Mungkin kita sudah lupa, berapa kali kita sudah merayakan kemerdekaan kita. Akan tetapi, benarkah kita benar-benar sudah merdeka? Jawabannya: Belum!
Secara ekonomi, jelas kita masih dijajah. Kebijakan-kebijakan ekonomi kita masih merujuk pada Kapitalisme Barat. Ketergantungan ekonomi kita pada negara-negara kapitalis Barat juga luar bisa. Yang paling menyolok adalah utang luar negeri yang terus bertambah dan menjadi beban yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Secara politik, kita juga masih dijajah. Buktinya, sistem politik yang kita anut, yakni demokrasi, lagi-lagi berasal dari negara kapitalis penjajah. Tragisnya, demokrasi menjadi alat bagi penjajah Barat untuk menjamin kepentingan-kepentingannya.
Lihat juga hukum kita. Hampir bisa disebut masih didominasi oleh hukum-hukum kolonial.
Di samping itu, kemiskinan menjadi penyakit umum rakyat; busung lapar dan gizi buruk terjadi di mana-mana. Negara juga belum berhasil membebaskan rakyatnya dari kebodohan. Jadilah rakyat semakin lengkap penderitaannya.
Rakyat juga masih belum aman. Pembunuhan, penganiyaan, dan kriminalitas menjadi menu harian rakyat Indonesia. Bukan hanya tidak aman dari sesama, rakyat juga tidak aman dari penguasa mereka. Hubungan rakyat dan penguasa bagaikan hubungan antarmusuh. Tanah rakyat digusur atas nama pembangunan. Pedagang kaki lima digusur di sana-sini dengan alasan penertiban. Pengusaha tidak aman dengan banyaknya kutipan liar dan kewajiban suap di sana-sini. Para aktifis Islam juga tidak aman menyerukan kebenaran Islam; mereka bisa diculik kapan saja dan dituduh sebagai teroris.
Mengapa kita masih belum benar-benar merdeka dari penjajahan? Jawabannya sederhana: kita masih memakai sistem yang berasal dari penjajah, yaitu Kapitalisme. Kita juga masih percaya kepada penguasa, politisi, dan para intelektual yang menjadi kaki tangan penjajah.
Karena itu, kunci agar kita benar-benar mampu melepaskan diri penjajahan ada dua: (1) melepaskan diri dari sistem kapitalis dalam segala bidang; (2) jangan percaya pada penguasa dan politisi yang menjadi kaki tangan negara-negara kapitalis.
Tentu saja, tidak sekadar melepaskan diri dari sistem kapitalis. Sebagai solusinya, kita harus menerapkan aturan-aturan Islam dalam seluruh kehidupan kita. Hanya dengan syariat Islamlah kita dapat lepas dari aturan-aturan penjajahan. Hanya dengan syariat Islam pula kita bisa meraih tujuan-tujuan bernegara.
Syariat Islam yang akan diterapkan oleh Khilafah Islam akan menjamin kesejahteraan rakyat karena kebijakan politik ekonomi Islam adalah menjamin kebutuhan pokok setiap individu rakyat. Lebih dari kebutuhan pokok (primer), negara juga akan memberikan kemudahan kepada rakyat untuk mendapatkan kebutuhan sekunder dan tersier. Jadi, jangan Anda bayangkan kalau syariat Islam tegak, Anda tidak boleh punya BMW atau rumah bagus. Tentu saja boleh, asal diperoleh dengan cara yang halal.
Negara juga akan menjamin kebutuhan vital bersama rakyat seperti kesehatan gratis, pendidikan gratis, dan kemudahan transportasi. Khilafah Islam juga akan menjamin keamanan rakyat dengan menerapkan hukum yang tegas.
Sering muncul sanggahan untuk kembali pada syariat Islam. Mereka yang pro penjajah kapitalis sering mencontohkan kemajuan Amerika dan negara-negara Barat lainnya yang sejahtera, aman, serta mengalami kemajuan sains dan teknologi karena menerapkan sistem kapitalis. Lalu muncul pernyataan sinis, kalau dengan Kapitalisme bisa sejahtera dan maju, mengapa harus dengan syariat Islam?
Mereka lupa, Kapitalisme memiliki cacat yang mendasar. Pertama, sistem Kapitalisme tidak menenteramkan jiwa. Memang, negara-negara kapitalis telah menunjukkan kemajuan yang besar di bidang peradaban fisik sains dan teknologi, tetapi kehidupan sosial mereka hancur-hancuran. Kehausan spiritual, perpecahan keluarga, sampai gejala kesepian merupakan penyakit sosial yang merajalela di sana.
