Kepala Pasukan Inggris yang baru, Jendral Sir David Richards meyakini misi Barat untuk menstabilkan Afganistan bisa memakan waktu selama 40 tahun.
Prediksi jendral Sir David Richards ini berdasarkan atas tiga tentara Inggris yang merupakan bagian dari Pasukan Elit Khusus (SFSG), terbunuh kaena ledakan bom di Afghanistan selatan.
Tiga orang anggota Pasukan SFSG tewas ketika kendaraan mereka dalam perjalanan terkena ledakan dekat Lashkar Gah di provinsi Helmand. Empat anggota unit selamat dari serangan tetapi semalam dalam kondisi kritis.
SFSG dibentuk pada tahun 2006. Tersusun sekitar 1 Batalyon, Resimen Parasut, anggotanya termasuk juga Marinir dan pasukan dari Resimen RAF. Ini adalah bagian dari gabungan Pasukan Khusus Inggris termasuk juga SAS, SBS dan juga Resimen Khusus Pengintaian, semuanya aktif di Afghanistan bersama dengan lebih dari 9.000 pasukan Inggris biasa.
Mantan komandan pasukan Inggris di Afghanistan, Sir David akan menjabat sebagai Kepala Staf Jendral pada akhir bulan, menggantikan Jenderal Sir Richard Dannatt, yang telah berulang kali mempertanyakan kebijakan Pemerintah terhadap misi di Afganistan.
Dalam sebuah wawancara majalah yang akan diterbitkan hari ini (8/8), Sir David menjelaskan skala tugas yang dihadapi oleh pemerintah Barat untuk mendirikan sebuah rezim Afghan yang stabil mampu menjamin negara tidak berdasar ekstrimis.
Sir David berkata: “Ini akan memerlukan waktu. Ini adalah pembangunan negara -bukanlah semacam guyonan, tetapi bangunan sebuah negara. Ini bukan hanya rekonstruksi, pekerjaan dan pemerintahan sederhana yang bekerja adalah kuncinya, dan harus ada rekonsiliasi yang kuat untuk elemen yang kedua.”
Dia menambahkan: “peran pasukan mungkin bisa berkembang, tetapi seluruh proses akan memakan waktu selama 30 sampai 40 tahun. Tidak ada kesempatan bagi NATO untuk menariknya keluar.”
Prediksi itu juga diamini oleh tokoh-tokh senior lainnya, termasuk Sir Sherard Cowper-Coles, mantan duta besar Inggris di Kabul, dan ini akan menambah ketakutan bahwa Barat dapat menjadi momok dalam dekade konflik di Afghanistan.
195 personil Inggris telah tewas di Afganistan pada tahun 2001, dan misi itu telah berkembang menjadi masalah politik bagi Perdana Menteri Gordon Brown. Sir Richard di depan publik telah mempertanyakan komitmen pemerintah untuk pertahanan, dan Gordon Brown telah menghadapi banyak pertanyaan tentang apakah pasukan di garis depan telah didukung dengan kendaraan yang cukup.
Pertanyaan tersebut berkembang dengan pengungkapan adanya tiga pasukan elit SFSG tewas ketika dalam perjalanan dengan kendaraan Jackal, yang memiliki lebih sedikit lapisan baja daripada beberapa kendaraan lainnya yang digunakan di Afghanistan.
Sumber MOD bersikeras bahwa kemampuan off-road Jackal menjadikan kendaraan tersebut sesuai untuk tugas SFSG.
Namun, Harian Telegraph Juni mengungkapkan bahwa beberapa komandan Inggris yakin Taliban yang sengaja menargetkan kendaraan dengan serangan bom karena tingkat keberhasilan yang tinggi.
Empat belas tentara Inggris telah tewas dalam perjalanan menggunakan Jackals. MOD mengkonfirmasikan bahwa orang-orang yang tewas dalam perjalanan kendaraan jenis Jackal 1, yang hanya yg berlapis baja ringan. Beberapa tentara Inggris yang menggunakan Jackals tahu bahwa mereka harus mencoba untuk meningkatkan perlindungan dengan menutup kendaraannya dengan lapisan baja tambahan.
Juru bicara MOD mengatakan bahwa kendaraan Jackals baru yang lebih bagus akan dikirim ke Afghanistan “segera” tetapi ia belum bisa memastikan tanggalnya. Terdapat lebih dari 9.000 pasukan Inggris di Afghanistan, dan angka ini cenderung naik lagi walaupun Gordon Brown menentangnya.
Jendral-jendral termasuk Sir David telah berargumen bahwa jumlah yang lebih besar akan membuat pertahanan pasukan Barat lebih aman. Jendral AS, Stanley McChrystal berharap untuk membuat permintaan resmi untuk penambahan pasukan Inggris dalam seminggu. Kepala baru NATO, Anders Fogh Rasmussen kemarin membuat panggilan publik untuk tambahan pasukan di Afghanistan selatan dimana pasukan Inggris bermarkas.
“Jujur, saya kira kita perlu lebih banyak pasukan,” katanya.
Pemilu Afganistan untuk meimilih presiden berlangsung pada bulan ini, dengan Presiden Hamid Karzai diharapkan dapat terpilih kembali.
Pemerintahan Karzai mempunyai dukungan Barat, tetapi investigasi Harian Telegraph menunjukkan bahwa berkembang kekhawatiran tentang kemampuan dan keinginan dia untuk menanggulangi korupsi dan perdagangan narkoba di negara ini. (mediaumat.com)
Saya hanya mengatakan KHILAFAH yang dapat mengehentikan itu semua.
Allah Akbar
Watak dari dulu tak pernah berubah, negara penjajah, imperialis dan perampok negeri lain. Pasukan orang-orang kafir, ekstrimis sekuleris, mati sia-sia. Tak ada guna! Konyol!