkan kepentingan umat Kristen baik jangkan pendek maupun jangka panjang. Apa yang ia lakukan ini malah akan menimbulkan kebencian terhadap umat Kristen karena telah berkonspirasi bersama Israel musuh semua kaum Muslim.
Dan Israel tidak akan melakukan intervensi dengan memberikan perhatian lebih, kecuali untuk kepentingannya, dan semua perintahnya selalui untuk kebaikkannya, sebaliknya menjadi bencana baginya (Shimon), partainya, partai al-Kataib, umat Kristen, dan semua orang-orang Lebanon.
Kemudian Shimon pasti akan mengetahui bahwa Israel gagal dengan apa yang diujicobanya, dan ia akan tetap gagal dengan semua itu, bahkan ia pun akan dilenyapkan di suatu saat. Sesungguhnya para penguasa Arab pengkhianat, mereka sama sekali tidak akan mampu untuk mempertahankan dirinya, dan ia pasti berakhir dengan kematian. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa nasibnya tidak akan lebih baik dari nasib para pasukan salibis.
Para pasukan salibis kembali ke rumah (negara) mereka sendiri, sementara mereka para pengkhianat tidak akan menemukan sama sekali rumah (negara) yang akan melindunginya. Karenanya, janganlah kalian tertipu dengan kekuatannya, dan banyaknya arsenal militernya. Sebab bagaimanapun ia memiliki persenjataan dunia, maka ketakukan selamanya akan menghantuinya, ketakutan akan selalu mendominasinya, dan ia senantiasa hidup dalam ketakutan demi ketakutan yang terus membayanginya. Bahkan ia mengetahui bahwa ia tidak pernah menang meski hanya sekali, sebab baginya sekali kemenangan berarti kehancuran selamanya.
Kami yakin bahwa senjata yang dimilikinya tidak akan bisa melindunginya. Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa benteng-benteng Yahudi yang begitu kuat dan kokohnya ternyata tidak mampu melindungi mereka. Dan mereka akan menghancurkannya melalu kekuasaan mereka sendiri dan melalui kekuasaan orang-orang beriman. Sehingga, kekalahan bagi mereka merupakan sesuatu yang pasti terjadi (terwujudkan). Allah SWT. berfirman:
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَاأُولِي الْأَبْصَارِ
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (TQS. Al-Hasyr [59] : 2).
Inilah nasib (garis hidup) yang pasti mereka jalani, di mana mereka tidak memiliki nasib selain ini. Rasulullah SAW telah memberitahukan kepada kita, seperti yang terdapat dalah Shahih al-Bukhari dan Muslim:
اِنَّنَا سَنُقَاتِلُ الْيَهُودَ وَ اِنَّنَا سَنَنْتَصِرُ عَلَيْهِمْ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ خَلْفَ الْحَجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
“Sungguh kami akan memerangi orang-orang Yahudi, dan kami pasti akan mengalahkan mereka, sehingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik batu, kemudian batu itu berkata, ‘Hai orang Islam, hai hamba Allah! Ini di belakangku ada orang Yahudi, maka ke sinilah dan bunuhlah dia, kecuali pohon gharqad, sebab ia termasuk di antara pohon Yahudi.”
Oleh karena itu, Israel tidak akan pernah melindungi kalian, dan tidak akan pernah menolong kalian. Begitu juga halnya dengan negara-negara Barat, Eropa, mereka tidak akan pernah menolong kalian, meski kalian telah meminta tolong kepadanya, sebab negara-negara Eropa juga memiliki kepentigngannya sendiri, sementara kepentingannya dapat diwujudkan tanpa melalui kalian. Oleh karena itu, mereka tidak memberikan kepada kalian selain kata-kata manis yang dicampur dengan racun yang mematikan, serta menempatkan orang-orang yang setia dengan mereka yang dapat dimanfaatkan ketika seuatu saat mereka membutuhkan kalian. Dengan demikian, Israel tidak akan pernah membantu dan menolong kalian, begitu juga halnya dengan negara-negara Barat. Ingat! Tidak akan ada yang dapat menolong dan membantu kalian, selain merespon seruan Islam yang kami sampaikan kepada kalian ini, atau kalian harus tetap konsisten memenuhi kewajiban perjanjian yang telah kalian buat dengan kami, bekerja untuk memulihkan dan mengembalikan Lebanon ke kondisi semula, mengembalikannya pada tabiat aslinya, menjauhkannya dari menjadi entitas yang terpisah dengan membentuk karakteristik yang berbeda, yakni menjauhkannya dari menjadi alat kekuasaan Barat yang digunakannya untuk menyerang Islam, dan mengembalikannya ke dalam pangkuan kekuasan kaum Muslim, serta jauhilah dari dikuasai kelompok-kelompok kecil yang tersebar di tengah-tengah masyarakat, sebab itu semua bertentangan dengan karakteristik segala sesuatu.
Untuk itu, kami berharap kalian mengkaji seruan kami ini dengan penuh keseriusan, dan penuh perhatian, dan hendaklah kalian sadar kembali bahwa kalian selama ini hanya mengikuti kemauan Shimon dan Jamil, sehingga kalian banyak menumpahkan darah kalian. Untuk itu, selamatkan diri kalian dari penderitaan dan kesengsaraan yang masih menghantui kalian. Inilah satu-satunya yang dapat mengakhiri problem di Lebanon, mengakhiri problem-problem kalian, bahkan inilah satu-satunya yang akan menyelamatkan kalian dari berbagai musibah, bencana, dan malapetaka, serta yang akan menjaga keamanan dan ketentraman kalian.
وَاللّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (TQS. Yisuf [12] : 21).
7 Sya’ban 1398/12 Juli 1978
Hizbut Tahrir
Sumber: Pernyataan dari Hizbut Tahrir dikeluarkan pada tanggal 12 Juli 1978
Subhanallah……
Yup Emang BenarRemaja Harus Berkontribusi dalm Memperjuangkan Syariah dan Khilafah…
Takbir. Allahu Akbar!
Yaa allah,bukakanlah mata hidayah saudaraku. allahu akbar.
Yaa Allah, berilah mereka petunjuk agar mereka memahami kebenaran & berikanlah mereka kekuatan.