Ngobrol Bareng MHTI di Islamic Book Fair Malang

HTI Press- Dakwah dimana saja. Itulah yang coba dipraktekkan oleh para aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI). Seperti pada acara Islamic Book Fair yang diselenggarakan pada tanggal 17-23 Agustus 2009 di Aula Skodam V Brawijaya, di kawasan Bundaran Tugu kota Malang. Pada acara tersebut, MHTI berkesempatan untuk berdiskusi dengan para pengunjung Islamic Book Fair dalam forum Talkshow yang dikemas santai.

Pada obrolan pertama, yang dilaksanakan tanggal 18 Agustus 2009 hadir sebagai pemateri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) MHTI Malang Ustazah. Kholishoh Dzikri, S.Pd. Acara yang mengangkat tema “Remaja dan Bunda Melangkah Bersama Hadapi Liberalisasi”ini dipandu Ustazah Maya. Kalangan remaja dan para ibu tampak asyik menyimak paparan pembicara.
Menurut pembicara, permasalahan remaja yang muncul saat ini merupakan dampak dari proyek liberalisasi yang mengarus deras di dunia Islam, dalam hal ini di Indonesia.

“Liberalisasi telah menyerang ke semua sisi kehidupan. Mulai dari negara lewat legalisasi UU yang pro liberal hingga ke benteng terakhir umat Islam yaitu keluarga. Keluarga muslim terjebak dalam pendidikan yang semakin menjauhkan mereka dari Islam. Walaupun mereka muslim, tapi perilakunya tidak jauh berbeda dengan orang-orang barat yang kafir, ” demikian ungkap Ustazah Kholishoh.

Beliau juga memaparkan mengenai bahaya liberalisasi, pengusung dan bentuk-bentuknya. “Liberalisasi dibuat untuk membuat umat Islam bebas dari aturan Islam. Bahayanya, hal ini akan membuat umat Islam semakin jauh dari Islam, dari penerapan Syariat Islam,” tandasnya. Ide ini diusung Barat dalam rangka menghalangi tegaknya Syariat Islam di dunia, ini tertuang diantaranya dalam dokumen RAND corporation. Saat ini, bentuk liberalisasi yang dilakukan diantaranya melalui upaya mengesahkan RUU Kespro yang ternyata isinya sangat liberal dan bertentangan dengan Islam, juga melalui tayangan-tayangan dan program-program yang mengarahkan remaja pada gaya hidup bebas.

Beberapa pertanyaan juga sempat terlontar dari beberapa peserta, diantaranya tentang media televisi yang tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga tuntunan lebih banyak membawa dampak negatif bagi anak-anak. Selain itu, pendidikan agama Islam yang diberikan ortu kepada anak-anaknya ternyata tidak bisa berjalan mulus, karena kenyataannya, saat ini banyak para orang tua yang tidak paham agama.

Atas kedua pertanyaan ini, pemateri membenarkan bahwa memang media saat ini memberikan dampak yang berbahaya kepada anak-anak, jika orang tua tidak pandai-pandai menyaring apa yang ditonton anak, sehingga dibutuhkan bimbingan ekstra ketat dari orang tua terhadap anak-anaknya. Ada pun pendidikan anak, keluarga adalah peletak dasar-dasar keimanan kepada anak, khususnya ibu. Anak harus dididik dan dibiasakan untuk senantiasa menjalankan ajaran Islam sejak dini. Namun sayang pola pendidikan yang sekular yang diterapkan negara menjadikan anak mempunyai kepribadian ganda (split personality). “Ketika di rumah diajarkan Islam satu-satunya agama yang benar, sementara di sekolah diajarkan semua agama adalah benar. Tentu ini sangat membahayakan aqidah anak. Belum lagi paham-paham sekular lainnya yang diajarkan kepada anak seperti demokrasi dan kepribadian barat sebagai acuan kepribadian anak,”paparnya.

Oleh karena itu Ustazah Kholishoh Dzikri mengharapkan agar semua ibu menyadari bahaya ini dan melindungi putra-putrinya dari bahaya liberasasi.  Beliau juga mengajak para ibu dan para remaja untuk bersama-sama berjuang di tengah-tengah masyarakat untuk menegakkan syariat Islam dan bersama-sama menegakkan sistem khilafah yang akan melindungi umat Islam, khususnya para ibu dan remaja dari bahaya liberalisasi.

Adapun berbincangan pada tanggal 21 Agustus 2009 membahas tema “Menjadi Khodijah Abad 21” dengan dipandu oleh Yulia FR, dan menghadirkan pembicara Ustazah Ella Saparianti, STP, MP yang merupakan dosen Universitas Brawijaya.

Beliau membahas sosok Khodijah yang merupakan wanita agung, isteri Rasulullah yang tidak tergantikan, “Khodijah memainkan perannya dengan sangat luar biasa. Sebagai ibu, Khodijah telah mencetak putra-putri yang mujahid dan mujahidah. Zaid bin Haritsah telah menjadi pemimpin pasukan yang jumlahnya ribuan saat berusia 15 tahun, demikian pula Ali bin Abi Tholib yang dengan gagah berani maju pertama kali diperang Badar, saat itu usianya masih belia.  Fathimah yang telah menjadi wanita yang pemberani saat membantu ayahnya menghadapi tipu daya orang-orang kafir, dan masih banyak lagi,” jelas panjang lebar Ustazah Ella. Beliau juga menjadi isteri Rasulullah, orang pertama yang membela Rasul di saat banyak manusia mendustakan Rasul. Beliau melakukan itu karena kecintaan-Nya kepada Rasul dan keimanan-Nya yang luar biasa kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Beliau juga memainkan perannya dengan sangat baik sebagai muslimah yang menjadi bagian dari masyarakat Mekkah pada masa jahiliyah. Sebagai seorang Mukminah, beliau membantu Rasulullah berdakwah, memberi support mental juga harta. Beliau membela kaum muslimin yang saat itu diboikot oleh orang-orang Kafir Quraisy, meskipun keluarga beliau tidak termasuk Bani Hasyim yang diboikot,” tutur Ustazah Ella.

Namun, saat ini, rasanya potret Khodijah semakin hilang dari diri para muslimah. Kita menyaksikan para muslimah sudah semakin kehilangan jati dirinya. Mereka membuka aurat mereka, melakukan pergaulan bebas, meninggalkan tugas mereka sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, “Maka nampaklah kerusakan generasi di mana-mana, negara pun menuju kehancuran,”demikian ungkap Ustazah Ella.

Di akhir paparannya beliau mengajak para muslimah untuk berupaya memainkan peran yang dilakukan oleh Ibunda Khodijah, menjadi isteri dan ibu yang  baik dan penyokong utama dakwah bagi anggota keluarganya, juga menjadi bagian dari masyarakat yang turut dalam dakwah memperbaiki masyarakat.Untuk itu  para muslimah harus semakin giat menuntut ilmu agama dan mengikatkan diri dengan syariat Islam agar potret ibunda khodijah melekat pada diri para muslimah saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*