Stop Liberalisasi Seks, Wujudkan Reproduksi Sehat Untuk Remaja
HTI Press-Remaja Indonesia: Stop Seks Bebas! Remaja Indonesia: Bertakwa dan Cerdas! Remaja Indonesia: Pejuang Khilafah yang Tangkas! Inilah yel-yel yang diteriakkan peserta Konferensi Remaja Indonesia dengan tema: Stop Liberalisasi Seks, Wujudkan Reproduksi Sehat Untuk Remaja, Sabtu (25/7) di Gedung Aula Martabe Kantor Gubernur Sumatera Utara. Sekitar 800 remaja dari SMP, SMA, perguruan tinggi negeri dan swasta di Provinsi Sumatera Utara hadir memadati ruangan. Hadir pula para guru dan dosen.
Konferensi diawali opening art berupa puisi dengan judul: “Jangan Hancurkan Masa Depan Kami”. Puisi yang menggambarkan kegundahan remaja terhadap lingkungan yang cenderung merusak ini begitu menggugah peserta. Remaja diserang budaya permisif (serba boleh) yang berasal dari media dan kebijakan penguasa seperti kurikulum pendidikan seks. Pendidikan ini justru memberi stimulus remaja untuk melakukan hubungan seksual. Dalam bait puisi itu, remaja memohon perlindungan penguasa dengan cara menerapkan Hukum Islam. Acara dilanjutkan orasi narasumber.
Dita Hasni, S.Kes, orator pertama menyampaikan, remaja mempunyai peran sangat besar dalam perubahan. Hal ini tampak dari para sahabat Rasul yang berjuang untuk menerapkan hukum Allah, mayoritasnya adalah remaja. Seperti Zubair bin Awwam yang baru berusia 13 tahun, seumur siswa SMP kelas 1 saat ini. ”Namun remaja sekarang sibuk pacaran, kecanduan main play station, main facebook, terjerat narkoba, tawuran. Sebuah penelitian menunjukkan 97 persen siswa SMP dan SMA di Indonesia pernah melakukan hubungan seksual pra nikah,” ungkap beliau. Kondisi ini disebabkan remaja terjerat liberalisme, paham kebebasan yang membuat remaja meninggalkan aturan agama.
Orator kedua, dr. Mestika, SP.Og, menyeru orang tua dan guru untuk membekali remaja dengan keimanan dan ketaqwaan, agar terhindar dari lingkungan merusak. ”Kondom tidak menghambat penularan HIV/AIDS. Jadi, jangan termakan dengan propaganda yang menyesatkan. Cara menghambat HIV/AIDS adalah meninggalkan aktivitas free sex,” ungkap beliau. Beliau juga menyatakan, aborsi sangat berisiko dan berbahaya bagi wanita, sehingga tidak boleh dilegalkan.
Agenda Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) merupakan hasil dari International Conference of Population and Development (ICPD). Sebelum KRR dicanangkan, free sex telah dilakukan sekitar 10 persen remaja. ”Namun setelah sosialisasi KRR, data tahun 2008 menunjukkan free sex di kalangan remaja meningkat drastis menjadi 62,7 persen, ” ungkap Asmaul Husna selaku pembicara pertama. Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir ini menyimpulkan bahwa KRR bukan menyehatkan reproduksi remaja, namun sebaliknya, malah merusak reproduksi remaja. Menurutnya, maraknya free sex tentu diikuti dengan maraknya aborsi. Allah SWT telah mengatur pergaulan remaja, agar terjaga kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, beliau menyeru remaja untuk meninggalkan gaya hidup liberal. Remaja Indonesia harus menjadi remaja cerdas, yaitu remaja yang memiliki pandangan hidup Islam. Yang dengannya remaja mampu menyelesaikan permasalahan hidupnya, masyarakatnya dan negaranya. “Visi hidup remaja adalah ‘La Ilaaha illallaah, Muhammadurrasulullaah’, hidup remaja untuk beribadah kepada Allah,” lanjut beliau.
Sri Cahyo Wahyuni, S.Psi kembali menegaskan KRR merupakan upaya meliberalkan pergaulan remaja. Ini merupakan agenda penjajah, yaitu Amerika dan sekutu-sekutunya. Untuk lepas dari agenda-agenda penjajah yang merusak remaja ini, maka tidak ada cara lain yaitu dengan menegakkan Khilafah. Sebuah negara yang menerapkan Hukum Islam. ”Setuju untuk menegakkan Khilafah?” tanya beliau kepada peserta. ”Setujuuu….!” sambut peserta dengan semangat. ”Ali bin Abi Thalib, pada usia 8 tahun sudah berjuang untuk menegakkan Khilafah. Maka, adik-adik di depan saya ini sudah layak menjadi pejuang khilafah. Jadi jangan dianggap anak kecil ibu-ibu,” serunya kepada para guru. ”Supaya bisa menjadi pejuang Khilafah seperti Ali bin Abi Thalib, maka adik-adik harus bergabung dengan partai politik Islam yang memperjuangkannya. Partai politik Islam ini akan membina adik-adik dengan aqidah dan pemikiran Islam sehingga menjadi remaja yang memiliki keimanan yang kokoh. Dengan ini pula akan terbentuk remaja yang peduli bangsa, berupaya menyelesaikan masalah bangsa ini dengan Islam,” lanjutnya.