London, Inggris– Bentrokan yang terjadi hari ini (11/9) di Harrow adalah akibat yang bisa ditebak dari demonstrasi anti-Islam di luar Mesjid Agung Harrow. Dengan membiarkan peristiwa ini terjadi, Kementrian Dalam Negeri dan polisi harus ikut bertanggung jawab.
Walaupun kenyataanya ada dua demonstrasi yang serupa yang dilakukan oleh Liga Pertahanan Inggris (English Defence League-EDL) di Luton dan Birmingham yang berakhir dengan bentrokan dan kekerasan, Masjid Harrow telah meminta polisi untuk memohon pada Kementrian Dalam Negeri agar mengeluarkan perintah melarang, membatalkan atau memindahkan lokasi demonstrasi itu, aksi protes ini diizinkan untuk dilanjutkan.
Sekretaris Jenderal Masjid Harrow, Rabanni juga juga bersikap berhati-hati terhadap kampanye anti-rasisme yang dilakukan oleh Persatuan Menentang Fasisme (Unite Against Fascism -UAF) yang mengabaikan permohonan mesjid untuk tidak mengadakan demonstrasi balasan. “Semua orang-orang ini datang dari luar wilayah dan mulai membuat masalah di wilayah yang tidak pernah terjadi ketegangan rasial. Hal ini sangat menyedihkan. ”
Taji Mustafa, perwakilan media Hizbut Tahrir Britain, mengatakan, “peristiwa kekerasan yang terjadi di luar Masjid Harrow adalah benar-benar bisa diprediksi dan Kementrian Dalam Negeri beserta polisi juga bisa ikut disalahkan karena mereka menyadari sepenuhnya dan membiarkan demonstrasi serupa terjadi di Luton dan Birmingham yang berakhir dengan kekerasan. ”
“Begitu Liga Pertahanan Inggris (EDL) mengumumkan rencana aksinya untuk demonstrasi pada hari itu, para anggota Hizbut Tahrir secara aktif berkampanye dan mendesak umat Islam untuk mengambil posisi ikut bertanggung jawab untuk mengabaikan provokasi rasis ini karena demonstrasi mereka jelas-jelas bagian dari kampanye yang lebih luas yang dilakukan oleh kebanyakan politisi, termasuk orang-orang semacam Jim Fitzpatrick, seorang anggota parlemen, untuk menekan masyarakat agar berkompromi dengan Islam dan menghasilkan ketidakpercayaan dan ketegangan yang lebih luas dari masyarakat non-muslim. Mayoritas umat Islam setuju dengan posisi ini dan mengabaikan provokasi ini. ”
“Kami menganggap Kementrian Dalam Negeri dan pihak Kepolisian – yang seharusnya bisa melarang demonstrasi itu – sebagai pihak yang bertanggung jawab karena membiarkan terjadinya protes ini terjadi dan sekaligus mengingatkan umat Islam bahwa dengan melibatkan diri dalam dalam bentrokan dengan kelompok-kelompok rasis hanya akan memuaskan agenda-agenda mereka untuk bisa menggambarkan masyarakat muslim sebagai masyarakat yang melakukan kekerasan dan penyebab kerusuhan. ”
“Kami menyerukan kepada masyarakat Muslim dan pemuda Muslim untuk menyadari bahwa ini adalah provokasi yang dirancang untuk menggambarkan masyarakat dan Islam sebagai pembuat onar. Dalam situasi ini, masyarakat Muslim harus tetap focus berpegang pada Islam dan terus mengungkapkan rencana-rencana pemerintah Inggris di negeri-negeri Muslim ketika menjelaskan bagaimana Islam adalah sebuah alternatif untuk politik, ekonomi dan kerusakan sosial di dunia saat ini. ” (hizb.org.uk)