HTI Press. Lebih dari 250 ulama, kyai dan Ustadz hadir dalam silaturrahmi ulama, Kyai dan Ustadz dengan DPP Hizbut Tahrir Indonesia yang diselenggarakan oleh DPD II HTI Tangerang di Gedung Islamic Centre Citra Raya Kabupaten Tangerang 5 Oktober 2009. Gedung dengan kapasitas sekitar 300 orang tersebut penuh sehingga peserta sebagian ada yang di luar ruangan. Peserta tetap antusias walaupun dilaksanakan pada malam hari setelah siang sampai sore hari sempat diguyur hujan deras dan pada saat acara berlangsung sempat listrik padam sekitar 10 menit.
Dari testimoni yang disampaikan oleh sebagian peserta nampak harapan yang besar terhadap keberadaan HTI sebagai gerakan yang benar dan dipercaya dapat membawa umat kepada tujuan tegaknya Syariat Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah, sekaligus dukungan ulama terhadap dakwah HTI yang selama ini dilaksanakan.
Dari DPP HTI hadir Ketua Umum HTI KH Hafidz Abdurrahman, MA dan anggota DPP HTI Ust M.Yasin Muthahar. Dalam paparannya Ust Hafidz Abdurrahman menyampaikan bahwa Hizbut Tahrir adalah gerakan / organisasi para ulama, HT didirikan oleh Syeikh Taqiyyuddin an-Nabhani, seorang ulama di mana keluarga beliau adalah juga keluarga ulama. Beliau adalah cucu dari Syeikh Yusuf an-Nabhani yang juga seorang ulama yang terkenal termasuk oleh ulama-ulama di Indonesia. Syeikh Taqiyyuddin dalam mendirikan Hizbut Tahrir mengajak para ulama lain yang berpengaruh seperti Syaikh Abdul Qodim Zallum. Demikian pula masuknya HT ke Indonesia adalah atas fasilitasi yang dilakukan oleh KH Abdullah bin Nuh, seorang ulama yang banyak dikenal terutama di daerah Jawa Barat. Walaupun HT kemudian banyak berkembang melalui kalangan kampus, namun melalui metodologi taklim dan kitab-kitab yang beredar termasuk kitab yang membahas ushul fiqh yang ditulis oleh Syeikh Taqiyyuddin, bagi para ulama adalah merupakan pendekatan yang sudah biasa dikenal. Jadi sudah menjadi hal yang wajar jika para ulama memberikan dukungannya terhadap perjuangan Hizbut Tahrir.
Dalam berinteraksi dengan kelompok lain, HT selalu bersikap hormat walaupun berbeda metode dakwahnya. Misalnya kitab Hayatush Shahabat yang ditulis oleh Syekh Yusuf al-Kandahlawi menjadi salah satu kitab rujukan dalam memahami kehidupan sehari-hari para sahabat. Dengan demikian hubungan HT dengan kelompok lain sebenarnya tidak ada masalah. Syeikh Yusuf al-Kandahlawi ketika membaca kitab Syakhsyiyah yang ditulis oleh Syaikh Taqiyyuddin mengomentari bahwa kitab ini luar biasa, dengan pembahasan yang mencakup aqidah sampai ushul fiqh. HT tidak mengenal “okuptasi” (mencaplok) kelompok lain, merebut jamaah lain atau menguasai masjid yang sudah dikuasai kelompok lain, dan istilah lain seperti pernah diopinikan beberapa waktu lalu. Cukuplah bagi HT ide-ide dakwah penegakan Syariah Islam dan Khilafah Islamiyah menjadi ide yang diperjuangkan oleh kelompok-kelompok Islam.
Acara diselingi dengan pemutaran video-video sekitar kegiatan Muktamar Ulama Nasional (MUN) 21 Juli 2009 yang lalu dan perjuangan Hizbut Tahrir untuk menghadirkan kembali suasana agenda MUN, karena agenda silaturrahmi ini juga merupakan salah satu follow up dari kegiatan MUN. Acara ditutup dengan do’a yang disampaikan oleh Ust. M. