Seminar Tokoh Muslimah Daerah Lampung “Selamatkan Remaja dari Seks Bebas”
HTI Press-Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Lampung mempertemukan tokoh Muslimah dalam seminar daerah dengan tema Selamatkan Remaja dari Seks Bebas. Acara seminar yang bertempat di Balai Keratun (Komp. Pemerintahan Lampung) ini adalah buah kepedulian Muslimah Hizbut Tahrir Daerah Lampung terhadap perilaku seks bebas remaja. Fakta menunjukan bahwa 62,7 % remaja melakukan seks bebas , sebagaimana yang berhasil di ungkap oleh KPA( Komisi nasional perlindungan anak) tahun 2008 di 33 propinsi.
Dan atas keprihatinan terhadap pergaulan remaja yang begitu bebas, seminar diikuti 76 peserta yang merupakan tokoh dari berbagai bidang (yakni para dokter, bidan, dosen, ormas, pondok pesantren, dan tim penggerak PKK ) dan tentu saja guru SMA. Seminar ini menghadirkan 3 Pembicara untuk membahas masalah tersebut. Adapun pembicara pertama diisi oleh Dwi Hafsah Handayani, S.Psi dari Skala PKBI Lampung. Beliau menyampaikan tentang fakta kehidupan remaja dan pergaulannya. Beliau mengatakan bahwa dibutuhkan suatu penyelesaian agar remaja dapat terbebas dari perilaku seks. Selain itu, Rakhmawaty, S.Pi yang tidak lain anggota Lajnah Fa’aliyah MHTI Lampung, selaku pembicara II, memaparkan bagaimana pengendalian naluri seks dengan tata pergaulan islam. Beliau menjelaskan bahwa benar jika keadaan remaja begitu memprihatinkan tetapi bukan berarti kita melupakan apa yang menjadi permasalahan utama dari keadaan remaja saat ini, yakni tidak adanya pengendalian naluri seks yang benar. Baik remaja maupun pemerhati remaja masih memberikan penyelesaian dengan melihat masalahnya saja. Memberikan pemahaman seks tanpa mempertimbangkan aqidahnya tentu membahayakan. Dan itu terlihat sekarang. Meskipun banyaknya program yang terkait dengan remaja sudah diadakan, tetap saja masalah remaja tidak selesai. Untuk itu, sebagai pembahas terakhir, Ade Kumalasari, S.Tp. , Ketua DPD I MHTI daerah Lampung , dengan gamblang menjabarkan bagaimana peran negara dalam penyelamatan remaja dari seks bebas. Beliau menyatakan bahwa perilaku seks remaja yang menyimpang membahayakan masa depan sebuah bangsa. Karena itu, negara bertanggung jawab besar untuk mengendalikan perilaku seks ini agar terarah sesuai Syari’ah. Beliau juga memaparkan mengenai kebijakan besar negara untuk menyelamatkan remaja, yakni negara harus melarang pornografi dan pornoaksi dalam kehidupan umum; negara harus membuka kran yang lebar untuk menikah sampai usia baligh, termasuk poligami, dan negara harus menerapkan sistem pendidikan yang berpijak pada perkembangan anak hingga mampu menghantarkan anak untuk dewasa dan mandiri tepat pada saat mereka baligh, hingga tidak ada kendala bagi mereka untuk menikah di usia muda. Dan tentu saja untuk merealisasikan hal tersebut hanyalah negara yang dapat melaksanakannya. Selanjutnya Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menawarkan para peserta untuk menghadiri dauroh pendidikan pada tanggal 15 Agustus mendatang. Tak hanya berhenti sampai disini, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyediakan 2 forum, yakni FORMIT (Forum Muslimah untuk Indonesia Sehat) dan ForKape (Forum Kajian Pendidikan).
Tidak hanya peserta, sejumlah media daerah pun meliput seminar ini. Diantaranya Lampung Ekspres dan Lampung POST dari media cetak. Sedangkan dari stasiun televisi daerah yaitu Lampung Mega Televisi, Siger TV, serta TVRI Lampung.(ul)