Al-Jazeera Pakistan dan lembaga polling Gallup Pakistan baru-baru ini menggelar survei yang melibatkan lebih dari 2.600 responden dari kalangan rakyat Pakistan. Kesimpulan dari hasil survei itu, mayoritas rakyat Pakistan mengecam campur tangan AS dalam urusan dalam negeri Pakistan dan menilai AS sebagai ancaman terbesar bagi rakyat Pakistan.
Hanya 11 persen responden yang menyalahkan Taliban atas berbagai serangan bom yang terjadi di Pakistan dan menewaskan banyak warga sipil, 18 persen menuding negara tetangga Pakistan, India yang berada dibalik serangan-serangan bom itu dan 59 persen responden meyakini AS yang berada dibalik semua ancama itu, meski AS sudah banyak memberikan bantuan bagi militer dan pembangunan di Pakistan.
Meski demikian, ketika ditanya tentang bagaimana seharusnya pemerintah Pakistan menangani kelompok militan, 41 persen repsonden mendukung aksi militer terhadap Taliban, 24 persen menentang aksi militer itu dan 22 persen menyatakan bersikap netral. Selain itu, kurang dari 43 responden yang menyatakan mendukung upaya dialog dengan Taliban.
Untuk pertanyaan apakah mereka mendukung atau menentang serangan pesawat tanpa awak AS terhadap target-target Taliban dan Al-Qaida, 67 persen responden menentang operasi militer AS di wilayah Pakistan dan hanya 9 persen yang mendukung operasi militer AS.
“Hasil survei ini menunjukkan bahwa kebencian terhadap AS di kalangan masyarakat Pakistan terus meningkat, terutama karena operasi-operasi militer AS di wilayah Pakistan. Pihak intelejen dan militer mungkin menganggap operasi itu produktif, tapi di kalangan masyarakat awam, operasi-operasi AS itu jadi kontroversial karena menimbulkan kerusakan,” papar Makhdoom Babar, pemimpin redaksi surat kabar Daily Mail mengomentari hasil survei.
Sejak Agustus 2008, militer AS melakukan sedikitnya 50 serangan misil ke wilayah Pakistan dengan menggunakan pesawat tanpa awak dan mengklaim berhasil menewaskan 500 militan Taliban dan Al-Qaida. Tapi faktanya, banyak warga sipil tak berdosa di Pakistan yang ikut menjadi korban operasi militer AS. Pemerintah Pakistan sendiri sudah berulang kali mengecam operasi militer AS yang menyebabkan jatuhnya korban di kalangan warga sipil, namun Pakistan hanya bisa sebatas mengecam tanpa bisa mengambil tindakan tegas terhadap AS.
Sementara itu, menurut mantan pejabat sementara menteri dalam negeri Pakistan, Letnan Jenderal Hamid Nawaz Khan, tekanan AS terhadap pemerintah Pakistan untuk memberantas militan Taliban menjadi bumerang bagi Pakistan sendiri.
“Amerika memaksa kami untuk melakukan ‘perang melawan teror’ … AS selalu mendapatkan apapun yang diinginkannya karena pemerintah Pakistan terlalu lemah untuk melawan kemauan AS dan pemerintah Pakistan sendiri sudah menyatakan komitmennya untuk berada di pihak AS, bahkan lebih keberpihakan itu lebih besar dibandingkan pada masa Pervez Musharraf (mantan presiden Pakistan),” ujar Nawaz Khan.
Rakyat Pakistan sendiri nampaknya sudah tidak lagi mempercayai kepemimpinan Asif Ali Zardari yang sekarang menjabat sebagai presiden Pakistan. Dari hasil survei menunjukkan, 42 persen responden menilai kinerja Zardari buruk, 11 persen mendukung Zardari dan 34 persen abstein.
Menurut Babar dari Daily Mail, Zardari-suami mantan PM Pakistan Benazir Bhutto tidak populer di kalangan rakyat Pakistan. Dan menurutnya, siapa pun yang menjadi presiden Pakistan tidak akan mendapat dukungan penuh dari rakyat karena dalam situasi Pakistan berada dibawah tekanan AS, kepemimpinan Pakistan akan mengambil berbagai keputusan yang tidak populer di mata rakyat. (eramuslim.com,10/8/2009)