Forkita MHTI Jember, Bersama Membendung Arus Liberalisasi

HTI Press- Untuk pertama kalinya DPD II Jember Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menggelar Forkita pada hari Sabtu (12/9) di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo.
Forum Kajian Tokoh Muslimah yang  bertajuk “Bersama Membendung Arus Liberalisasi” ini dihadiri oleh beberapa tokoh ormas di Jember. Dibuka oleh Zahra Fathimah selaku Host yang memperkenalkan HTI kepada para peserta dan menjelaskan sekilas tentang Forkita.

Ketua P3A Jember, Ibu Menik Ch. menyampaikan terimakasihnya kepada HTI yang sudah memfasilitasi forum komunikasi tokoh dari berbagai macam ormas. Karena memang menurut beliau, yang menjadi kelemahan ummat Islam adalah kurangnya persatuan dan kesatuan.

Dalam forum tersebut, Nauroh Alifah, S.Si selaku ketua DPD II Jember MHTI menyampaikan materi pengantar diskusi tentang liberalisasi di Indonesia yang sudah menyerang berbagai macam sektor mulai dari pemerintahan hingga pendidikan dan kini hendak menyerang institusi keluarga. Keluarga sebagai basis pertahanan  kaum muslimin, tempat lahirnya generasi muslim, sisa terakhir pelaksanaan syari’ah Islam sedang dalam agenda penghacuran. Ustdazah Alifah menyebutkan beberapa upaya penghancuran tersebut diantaranya adalah adanya UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002, UU No. 23 tahun 2004 tentang PKDRT (Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga), termasuk ide liberal yang di usung siti musdah Mulia tentang pernikahan bukanlah ibadah, poligami haram, dan lain sebagainya. “Liberalisme adalah untuk menjauhkan ummat dari Syari’ah,” tegas beliau. Semua peserta sepakat untuk menolak liberalisme.
Untuk membendung liberalisasi, yang massif digencarkan melalui jalur pemikiran dan undang-undang, ustadzah alifah menyampaikan tiga hal penting yakni individu muslim harus paham syari’ah, mereka juga harus kritis dan berani menolak UU yang tidak sesuai dengan syari’ah dan terakhir, Karen aliberalisasi disetir oleh kekuatan global maka seluruh elemen ummat harus bersatu menyuarakan  dan membina ummat dengan syari’ah sehingga Islam menjadi sistem hidup.

Menanggapi hal ini, Ibu Fatih selaku koordinator Bidang Dakwah BKMT Jember, setuju kalau  ummat harus bersatu untuk menanggulangi liberalisasi. Termasuk  liberalisasi keluarga. Karena menurut beliau,  syari’ah Islam pertama kali ditanamkan dalam keluarga dan perempuan sebagai ibu rumah tangga berperan besardalam hal ini. Oleh karena itu, senada dengan Ibu Menik, beliau juga menyambut gembira forum yang diprakarsai MHTI ini. “Ibu-ibu sudah menjerit sejak lama…”, ungkap beliau ketika dipaparkan fakta permasalahan remaja muslim saat  ini. Permasalahan remaja tersebut, menjadi semakin sulit untuk ditanggulangi karena hancurnya institusi keluarga sebagai basis pertahanan terakhir. []

One comment

  1. saatnya muslimah BANGKIT!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*