Selain menghadiri acara pertemuan tingkat tinggi kepala negara/pemerintahan yang tergabung dalam G-20 di Pittsburgh, Pennsylvania, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan juga dijadwalkan berkunjung ke Boston pada 26 September. Di sini sejumlah acara sudah menunggu, antara lain lain berpidato menjelaskan soal Islam Indonesia di depan para mahasiswa, dosen, dan sivitas akademika Universitas Harvard.
Menurut SBY, pidato yang akan ia sampaikan boleh dikata merupakan balasan dari pidato Presiden Barack Obama beberapa bulan lalu di Kairo. “Saya melihat sampai sekarang belum ada pidato balasan dari kepala negara/pemerintahan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Padahal pidato Presiden Obama itu sangat bagus dan merupakan perubahan besar dalam politik luar negeri Amerika,’’ ujar SBY kepada para anggota delegasi yang menyertainya dalam penerbangan Jakarta-Nagoya-Pittsburgh.
Ketika berpidato di Universitas Kairo! , Obama memang memperuntukkannya bagi dunia Islam. Ia berjanji akan mengubah kebijakan luar negeri AS terhadap dunia Islam dan menjadikannya sebagai mitra sejajar AS. Ini tentu merupakan perubahan besar, lantaran pada pemerintahan sebelumnya, pada masa Presiden George W Bush, hubungan AS dengan negara-negara Islam sangat buruk, antara lain karena kebijakannya di Afghanistan, Irak, dan terhadap masalah Palestina. Waktu itu Obama di antaranya menjelaskan mengenai hubungan Islam-Barat, masalah Timur Tengah, serta soal demokrasi. Bahkan Obama menyebut Indonesia hingga empat kali.
SBY juga menjelaskan, pidatonya yang akan disampaikan di salah satu universitas terbaik di dunia ini lebih diperuntukkan kepada masyarakat Amerika. Yakni agar persepsi masyarakat Negeri Paman Sam ini berubah dalam melihat Islam, umat Islam, dan Indonesia. “Apalagi selama sepuluh tahun terakhir ini perkembangan Indonesia sangat positif. Jadi, jangan sampai mereka selalu melihat Indonesia itu ! seperti 20 tahun lalu,’’ tutur dia.
Pre! siden menambahkan, hubungan Indonesia dengan AS selama ini sebenarnya sangat baik. Kalaupun ada unjuk rasa, katanya, itu lebih sebagai protes atas kebijakan AS di Timur Tengah, terutama terhadap Palestina dan Irak. Menurut SBY, banyak kesamaan sikap antara pemerintah Indonesia dan pemerintahan Barack Obama. Antara lain soal perlunya AS segera menarik pasukannya dari Irak. Lalu juga soal solusi dua negara bagi menyelesaikan konflik berkepanjangan Palestina-Israel dan sebagainya. “Sikap Indonesia seperti itu juga pernah saya sampaikan kepada Presiden Bush dalam beberapa kali pertemuan,’’ kata SBY menambahkan.
Lebih lanjut SBY mengaku sepakat dengan sikap AS yang sangat keras terhadap aksi-aksi terorisme. Namun ia tak sependapat bila semua masalah diselesaikan dengan hard power. Katanya, banyak persoalan dunia yang bisa diselesaikan dengan dialog, dengan soft power. (Republika online, 25/9/2009)
Assalamu’alaikum
Saat ini tidak mengenal lagi mana yang benar-benar menyerang Islam Kaffah atau yang tidak menyerang. Tetapaja dijadikan kawan,pelindung dll. Bukankah Allah melarang kaum Muslim meminta perlindungan kepada negara kafir harbi.
Semoga ini bertanda tidak lama lagi tegaknya Daulah Khilafah ala Manhaj Nubuwwah
menjelaskan Islam ???? Islam yang mana ya? menurut siapa ya? kalo menjelaskannya sesuai menurut para ulama yang menentang sekulerisme dan bersungguh ingin menegakkan syariat dan khilafah its OK….tapi……jangan-jangan Islam versi AS, ya sama aja..