Kedua, kejayaan peradaban fisik sistem Kapitalisme dibangun atas penderitaan rakyat negara lain yang mereka jajah. Tidak segan-segan mereka memerangi suatu negara untuk mengeksploitasi kekayaan alam negara itu. Contohnya adalah Irak. Mereka juga memiskinkan negara-negara lain lewat jebakan utang luar negeri, dominasi mata uang dolar, dan investasi asing yang lebih menguntungkan Barat. Untuk kepentingan ekonominya, mereka membuat berbagai perang. Tidak mengherankan jika di wilayah yang kekayaan alamnya besar, biasanya di sana mereka membuat konflik. Contohnya adalah di Irak, Afganistan, Sudan Selatan, Asia Tengah, dan Indonesia—di Aceh, misalnya.
Sebaliknya, dalam sistem Islam, kemajuan sains dan teknologi dan pembangunan fisik lainnya yang sifatnya materi bisa diraih, tetapi sekaligus juga menenteramkan jiwa. Sebab, Islam membolehkan rakyatnya untuk mengadopsi sains dan teknologi maju dari manapun, bahkan mendorong negara untuk menguasai dan mengembangkannya; tidak lain untuk keperluan melayani masyarakat dan jihad menyebarluaskan dakwah Islam. Wajar jika pada masa Islam ditegakkan, umat Islam unggul dalam sains dan teknologi. Itu terjadi pada masa Khilafah. Pada saat yang sama, kalbu-kalbu mereka merasa tenteram, karena Islam dibangun atas dasar akidah Islam yang memuaskan akal dan sesuai dengan fitrah manusia.
Daulah Khilafah Islam juga tidak memiliki motif ekonomi untuk mengeksploitasi kekayaan alam negara yang tunduk pada Islam. Daulah Khilafah Islam akan mensejahterakan seluruh rakyatnya; baik rakyat yang menaklukkan atau yang ditaklukkan; Muslim atau non-Muslim.
Terakhir, ini yang jelas tidak dimiliki oleh sistem kapitalis, yakni keridhaan Allah Swt. Dengan sistem Islam, rakyat, di samping mendapat kebahagian di dunia, juga akan mendapat kebahagian di akhirat, karena mereka telah melakukan sesuatu yang diridhai Allah dengan menjalankan syariat-Nya. Itulah kemerdekaan sejati yang hanya akan kita raih dengan cara menegakkan syariat Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyah. Allâhu akbar! [Farid Wadjdi ]
kami sudah basi dengan kemerdekaan ini. pada faktanya kita merdeka sselama 64 tahun justru rakyat semakin kere alias melarat, kriminalitas meningkat, pergaulan remaja semakin memprihatinkan, pornografi dan pornoaksi semakin merajalela dikampung sampai di perkotaan sama-sama gila yang hidupnya ala barat yang berbudaya hedonistik kapitalistik sekuleristik. dalam segi pendidikan yang semakin arah ke dunia barat penuh kebebasan. apalagi program BSI yang mengarah ke privatisasi. dalam segi SDA semakin lama SDA di indonesia semakin berkuran karena dikeruk kaum asing yang tak lain adalah penjajah.dalam segi kesehatan, semakin mahalnya pengobatan sehingga rakyat miskin dilarang sehat apalagi pergi ke rumah sakit semakin tak diperhatiakan. finally buat apa memperingati kemerdekaan RI yang notabene adalah mengokohkan sistem sekuler demokrasi kapitalis pada faktanya mengusung faham ashobiyah yaitu ashobiyah kebangsaan(nasionalisme)yang hukumnya haram dalam Islam karena dalam islam ikatan yang diridloi Allah SWT adalh ikatan Aqidah bukan kebangsaaan.
Sudah saatnya kaum muslim di negeri sadar untuk terus memperjuangkan kemerdekaan hakiki. Saat ini kita memang belum merdeka. Maka dari itu, ayo kita satukan langkah, satukan kekuatan untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyyah. Karena hanya dengan itu, umat Islam betul-betul akan merdeka. Merdeka !!!…
Sepakat dg Ms Abddai dan Mb Noor Afeefa, negeri Indonesia kita ini sudah saatnya diganti ideologi dan sistemnya secara menyeluruh. Kmrn dulu kita mendengar bhw Menkominfo akan menutup situs pornografi di internet. Faktanya, semakin berjubel situs yang akan dan pasti menenggelamkan umat (rakyat) dan sekaligus generasi penerus negeri ini. Adakah niat baik penguasa, sebatas di mimbar atau statemen saja? Dimanakah rasa tgg jwb mereka, kawan? Sungguh berbeda saat Ideologi (Mabda’) Islam dan sistem Islam digunakan pendahulu kita, Umar bin Al Khaththab saking perhatiannya thd umatnya serta tgg jwb yang akan diminta pada beliau, sampai takut kalau ada keledai yang terperosok di jalanan di wilayah kekhilafahannya.. Subhaanallah, Penguasa mulia. Smg Pak SBY dan stafnya turut membaca komentar sy, secara pribadi sudah Muslim, hanya tinggal mendelete pemikiran2 kufur yangmasih diyakini sembari mempelajari pemikiran2 Islam serta segera mengumumkan bahwa negeri ini akan diubah, bukan lagi NK Republik Indonesia namun Negara Khilafah Rasyidah al Islamiyah. Semoga Hidayah taufiq dari Allah Tuhan semesta alam terlimpah atas kita semua, aamiin.
