Meskipun selama ini Barat mengklaim bahwa mereka adalah bangsa yang paling menghargai hak asasi manusia, keadilan, dan konsep-konsep yang disebut demokrasi, serta paling menghormati perundang-undangan; dan meskipun selama ini Barat gemar mempertanyakan tentang transparansi, penghormatan terhadap perundang-undangan, dan pemberantasan korupsi, ketika mereka berbicara tentang negara Islam. Namun fakta justru menunjukkan hal lain, bahwa semua klaim ini hanyalah sebuah topeng yang dikenakan oleh para politisi dan pembuat kebijakan Barat ketika mereka menginginkannya, dan mereka pun melepaskannya ketika hal itu berbenturan dengan kepentingannya, termasuk dukungan terhadap entitas Yahudi.
Terkait hal ini, sungguh beberapa media, di antaranya “Asharq Al-Awsat” memberitakan tentang kegemaran Barat melakukan pembantaian terhadap kaum perempuan dan anak-anak, di antara warga Palestina. Sehingga, Menteri Pertahanan entitas monster Yahudi, Ehud Barak mengatakan bahwa ia memeliki kekebalan diplomatik dan tidak terpengaruh oleh pengadilan. Hal itu disampaikan ketika mengomentari dakwaan yang diajukan kepadanya di pengadilan Inggris bahwa ia telah melakukan pembantaian terhadap rakyat Palestina. Bahkan, dikatakan oleh beberapa sumber tentang keterlibatan Departemen Luar Negeri Inggris untuk melindungi Barak dengan mengubah status kujungan, yaitu dari kunjungan pribadi menjadi kunjungan dengan kekebalan diplomatik.
Tentu sang penjahat ini tidak mungkin berbicara dengan cara seperti itu, kecuali ia tahu bahwa para penguasa Barat yang menciptakan entitas Yahudi, dan yang memberinya bantuan kekuatan tidak akan mampu untuk tidak melanggar perundang-undangan mereka jika bersentuhan dengan para pemimpin entitas monster ini.
Dan di antara contoh yang telanjang dalam hal ini adalah apa yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Spanyol, Miguel Angel Moratinos bahwa Spanyol akan mengubah undang-undangnya agar negara tidak melakukan penangkapan terhadap mantan Menteri Pertahanan di dalam entitas Yahudi, Benjamin Ben-Eliezer, yang dituduh telah melakukan pembunuhan dan pembantaian dengan membombandir rumah asy-syahid Shalah Syahadah di kota Gaza beberapa tahun lalu.
Sesungguhnya, pengadilan-pengadilan seperti ini, yang dilakukan oleh Barat, terutama Eropa, hanyalah penyesatan atas pembunuhan yang dihadapi oleh rakyat Palestina, bahkan memalingkan mereka dari solusi yang tepat untuk membalas darah mereka yang tertumpah. Sebelumnya, Mahkamah Internasional di Den Haag telah mengeluarkan keputusan yang menyatakan bahwa dinding pemisah adalah dinding ilegal. Namun, apa yang terjadi, ternyata itu hanya untuk menghabiskan dinding hijau dan kering dari rumah-rumah dan tanah-tanah milik warga di Tepi Barat, dan keputusan pengadilan seperti ini pergi begitu saja dengan sia-sia.
Akan tetapi, ketika orang-orang Eropa memutuskan untuk mempermalukan Amerika Serikat dan anteknya di Sudan, al-Bashir, maka keputusan pengadilan tersebut telah mengambil dimensi internasional, bahkan sampai pada langkah pelaksanaan dengan mengeluarkan keputusan untuk menangkapnya.
Namun dalam hal ini, siapa saja yang merharap kebaikan dari orang kafir Barat, maka ia seperti berharap mendapat cahaya dari kegelapan. Dan sesungguhnya mencari perlindungan dan keadilan pada pengadilan dan undang-undang bermerkuri ini, maka itu hanyalah perbuatan untuk menyesatkan rakyat Palestina dan umat Islam secara umum. Dengan ini, seakan-akan rahmat itu bersarang di hati orang-orang yang tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang-orang mukmin, dan tidak pula mengindahkan perjanjian, sedang mereka adalah orang-orang yang selama ini memerangi Islam dan kaum Muslim di mana-mana dengan berbagai dalih.
Sesungguhnya untuk mengisas (memberi hukuman yang setimpal) para penjahat seperti mereka ini akan berlangsung cepat dan kuat, dengan izin Allah, ketika telah berdiri Khilafah Rasyidah yang kedua. (pal.tahrir.info, 4/10/2009)
Sebentar lagi sang kholifah akan membungkam mulut busuk mereka
Allahu akbar.Yaa Allah segerakanah berdiriya Khilafah.