Anas bin Malik menuturkan, Rasulullah SAW bersabda: “Akan tiba suatu masa pada manusia, dimana orang yang bersabar di antara mereka dalam memegang agamanya, ibarat orang yang menggenggam bara api.” (Hr. at-Tirmidzi)
Dengan redaksi yang berbeda, Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah SAW bersabda: “Celakalah orang-orang Arab, yaitu keburukan yang benar-benar telah dekat; fitnah ibarat sepenggal malam yang gelap gulita. Pagi hari seseorang masih beriman, sorenya telah berubah menjadi Kafir. Kaum yang menjual agama mereka dengan tewaran dunia yang tidak seberapa. Maka, orang yang berpegang teguh pada agamanya, ibarat orang yang menggenggam bara api.” (Ibn Hajar al-Haitsami, Majma’ az-Zawaid wa Manba’ al-Fawaid, juz VII, hal. 552)
Rasulullah SAW ketika ditanya oleh para sahabat, “Wahai Rasulullah, apakah (kita) termasuk mereka?” Beliau menjawab: “Justru, mereka seperti kalian.” ‘Umar bin al-Khatthab menjelaskan takwil surat Ali ‘Imran: 110 dengan menyatakan, “Siapa saja yang mengerjakan amal sebagaimana yang kalian kerjakan, maka dia pun sama kedudukannya seperti kalian..” (Lihat, al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, juz IV, hal. 170)
Imam al-Auza’i pernah ditanya, “Kapankah zaman tersebut?” Beliau menjawab, “Kalau bukan zaman kita sekarang ini, saya tidak tahu, kapankah zaman tersebut? ” (Lihat, Ibn ‘Asakir, Tarikh Dimasqa, juz XXXVII, hal. 97). Kalau pada zaman al-Auza’i sudah sedemikian parah, padahal hukum syara’ masih diterapkan oleh negara dan para penguasanya, lalu bagaimana dengan zaman kita?
Bara
__________________
Di akhir zaman ini
Memegang Islam ibarat mengenggam bara api
Mafhum hadis riwayat at Tarmizi.
Kepada diri
Mari lafazkan janji
Islam ini
Akan kau pegang erat
Perjuangan ini
Akan kau genggam rapat.
Sungguh!
Panas memeras awas
Pedih menagih gigih
Bukti hidup beramal soleh
Hingga mulia ditentukan sahih
Kiranya kau layak terpilih.
Sungguh!
Bila pegang tanganmu kejap
Bila genggam jejarimu kedap
Lemas di api akan merayap
Panas di bara kian lenyap
Rintih di bibir nian sunyi
Nyaman nikmat pula kan kau kecapi.
Islam kau pegang penuh rahmat
Payung penaung manusia sejagat.
Panas dan sakit hanya seketika
Nyaman dan nikmat untuk selamanya.
Ah! Panas itu hanya menghidupkan
Tidak sekali akan mematikan.
__________________________
fikrul mustanir
15 Jamadil Awal 1430
mempertahankan ideologi memang tidak semudah meng obok-oboknya,jd kita harus merasakan sakitnya ketaatan kpd Allah sbg mana kita pernah merasakan manisnya kemaksiatan..
Biarlah tangan melepuh
asal bara tidak terlepas
bila tangan melepas bara
ada bara yang lebih panas
di sana
di akhir segalanya
akhirat
Aww ustad, mohon diberikan yang bahasa arabnya.. jadzakallah
Ya.. Betul.. Kami perlu text Arabnya.. Syukran..
Benar…. Berpegang teguh pada ideologi Islam di tengah arus kapitalis saat ini seperti memegang bara api… Begitu berat..panas membara.. Semoga kita tetap istiqimah u tetap memegang Islam dan memperjuangkannya!…walau dengannya tangan kita akan terluka dengan baranya… Semoga Allah akan membalas dengan JannahNya..amin..
Bara api ibarat nyala bara api masin uap. Bagaimana jika masin uap kaum muslim itu rusak? Sementara bara api batu bara itu masih hidup? Bahkan sekedar alat berupa pelindung tangan untuk memegang bara itu kaum muslim tidak punya karena sudah dirampas sang penjajah. Padahal di harus tetap memagangnya karena bara itu sumber energinya.
Solusinya maka orang-orang yang sabar untuk tetap memegang bara api ideologi Islam itu sampai kaum muslim punya mesin yang cangggih lagi. Panaskah memegangnya? Panas!
Tetapi ada thariqah dan uslub untuk memegang bara api itu. Yaitu thariqah Nabi SAW, yaitu saat Nabi masih sendirian membawa Islam yang masih asing bagi manusia hingga Nabi mendapat banyak pengikut setianya dan menjadi pemenangnya. Siapa saja yang mengikuti thariqah Nabi itu dialah yang diberi jalan menuju keberhasilannya. Hampir dapat dipastikan orang-orang yang sabar itu merasakan panasnya memagang bara api Islam saat Islam menjadi asing kembali bagi masyarakat saat ini. Siapa saja yang diberi jalan sebagaimana jalan Nabi untuk mengantarkan kepada kemenanganya maka bara api itu justru menjadi energi gerak yang diperlukan untuk menghidupkan kembali mesin uapnya yang baru lagi.