Washington – Serangan militer AS beberapa waktu lalu menewaskan banyak warga sipil tak bersalah di Afghanistan. Namun para prajurit AS yang terlibat dalam serangan udara mematikan itu tak akan dihukum.
Menurut pejabat tinggi militer AS, Laksamana Mike Mullen, tak mungkin menghukum tentara AS atas serangan itu.
“Setidaknya dalam pandangan saya, saya melihat tak ada yang akan menuju ke tindakan spesifik seperti yang Anda tanyakan,” kata Mullen dalam briefing Pentagon saat ditanya wartawan apakah tindakan disiplin mungkin dipertimbangkan untuk prajurit yang terlibat serangan di Afghanistan tersebut.
Bulan lalu militer AS melancarkan serangan udara terhadap pejuang-pejuang Taliban di Provinsi Farah, Afghanistan. Serangan itu ternyata menewaskan banyak warga sipil Afghan. Militer AS telah meminta maaf kepada pemerintah Afghan atas kejadian itu.
Menurut pejabat-pejabat Afghan, 140 warga sipil tewas dalam serangan itu. Namun menurut estimasi militer AS, korban sipil antara 20-35 orang dan jumlah pejuang Taliban yang tewas 80-95 orang.
“Ada beberapa estimasi tapi saya pikir kita tak akan pernah tahu berapa jumlah sebenarnya,” tutur Mullen, pimpinan Kepala Staf Gabungan AS seperti dilansir kantor berita Reuters , Jumat (19/6/2009).
Menurut pejabat-pejabat Pentagon, kematian warga sipil itu terjadi ketika sebuah pesawat pengebom B-1 yang terlibat dalam operasi itu mengidentifikasi sebuah gedung untuk diserang. Jet tempur tersebut menyerang gedung itu tanpa benar-benar memastikan bahwa para pejuang Taliban masih berada di sana.
“Ada masalah perintah dan kontrol, masalah rantai komando, sejumlah isu pelatihan yang harus kami atasi,” pungkas Mullen.
Sejak kejadian itu, para komandan AS di Afghanistan telah mengubah prosedur operasional untuk meminimalisir korban jiwa warga sipil. (detikNews, 19/06/2009)
@#$@#@$@#$…..
…mau nunggu azab Allah aja kali…