G20 Setuju Hapuskan Subsidi Bahan Bakar Fosil

Pittsburgh – Forum G20 sepakat menghapuskan subsidi minyak dan bahan bakar-bahan bakar fosil secara bertahap dalam “batas medium” sebagai bagian dari upaya mengatasi pemanasan global.

Tetapi pertemuan para pemimpin G20 yang berlangsung selama 2 hari ini, tidak membahas tentang bantuan keuangan untuk negara-negara berkembang berhadapan dengan perubahan iklim, tetapi pembicaraan difokuskan mengenai pembentukan satu pakta iklim baru dalam kondisi yang membahayakan.

Sekitar US$ 300 miliar per tahun dihabiskan untuk subsidi bahan bakar di seluruh dunia, sehingga mendorong permintaan di banyak negara untuk menjaga harga bahan bakar tetap rendah, termasuk dengan berbagai emisi lainnya.

Perjanjian itu disetujui semua negara anggota G20 termasuk Rusia, India, dan Cina. Hal ini mendukung Presiden AS Barack Obama yang ingin melawan kerusakan akibat perubahan iklim dengan mengurangi emisi sebelum pertemuan Desember mendatang.

“Pembaruan ini akan meningkatkan keamanan energi kita, dan ini akan membantu perjuangan kita untuk mengatasi ancaman akibat perubahan iklim,” kata Obama seperti dilansir detikFinance dari Reuters, Sabtu (26/9/2009).

“Semua bangsa-bangsa mempunyai tanggung jawab untuk tantangan ini, dan bersama-sama kita mengambil satu langkah maju untuk memenuhi tanggung jawab itu,” ujar Obama.

Menurut pernyataan para pemimpin yang mengutip data dari The International Energy Agency and the Organization for Economic Cooperation and Development, mengurangi subsidi pada tahun 2020 dapat mengurangi penyebab pemanasan global dari emisi gas rumah kaca sebesar 10 persen hingga tahun 2050.

Aktivis lingkungan menyambut keputusan tersebut, meskipun mereka cukup kecewa karena keputusan ini akan menghambat pertumbuhan di negara-negara miskin.

“Mengurangi subsidi bahan bakar fosil merupakan satu langkah penting untuk mengurangi secara tajam emisi CO2” jelas David Waskow, penasihat iklim development group Oxfam International.

“Tetapi ini seharusnya tidak mengurangi bantuan dari negara-negara kaya untuk menolong pembangunan di negara-negara miskin.” (detikfinance, 26/9/2009)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*