Remaja Saat Ini Tidak Malu Lagi Bermaksiat

HTI Press- Remaja saat ini tidak malu lagi untuk berpacaran, bermesraan di tempat-tempat umum, sampai-sampai terlibat seks sebelum nikah  akibatnya banyak diantara remaja putri yang hamil yang akhirnya melakukan aborsi. Ungkap Marlina, siswi SMAN 6 Makassar dalam orasinya pada Konferensi Remaja Peduli Masa Depan dengan tema “Saatnya Remaja Selamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah” Ahad (26/7) di Gedung Lestari 45 Makassar. Marlina  menambahkan gaya hidup remaja saat ini mencerminkan gaya hidup hedonis. “Remaja seharusnya memikirkan masa depan bangsa karena remaja adalah generasi penerus bangsa.”

Hadir sebagai keynote speaker Staf ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Drs.H.M.Saleh Rajab,MM. Beliau mengatakan kondisi remaja saat ini sangat memprihatinkan. “Saya setuju dengan konferensi remaja yang diadakan oleh Muslimah HTI, ini merupakan bentuk perhatian kepada remaja Indonesia dan upaya penyelamatan generasi bangsa dari kerusakan. Saya berharap kepada HTI agar tetap membina remaja Indonesia untuk menyelamatkan Indonesia dengan Syariah dan Khilafah,”  paparnya.

Orator kedua Dra.Saminten, Guru SMAN 5 Makassar menjelaskan  peranan orang tua sangat penting dalam pembinaan dan pengontrolan terhadap kehidupan remaja. Sayangnya, saat ini sebagian besar orang tua tidak lagi menanamkan nilai-nilai ke-Islaman dalam mendidik anak-anak mereka. “Orang tua melemparkan tanggungjawab sepenuhnya kepada pihak sekolah untuk mendidik anak-anak mereka.”

Perwakilan Dinas Kesehatan Kota Makassar, Hj.Kesumawardani,SKM menjelaskan angka seks bebas dan aborsi memang meningkat setiap tahunnya. Beliau pun sepakat pembagian kondom hanyalah untuk pasangan suami istri. Tidak dibenarkan dibagi-bagikan secara bebas kepada remaja. Ini yang dapat menimbulkan seks bebas di kalangan remaja.

“Untuk merubah kurikulum sekolah agar menanamkan pendidikan Islam secara sempurna sangatlah sulit dilakukan di negara kita. Oleh karena itu, menurut saya kita harus mendirikan lembaga pendidikan baru yang dapat menerapkan pendidikan secara sempurna, agar dapat melahirkan generasi yang Islami,” jelas Ibu Dra.Hj.Hajrah Mahyuddin,M.Pd dari Dinas Pendidikan Prov.Sulsel.

Sementara itu, pembicara dari remaja Muslimah HTI Makassar Sulfaningsih dan Ermawati sepakat  adanya upaya asing untuk menghancurkan generasi remaja muslim lewat program-program di negeri-negeri muslim. Sulfaningsih menjelaskan bsekitar 26,23 juta remaja hidup bergelimangan syahwat, 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno, 93,7% diantaranya pernah berciuman, melakukan stimulasi genital, dan oral sex. Ada sekitar 7.000.000 remaja Indonesia melakukan aborsi, tentu ini data-data yang sangat mencengangkan hadirin semua. “Dibuatlah suatu program yang bernama Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang katanya bertujuan untuk menjelaskan kepada remaja tentang “seks aman” dan “aborsi aman”. Padahal hakikatnya program ini mengokohkan seks bebas, adanya agenda kontrol populasi dan genocide serta mengikis aqidah dan menyerang syariat,” urai Sulfaningsih dengan panjang lebar.

Ermawati menjelaskan  Islam pun memiliki seperangkat aturan lengkap termasuk  seks yaitu dengan menjadikan perilaku seks sesuai dengan ketentuan syariat. “Dalam Islam ada larangan jangan mendekati zina. Islam mengingatkan tentang konsep rezeki bahwa Allah telah memberikan rezeki pada setiap makhluknya. Islam juga menganjurkan untuk memiliki keturunan yang banyak juga berkualitas serta membolehkan mengatur jarak kahamilan melalui ‘azl atau menggunakan alat-alat kontrasepsi yang tidak menimbulkan mudharat kepada pasangan suami istri,” jelasnya. Erma mengingatkan kepada peserta konferensi  yang membebaskan konstatinompel adalah seorang pemuda yang bernama Muhammad Al Fatih, bahkan pada usia 15 tahun beliau telah menjadi panglima perang.

Di sela-sela acara, panitia menampilkan puisi dan teatrikal yang bertemakan tentang kehidupan remaja, juga menampilkan parade Ar roya dan Al liwa. Serta pembacaan surat terbuka oleh Asriyani,ST (Ketua DPD I MHTI Sulsel), pembacaan mars remaja oleh Khalijah diikuti oleh sekitar 1000 lebih peserta konferensi. Di akhir acara diadakan pelepasan sekitar 200 balon bertuliskan “Saatnya Remaja Selamatkan Indonesia dengan Syariat dan Khilafah” oleh Ir.Ratu Erma Rachmayani (DPP MHTI) dan Asriyani,ST. Tentunya acara ini mendapatkan respon positif dari para peserta konfrensi. [Infokom-MHTI Sulsel]

2 comments

  1. untuk mengatasi segala masalah yang ada di Indonesia and Negara-negara Islam harus dimulai dari pemersatuan masjid-masjid. insya’allah jika hal ini dilakukan sesegera mungkin, seluruh ummat islam akan bisa bersatu.

  2. M iqbal Musthofa

    memang benar sekali remja saat ini hanya memikirkan kenikmatan sesaat mereka tidak berfikir bahwa kehidupaan masih paanjang dan bukaan di dunia saja….!!!
    mereka terbuay dengan indaahnya dunia saat ini….
    BANGKITLAH REMAJA INDONESIA………!!!!!!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*