Opini Pembaca : Korban Gempa dan Anggota Dewan

Handi Nurf” <handi2009@gmail.com>

Di tengah-tengah kesedihan rakyat yang terkena gempa bumi dan longsor di Jawa Barat dan sekitarnya, anggota dewan perwakilan pusat justru akan membelanjakan total anggaran sekitar 60 milyar rupiah untuk biaya pelantikan, yaitu pembelian pin, jas, dsb.

Apakah anggota dewan yang terhormat sudah tidak memiliki rasa solidaritas sosial dan budaya malu? Apakah anggaran untuk membeli jas, dan pernak-pernik lainnya itu lebih urgent ketimbang untuk menolong
rakyat yang terkena bencana gempa? Apakah anggota dewan tidak berani membatalkan belanja biaya pelantikan dan memberikannya kepada rakyat korban gempa?

Anggota dewan yang terhormat ternyata lebih mementingkan pernak-pernik pelantikan mereka sendiri daripada dana untuk menolong rakyat yang menjadi korban bencana gempa.

Kelakuan anggota dewan yang mengiris-iris hati rakyat banyak ini bukan pertama kalinya terjadi. Dewan yang terhormat itu pernah menyetujui kebijakan pemerintah terkait dengan kenaikan harga BBM. Dewan pernah mengesahkan UU BHP, PMA, Minerba yang semuanya merugikan rakyat banyak. Hanya segelintir orang saja yang diuntungkan oleh UU tersebut.

Kini, anggota dewan perwakilan rakyat yang tidak terhormat kembali melakukan kezaliman dengan membuat sakit hati banyak rakyat. Sampai kapankah kezaliman ini akan terus berlangsung? []

2 comments

  1. Inikah wakil2 yg kalian pilih ??!
    SUNGGUH KALIAN AKAN DIMINTAI PERTANGGUNG JAWABAN ATAS PILIHAN KALIAN….!

  2. Dozi Susanto

    pernyataan tentang gempa tidak bisa di prediksi terjadinya, adalah peryataan orang-orang yang tak mau berpikir, binatang saja mampu memprediksinya mengapa? karena hewan selalu selaras dengan alam, semakin sedikit hutan kita maka semakin besar kemungkinan kita akan diterpa bencana, karena hutan yang gundul bukan hanya menyebabkan tanah lonsor dan banjir, tapi ada bencana yang lebih dahsyat dari pada itu, yaitu gempa tektonik dan vulkanik, sadar bangsaku….semioga Allah SWt selalu memberi selalu petunjuk pada kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*