Sidang akan dimulai pekan ini di Urumqi.
Dakwaan termasuk perusakan sarana dan transportasi publik, mengorganisir kerumunan sehingga menyebabkan cidera fisik terhadap warga lain, perampokan, pembunuhan dan pembakaran.
Polisi Cina menahan lebih dari 1.500 orang setelah rusuh meletus antara etnis Uighur dan Han mengakibatkan 200 orang tewas.
Koran China Daily menyatakan sebagian besar penahanan dilakukan di Urumqi dan Kashgar, sebuah kota di selatan Xinjiang dengan konsentrasi terbesar orang Uighur.
Koran itu tidak merinci berapa banyak Uighur dan berapa suku Han yang akan disidangkan, namun disebut-sebut 170 pengacara Uighur dan 20 pengacara Han disiapkan untuk mendampingi para terdakwa.
Tambahan pengamanan?
Koran tersebut melaporkan pekan lalu bahwa lebih dari 3.300 barang bukti fisik disita, termasuk batu bata dan tongkat yang bernoda darah.
Bukti-bukti ini termasuk 91 klip video dan 2.169 buah foto.
Meski pengamanan di Urumqi sudah cukup ketat, “penambahan pengamanan drastis diperkirakan akan dilakukan di seluruh penjuru kota,” kata China Daily, terutama di sekitar Kantor Pengadilan Perselisihan Warga Urumqi.
Polisi bersenjata sudah mulai melakukan patroli rutin di daerah itu.
Kerusuhan pecah 5 Juli setelah polisi menghentikan sebuah aksi demonstrasi kaum muda Uighur yang tadinya berlangsung damai, diduga akibat kerusuhan sebelumnya di sebuah pabrik di selatan Cina.
Pemerintah berkeras aksi kekerasan ini diotaki oleh warga Uighur di pengasingan, dipimpin Rebiya Kadeer.
Pemerintah Cina juga sudah melakukan berbagai tekanan diplomatik pada sejumlah negara seperti Australia dan Jepang yang memberikan visa pada Kadeer untuk berkunjung dan berpidato.
Sebagian besar warga Uighur menghendaki otonomi lebih, dan penghormatan terhadap budaya dan agama mereka – Islam – lebih dari yang diberikan oleh pemerintah terpusat Cina.
Kekerasan di Xinjiang adalah kerusuhan etnis terburuk di Cina dalam beberapa dekade terakhir.
Menurut pemerintah 197 orang tewas sebagai akibatnya, lebih dari 1.700 lainnya cidera. (bbc, 24/8/2009)