Empat Negara Arab Secara Ideologis Telah Setuju Untuk Menormalisasi Hubungan Dengan Israel

Koran Inggris The Guardian memberitakan bahwa empat negara Arab secara ideologis telah setuju terhadap serangkaian langkah-langkah normalisasi dengan entitas Zionis, dimulai dari membuka wilayah udara untuk maskapai penerbangan Zionis “El Al”.

Dalam laporan yang dipublikasikan oleh The Guardian, dan koran-koran Inggris lainnya bahwa Israel tidak hanya berusaha untuk membuat sikap bangsa Arab lebih radikal terhadap Iran, tetapi juga untuk menormalkan hubungannya dengan negara-negara Arab.

Laporan itu menjelaskan bahwa normalisasi ini berupa pemberian beberapa fasilitas kepada entitas Zionis oleh beberapa negara Arab. Seperti: memberikan izin untuk menggunakan wilayah udaranya kepada maskapai penerbangan Zionis El Al, pembentukan kantor-kantor perdagangan, membuka kedutaan besar, dan mengakhiri pemberian gambaran bahaya dengn stempel Zionis di paspor mereka.

Menurut laporang koran yang dipublikasikan dua hari lalu, ada empat negara Arab yang secara ideoligis telah setuju upaya-upaya tersebut, tetapi Arab Saudi masih menolaknya, karena dalam hal ini entitas Zionis yang banyak diuntungkan. Dan koran itu tidak secara tegas menyebutkan nama keempat negara Arab itu, namun berita yang beredar keempat negara itu adalah negara-negara yang ada di sekitar entitas Zionis, dan negara-negara Teluk.

Koran itu mengutip dari seorang pejabat Eropa yang mengatakan bahwa Arab Saudi tidak akan mencegah keempat negara Arab itu untuk melakukan penandatanganan perjanjian. Akan tetapi ia mengharapkan Arab Saudi ikut menyetujuinya di lain waktu.

Seminggu yang lalu, beberapa surat kabar berbahasa Ibrani melaporkan bahwa Amerika Serikat memberitahu Israel bahwa ada dua negara Teluk yang siap untuk melanjutkan hubungan keduanya dengan Israel, sebagai konpensasi atas persetujuan pemerintahan Benjamin Netanyahu untuk membekukan pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem).

Tuntutan Amerika dan internasional yang dominan adalah pembekuan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah-wilayah Palestina yang diduduki. Tuntutan itu dikemukakan pada hari Rabu dalam sebuah pembicaraan antara Netanyahu dengan utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, George Mitchell, di London, tanpa ada kesepakatan yang dicapai oleh kedua pihak dalam hal ini.

Dalam sebuah pernyataan bersama dengan Mitchell, Perdana Menteri Zionis Israel berkata: “Sesungguhnya para pejabat tinggi Zionis dan Amerika Serikat akan bertemu lagi minggu depan di Amerika Serikat, untuk menindaklanjuti upaya menghidupkan kembali proses perdamaian terhenti.” (islamtoday.net, 27/08/2009)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*