Ketegangan agama dan etnis di bekas Uni Soviet di Asia Tengah merupakan salah satu ancaman yang paling signifikan bagi perdamaian dan stabilitas dunia, kata Presiden India, Pratibha Patil pada hari Senin. Selama kunjungannya ke ibukota Tajikistan Dushanbe, Patil mengemukakan kekhawatiran atas memburuknya situasi keamanan di kawasan itu, dimana para ahli mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh ketidakstabilan di Afghanistan yang didera perang.
“Meluasnya intoleransi dan kebencian di seluruh wilayah mengancam seluruh dunia dan merupakan fenomena berbahaya setelah berakhirnya Perang Dingin,” katanya kepada wartawan, menurut suatu komentar yang dirilis. “Saya menyerukan kepada para pemimpin pemerintah di Asia Tengah untuk mengatur penghancuran terorisme dalam segala bentuknya,” katanya.
Serangkaian insiden, dari mulai bom bunuh diri di Uzbekistan pada bulan Mei hingga pertempuran bersenjata dengan kelompok militan yang dicurigai di Tajikistan pada musim panas ini, telah meningkatkan kekhawatiran bahwa kawasan dengan mayoritas Muslim dapat meluncur di luar kendali. Ketegangan memuncak di sepanjang perbatasan antara Uzbekistan dan Kirgistan sejak terjadinya pemboman bunuh diri, sementara Tashkent secara sepihak membangun pertahanannya sendiri di sepanjang perbatasan. Untuk sebagian, Kyrgyzstan telah menyebarkan pasukannya untuk menopang perbatasan dengan Tajikistan, yang berbagi perbatasan yang luas dengan Afghanistan dan yang memiliki penjagaan yang buruk. (Khilafah.com, 15/9/2009)