Hizbut Tahrir menyatakan penghinaannya terhadap keputusan otoritas Palestina yang membentuk sebuah komisi investigasi terkait sikap otoritas Palestina dengan menunda pemeriksaan laporan “Goldstone”. Dan Hizbut Tahrir mengatakan dalam sebuah pernyataan, yang salinannya telah sampai kepada kami “bahwa negara Yahudi telah memerintahkan otoritas Palestina yang digambarkan sebagai “nasional Palestina” agar mendukung sikap zionis Yahudi yang menolak laporan “Goldstone” tersebut. Kemudian, otoritas Palestina pun tanpa segan dan rasa malu melakukan seperti bisanya dalam menjaga kepentingan dan keamanan pendudukan,” seperti yang dikatakannya dalam pernyataan itu.
Pernyataan itu melanjutkan, “ketika sikap semakin meningkat terekspos media, dan tingkat degradasi otoritas tersingkap dalam menjaga kepentingan-kepentingan pendudukan zionis Yahudi, dan dalam memperdagangkan sikap-sikap politiknya, maka jadilah ia kambing hitam yang akan menyelamatkan muka para pembesar dan majikan yang memberikan sikap-sikap melalui satu sinyal dari Amerika dan negara Yahudi, sehingga dikeluarkanlah keputusan untuk membentuk komisi investigasi.”
Pernyataan itu mengungkapkan “bahwa pembentukan komisi investigasi ini merupakan usaha murahan, mengabaikan pikiran masyarakat dan bahkan menghina mereka. Selama Otoritas melalui presiden dan perdana menterinya telah memutuskan untuk meminta penundaan pengkajian terhadap laporan itu, maka dengan kehendak siapa investigasi itu, dan dalam hal apa yang akan diinvestigasi, apakah ada hal-hal yang tidak jelas dan samar sehingga membutuhkan untuk mengungkapnya melalu investigasi, padahal tugas kalian hanya memutuskan,” demikian menurut pernyataan itu.
Pernyataan tersebut menambahkan “yang lebih memalukan dan membuka aib otoritas dan orang-orangnya, bahwa permintaan penundaan itu dilakukan pada saat berlasungnya pemboman yang dilancarkan oleh zionis Yahudi terhadap daerah-daerah terowongan di Jalur Gaza; dan pada saat di mana zionis Yahudi dengan penjagaan tentaranya terus-menerus melakukan penodaan terhadap Masjidil Aqsha; pada saat tentara zionis Yahudi melakukan kekejaman terhadap warga yang berada di pintu masuk Masjidil Aqsha, sementara seruan minta tolong datang dari mereka yang beriktikaf di dalamnya, untuk mencegah kaum zionis Yahudi yang berkumpul di pintu-pintu masjid yang bersiap mengobrak-abrik masjid; ketika semua ini terjadi, di depannya ada otoritas, dan di belakangnya ada rezim-rezim dunia Muslim yang hanya diam seribu bahasa di depan setiap kekejaman yang dilakukan zionis Yahudi.”
Hizbut Tahrir mengecam dengan keras apa yang ia sebut suara-suara politik di Jalur Gaza, dengan mengatakan “bukankah itu mengejutkan bahwa suara-suara politik itu juga di Gaza dan Damaskus yang menuntut laporan, ia menyandarkan dakwaan kejahatan perang melalui laporan itu, menyamakan status antara agresor dan korban, ia juga lupa bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa yang telah mengeluarkan resolusi pembagian Palestina sejak enam dekade, dan Dewan Keamanan yang menyebutkan pembunuhan dan pengeboman brutal di Gaza sebagai pertempuran antara dua pihak, sehingga dengan begitu, seperti biasanya akan menyamakan antara para algojo zionis Yahudi dengan kaum Muslim yang menjadi korban,” demikian menurut pernyataan itu.
Pernyataan itu menyerukan kepada rakyat Palestina untuk menendang dan meninggalkan otoritas Palestina, dengan mengatakan “telah tiba waktunya bagi rakyat Palestina untuk menendang otoritas ini dan orang-orangnya dengan tendangan yang keras, setelah berkali-berkali terbukti mereka menjaga proyek keamanan pendudukan zionis Yahudi, membiarkan pembunuhan dan pembantaian terjadi di depan otoritas yang tidak bertenaga ini. Dan telah tiba saatnya bagi rakyat Palestina untuk menyadari bahwa solusi bagi masalah Palestina ini hanya dengan mempercayakan tugas pembebasan ini kepada satu-satunya front yang mampu melakukannya, yaitu tentara kaum Muslim,” demikian seperti yang dikatakan dalam pernyataan itu. (www.qudsnet.com, 6/10/2009)
seribu kali kau melakukan perundingan dengan yahudi,maka sejuta kali engkau akan dihianati. tidakkah kau belajar dari apa yang telah dilakukan oleh Rasululloh dan para sahabat yang mulia. !!!
hanya dengan khilafah islamlah persoalan palestina akan terselesaikan sebagaimana apa yang telah dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab.
Insya-Alloh.