Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono mengakui jika pihaknya menerima dana sejumlah Rp3 miliar dari pihak Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu menemukan bahwa PT BTPN sebagian besar sahamnya dikuasai asing.
“Kami mengundang mereka untuk menanyakan apa benar mereka menerima sumbangan dari BTPN. Mereka akui terima dana BTPN Rp3 miliar,” kata Anggota Bawaslu Wirdyaningsih kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/7).
Bawaslu memanggil bendahara Timkamnas Garibaldi Thohir yang datang didampingi oleh wakil Timkamnas Djoko Suyanto dan Koordinator Tim Advokasi dan Hukum SBY Amir Samsuddin. Pemanggilan tersebut disebabkan kewenangan bendahara untuk mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran dana kampanye tim tersebut.
Pemeriksaan yang lebih dari dua jam tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa pasangan tersebut terbukti menerima aliran perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing, dalam hal ini adalah Texas Pacific Group Nusantara.
Dalam situs bankbtpn.co.id, tertera bahwa 71,61% saham BTPN tersebut dimiliki oleh perusahaan asing yang bergerak di bidang investasi dan keuangan tersebut.”93,53% dananya dimiliki asing. Itu berdasarkan data pada 31 Mei 2009. 93,51% itu dimiliki perusahaan asing, 0,02% dimiliki perseorangan asing. Nah, 71 persenannya dimiliki TPG itu,” imbuh Anggota Bawaslu Wahidah Suaib.
Lebih lanjut, Wirdya menyatakan bahwa pihak timkamnas SBY-Boediono menyatakan tidak mengetahui soal mayoritas kepemilikan asing dalam aliran dana tersebut. Mereka, tuturnya, berpendapat bahwa karena BTPN dinyatakan perusahaan terbuka yang sebagian sahamnya diputar di pasar modal sehingga modalnya lebih banyak diputar di publik.
Sedangkan, pihak Bawaslu berpendapat perusahaan asing itu jika minimal kepemilikan saham sebesar 51 persen. Sehingga, ia menilai ada perbedaan pendapat yang harus diselesaikan dengan meminta keterangan ahli hukum ekonomi. (Mediaindonesia.com, 29/7/2009)
ini semakin membuktikan kepada kita bahwa penguasa disetiap negri muslim adalah kaki tangan asing
alhamdulillah, untung saya abstain. :)
memang sudah lama, kalo menjadi kaki tangan asing. Dan berita diatas adala salah satu deret buktinya.
Allah Maha Besar dan Maha Tahu, maka sangat mudah bagi Dia untuk mengungkap kebohongan yang selama ini dipendam.
Allahuabar.
apakah para pemimpin kita tahu apa akibatnya kalau mereka menghianati rakyat ? dengan menjadi kaki tangan asing berarti mereka telah melalaikan amanah rakyat. apa pertanggung jawaban mereka kelak di akhirat? apa mereka tidak takut hari pembalasan ?
Innalillahi….Ingat, No Free Lunch!!!
Apalagi yang akan diminta asing sebagai kompensasi pemodal? wahai penguasa, jangan kau gadaikan negeri dan rakyat ini dengan harga yang murah! sesungguhnya hisab Allah sangat berat dan teliti
itu membuktikan bahwa jas buka’ iket blangkon sam juga sami mawon, saya jadi smakin gemes aja sama mereka2 itu, rasanya ingin sekali saya lempari teluir busuk mereka.
Innalillahi Wainna Ilaihi Raaji’uun.
Semoga Ummat lebih sadar siapa sebenarnya pemimpin mereka!!!!
Akhirnya Ngaku jg, Gmn tidk da ketahuan sih, So nda bisa Ngelak Lg……..
Yup benar skali, ni adalh bukti bahwa pemimpin kita adalah kaki tangan Asing… So jgn heran kedapannya,klu kepentingan asing yg akandidahulukan ktmbang Rakyatnya.
Tidak perlu repot2 lah…
Tanyakan apa berani mereka (banwaslu) berbicara
kepada tim kampenye SBY-Boediono sehingga mereka bukan hanya menegur tetapi menindak tegas pelanggaran tsb
sehingga dapat hukuman yang setimpal
pasti jawabanya nanti dulu lah….(lagu lama) takut …
Jadi kita tidak perlu heran negeri ini memang sudah dalam cengkraman luar negeri dari sisi ekonomi, budaya, sosial bahkan politik.
Hanya Islam yang dapat mensejahterahkan negeri ini
Allah Akbar.
Kalau begitu faktanya maka jangan heran nantinya dalam pemerintahan mendatang mereka akan memihak Asing dan itulah fakta demokrasi yang berkuasa adalah para pemilik modal…
lanjutkan mau susah mau dijajah mau bangkrutkek kan rakyak yang milih lanjutkan he…he ..gitu aja kok taut kita dah biasa miskin dan susah bonus payah ..
Berita ini kurang begitu terekspos di media. Sudah dibungkam kah media? Masyarakat jadi kurang tahu, kalau rejim2 penguasa mereka sering menjadi kepanjangan tangan kepentingan (penjajah) asing.