“Fa-Aqiimud-Diin!!”
Hanya satu ciri kemerdekaan bagi yang mengaku muslim dan mu’min, yaitu bilamana Dinulloh dan Syari’at Alloh telah tegak di muka bumi dengan sekokoh-kokohnya..
Merdeka dari Kapitalisme! Merdeka dari kaki tangan negara penindas! Kembali kepada penghambaan hanya kepada sang pemilik Arsy! Allahu Akbar!
Ingat sabda Nabi SAW, “Aku tinggalkan dua perkara yang jika kalian berpegang teguh pada keduanya TIDAK AKAN PERNAH tersesat selama-lamanya. Yaitu kitab Allah dan Sunnah rasulNya. (HR Bukhari-Muslim)
terjajah-jajah dahulu,terjajah-jajah kemudian = kapitalisme dan komunisme(ideologi setan/iblis)
Raihlah Kemerdekaan Hakiki dengan Syariah Islam dan khilafah!
setuju sampai mati
Bagaimana bisa dikatakan merdeka jika pemimpin dari satu negara yang katanya berdaulat meski tunduk dan taat pada aturan dan tekanan imf saja.Bagaimana bisa dikatakan merdeka jika mata uang suatu negara yang katannya kaya raya dikangkangi terus oleh kertas yang bernama dolar akibat sisem moneter yang dianutnya. Dan bagaimana bisa dikatakan merdeka jika hukum yang dipakai pada suatu negara yang katanya mayoritas muslim malah memakai hukum warisan penjajah yang jelas – jelas vampie semua.Lalu apa itu demokrasi? Tak lain hanya omong kosong belaka
alhamdulilah, negeri Indonesia adalah negeri yang diperjuangkan dengan tetesan darah para syuhada pejuang yang gigih memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dari belenggu penjajahan kaum non muslim (belanda dan jepang), sujud syukur pada ilahi robbi atas anugerah kemerdekaan bangsa ini, semoga cita-cita perjuangan para syuhada pahlawan negeri ini demi terciptanya negeri yang makmur, aman dan damai dengan limpahan berkah dan rahmat Allah dapat terwujud, marilah kita doakan para ulil amri negeri kita yang duduk di pemerintahan agar selalu lurus dan menjauhi kkn…amiin.
inilah merdeka menurut mereka(baca:antek2 amerika). mereka merdeka(bebas) mencuri kekayaan umat, mereka merdeka memberikan stempel teroris pada orang2 yang memperjuangkan hukum Allah.mereka merdeka untuk membodohi umat,,,,tapi bagi kita….MERDEKA adalah tegaknya kembali hukum2 Allah di muka bumi ini.
asslam…sungguh luar biasa.rasa2nya ingin segera berdiri khilafah hahaha….mau….karena hanya khilafah satu2nya institusi yng menjamin kesejahteraan kita semua..tapi sulit ya????gimana jawabannya….!
@ deni, sesulit apapun yang namanya dawah untuk Terapkan Syariah dan Khilafah adalah kewajiban setiap muslm.
Jadi sekarany yang harus segera kita lakukan adalah, belajarlah, terapkanlah, dan dakwahkanlah.
Kemerdekaan yang hakiki adalah ketika penghambaan kita hanyalah kepada Allah. Kita bisa mengikatkan diri kita kepada hukum Allah secara Kaffah. Allah SWT telah ber Firman bahwa Umat Islam adalah Umat yang terbaik. Artinya Umat Islam adalah umat yang memimpin dunia.Yang di beri tugas oleh Allah untuk mengatur dunia ini dengan Aturan Allah.
buat LIAN,SARAN sy perbanyak lah membaca artikel2x dari Majalah Media Umat ato al waie ttg cara pandang berpikir yang benar bhw penerapan syariah Islam yang Kaffah bukan trus langsung di samakan dgn yg sekarang terjadi di negara arab, pakistan dll karena negara tsb masih ada campuran dng sekuler artinya syariah Islam tidak bisa di identikan dgn negara arab.. tapi semua lagi berproses untuk mewujudkan spt yang di harapkan syariah Islam contoh spt jaman Khoulifatul rosyidin ( Umar ra,abu bakar ra, ustman ra dan Ali ra )