Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin keberatan dengan tindakan polisi mencari teroris dengan mengobok-obok pondok pesantren milik Muhammadiyah di Blitar. Tindakan polisi menggeledah ponpes tersebut dinilai telah melanggar hukum.
“Ada ponpes Muhammadiyah di Blitar yang diberlakukan seperti itu. Jangan menggunakan penegakan hukum tapi dengan cara melawan hukum,” tandas Din kepada wartawan usai memberikan ceramah di acara Kajian Ramadan 1430 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Sabtu (29/8/2009).
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin keberatan dengan tindakan polisi mencari teroris dengan mengobok-obok pondok pesantren milik Muhammadiyah di Blitar.
Din mengungkapkan upaya kepolisian dalam memberangus terorisme dengan
mengawasi ceramah-ceramah agama sangat membahayakan.
“Setiap aksi bentuk terorisme pasti akan kita lawan. Tapi kalau untuk mengungkap pelaku teroris dengan menggeneralisasi itu yang sangat membahayakan,” katanya.
Dia meminta kepada pemerintah agar dalam memberantas terorisme tidak bisa berjalan sendiri namun dengan mengandeng semua elemen masyarakat madani.
“Teroris secara luas bukan bermasalah mengenai ideologi tapi ada faktor-faktor non agama seperti sosial, politik, ekonomi, dan global. Pemerintah harus memotong itu dengan bekerja dengan masyarakat madani dan ormas Islam,” tegasnya.
Informasi yang dihimpun detiksurabaya.com, ponpes yang aliran dan ajarannya mirip Muhammadiyah yakni Ponpes Syarif Hidayatullah Desa Jambewangi, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar. (detikSurabaya, 29/8/2009)
Ust. Din syamsuddin kok baru kaget sekarang dulunya kemana seharusnya saat ini kita-umat islam harus bersatu menggalang opini penolakan terorisme dan menguak siapa dalang dari ini semua apa betul ini sebuah teror atau ini adalah rekayasa yang sistematik
Telah terjadi pembunuhan akidah dan keimanan:
Pelaku: densus 88
Korban: umat islam
Tempat: indonesia a.k.a negara yg mayoritas islam
Bukti: fitnah
Saksi: Allah S.W.T
Waktu: ketika umat muslim menukarkan akidah dengan uang
Motif: dikarenakan korban telah lemah , akhirnya pelaku
menikam dari belakang,lalu membunuh dari depan
KERUGIAN:1. pahlawan merasa sia2 mewujudkan kemerdekaan
2. alim ulama merasa bimbang (maju apa mundur)
3. generasi muda tidak punya akidah atau keimanan
4. orang tua takut anaknya salah pergaulan (ikut
majelis ilmu,mengaji,menjalankan syariat islam)