Surat kabar Amerika (World Tribune) memberitakan bahwa “Pemerintah Presiden AS—dalam waktu kurang dari dua bulan—telah dua kali mengirim delegasi keamanan ke Suriah akhir-akhir ini, yang tujuannya adalah mendorong Suriah agar menangkap para aktivis al-Qaeda yang berusaha mengganggu stabilitas Irak dari wilayahnya,” seperti yang dikatakan oleh surat kabar tersebut.
Para pejabat tinggi Amerika menyampaikan beberapa informasi tentang “Pemerintah Amerika yang membolehkan Suriah untuk mengimpor sistem persenjataan udara dan keamanan”. Mereka mengatakan bahwa “Pemerintahan Obama menyerahkan daftar nama aktivis al-Qaeda yang mereka itu diyakini telah menjadikan Suriah sebagai basisnya sejak 2003.” Dan mereka mengatakan bahwa “Damaskus juga mengizinkan pelatihan militan Sunni Irak di wilayahnya.”
Delegasi Keamanan Amerika Serikat yang berkunjung ke Suriah baru-baru ini terdiri dari sejumlah pejabat tinggi terkemuka, di antaranya Frederick Hun, perwakilan duta Amerika, George Mitchell, dan Mayor Jenderal Michael Moller dari Komando Pusat Amerika. Filipus Crowley, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika berkata: “Saya berharap dapat menyentuh bagian yang besar dari diskusi yang akan dilakukan sekali lagi, sehingga Suriah mau bekerja keras untuk membantu menstabilkan keadaan di Irak.”
Adapun masalah sanksi Amerika yang bersifat kamuflase saja kepada Suriah, maka Direktur Jenderal Investasi Suriah, Ahmad Abdul Aziz mengatakan bahwa sanksi seperti ini adalah “sesuatu yang formal dan rutin, dan hal seperti itu biasa diperbaharui setiap tahun di banyak negara yang memiliki hubungan baik dengan Amerika Serikat.”
Oleh karena itu, semua ini memperlihatkan dengan jelas dan terang tentang kenyataan bahwa rezim Suriah benar-benar antek Amerika. Dan melalui hal ini juga menunjukkan bahwa ocehan yang diperlihatkan media selama ini tentang adanya konfrontasi antara kedua negara adalah tidak lebih dari sekedar gemercik politik yang targetnya hanya untuk membuang debu yang ada di mata kita. (kantor berita HT, 17/08/2009)