JAYAPURA– Norma-norma sosial dan agama dalam kehidupan masyarakat Indonesia telah bergeser sehingga peran orangtua semakin diperlukan dalam memperhatikan pergaulan putra-putrinya guna mencegah akibat negatif yang berpotensi merusak masa depannya.
Hal tersebut disampaikan Pemerhati Masalah Perempuan dan Keluarga Juliana Langowuyo di Jayapura, Senin (17/8), menanggapi perkembangan gaya hidup anak muda sekarang ini yang banyak dipengaruhi budaya barat yang tidak mendidik.
Ia menjelaskan, pada usia anak dan remaja, mudah sekali dipengaruhi lingkungan sekitar. Pengaruh itu bisa berasal dari anggota keluarga selain orangtua, teman-teman sekolah, teman bermain maupun masyarakat sekitar melaui berbagai media baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Anak-anak, termasuk yang sudah memasuki usia remaja merupakan fase pertumbuhan yang cukup kompleks karena pada saat tersebut aspek biologis, psikologis maupun emosional mereka sedang berada dalam puncak perkembangan,” kata Juliana.
Para orang tua dalam menyikapi pergaulan anak ini, tambah Juliana, harus bisa memberikan pemahaman yang positif dari setiap kegiatan anak dengan secara kesinambungan berkomunikasi dan menunjukan kasih sayangnya serta pendidikan moral secara optimal. “Sehingga jadi penting bagi orangtua untuk mengetahui dengan siapa saja anak-anak mereka bergaul, di mana tempat bermain dan mengikuti dengan cermat perkembangan emosional, dengan tetap memberi nasihat agar tetap berada dalam jalur yang benar,” terangnya.
Ia mengakui, gaya pergaulan anak muda saat ini yang semakin jauh dari tuntunan agama, bahkan cenderung mengikuti gaya hidup bebas nilai yang bersifat hedonistik atau senang berhura-hura. Bahkan, tampaknya masyarakat sendiri telah bergeser menjadi semakin individualistik sehingga tidak ada lagi kepedulian terhadap satu sama lain untuk saling menjaga serta melindungi diri dan kehormatan.
Dengan demikian keluarga merupakan tempat awal pembentukan mental dan perilaku anak, dari perilaku buruk dan menyimpang yang pada dewasa ini semakin dipertontonkan secara vulgar.”Perhatian terhadap pergaulan anak ini dilakukan agar mereka tidak terjerumus pada hal-hal yang buruk, seperti seks bebas, konsumsi narkoba, tawuran serta tindakan-tindakan lainnya yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama dan norma masyarakat pada umumnya,” tutur Juliana. (Republika online, 17/8/2009)
Pergaulan remaja yang saat ini mulai sudah tidak bisa dikendalikan ini ada urung rembug program para aparat pemerintahan yang memberikan kebebasan terhadap gejala – gejala di luar norma – norma yang ada, seperti :
1. Bag Pariwisata, bagi ini membiarkan para wisatawan membawa efek sosial – budaya asing ke negeri kita, dari bikini hingga pergaulan bebas, lihat Bali
2. Bag. Hukum, kita melihat para aparatur negara tidak bisa memberi ketegasan dalam hukum yang salah menjadi benar yang benar menjadi salah, kasus lapindo
3. Bag agama, ini bag yang paling parah sudah nyata – nyata seks bebas (prostitusi) dilarang, eh pemerintah melegalkan tempat prostitusi – seks bebas, lihat dolly, dll, minuman keras itu haram eh pemerintah lagi – lagi melegalkan pabriknya….apa kata dunia
4. Bag. Media massa, nah pada bagian ini yang pengaruhnya paling besar, sudah jelas-jelas tontonan itu akan memberi pengaruh yang buruk,… pemerintah lambat untuk menanganinya
Masih banyak bag yang lain, jadi kita berharap bagi para orang tua berjuang tanpa henti dan berdoa kepada Allah agar anak2 kita terjauhkan pengaruh buruk dan bagi para aparatur negara agar sadar dan memperbaiki diri untuk mengubah aturan yang ada menjadi aturan sesuai syariat islam