Laporan militer mengingatkan bahwa tingginya jumlah korban di antara para tentara Inggris akan mengganggu kemampuan mereka untuk berperang di Afghanistan.
Surat kabar Sunday Telegraph mengutip laporan yang disiapkan oleh Kepala Staf Umum, Jenderal Sir Richard Dannatt yang memperingatkan bahwa tekanan pada militer semakin bertambah dengan meningkatnya jumlah tentara yang terluka di Afghanistan.
Adapun apa yang digambarkan surat kabar yang mengungkap dengan cepat berita yang ada dalam laporan menunjukkan bahwa tentara tidak memiliki angka persis mengenai jumlah prajurit yang terluka, dan kebanyakan dari mereka tidak mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai.
Laporan ini juga memperingatkan bahwa semangat para prajurit dan kemampuan mereka sedang menurun drastis karena kurangnya peralatan yang diperlukan. Dan para prajurit berbagai kesatuan menderita “penurunan profesionalitas pada skala besar”.
Laporan itu menunjukkan bahwa komandan militer semakin bertambah khawatir karena meningkatnya permintaan, semntara sumber daya semakin melemah dan sulit.
Dannatt—yang akan pensiun akhir bulan ini—mengakui bahwa kemajuan di Afghanistan berjalan sangat lambat. Sedangkan kebutuhan akan operasional tetap besar di masa mendatang.
Di antara poin-poin laporan itu meliputi keprihatinan militer karena tidak adanya perawatan dalam waktu yang lama bagi mereka yang menderita luka-luka, bahkan seorang prajurit harus menunggu dalam waktu yang lama untuk mendapatkan perawatan yang baik, ditambah lagi keprihatinan para keluarga yang anaknya menderita luka-luka dengan tekanan psikologis pada saat mereka kembali dari medan perang.
Sebagaimana dalam laporan itu juga berisi tentang ribuan tentara yang tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan operasi militer, bahkan saat ini tentara sedang menderita virus birokrasi, di samping keterlambatan pembayaran gaji kepada prajurit. (mediaumat.com)
Go Home! Get out from there!