PBB mengumumkan bahwa lebih dari seribu warga sipil telah tewas dalam kekerasan yang terus meningkat di Afghanistan selama enam bulan pertama tahun 2009. hal ini mencerminkan adanya peningkatan sekitar 25% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sebuah laporan dari Unit Hak Asasi Manusia yang diutus oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk misi bantuan di Afghanistan menyebutkan bahwa peningkatan jumlah pasukan pendudukan asing yang sekarang jumlahnya menjadi sekitar 90 ribu tentara sebagai salah satu faktor tingginya jumlah korban warga sipil, yang mencapai 1.013 jiwa orang meninggal.
Selama periode yang sama pada tahun sebelumnya telah menewaskan 818 warga sipil. Sedangkan pada enam bulan pertama tahun 2007 telah membunuh 684 warga sipil.
Laporan ini juga mengkritik pasukan pendudukan internasional dan pasukan pemerintah Afganistan, di mana karena serangan udara yang gencar mereka lakukan telah mengakibatkan ratusan warga sipil Afghanistan tak berdosa meninggal, yang kebanyakan dari mereka adalah kaum perempuan dan anak-anak.
Laporan itu juga menambahkan bahwa banyaknya korban sipil ini menjadi sumber utama ketegangan antara Pemerintah Afganistan dan Amerika Serikat. Dan inilah yang mendorong Washington untuk mengangkat seorang komandan Amerika baru di Afghanistan, yaitu Jenderal Stanley McChrystal.
Sisi lain, pasukan pendudukan NATO mengumumkan tentang terbunuhnya dua prajurit “ISAF” dalam sebuah serangan yang dilancarkan oleh para milisi di bagian selatan negara.
Dengan demikian, jumlah tentara pendudukan yang tewas di Afghanistan bertambah menjadi 231 tentara sejak awal tahun ini. Bahkan untuk bulan Juli ini merupakan jumlah tewas terbesar bagi pasukan pendudukan internasional di Afghanistan, yaitu berjumlah 75 orang selama bulan Juli. Ini merupakan jumlah tewas bulanan terbesar sejak pendudukan atas negeri ini pada akhir tahun 2001, menurut statistik Barat. (islamtoday.net, 1/8/2009)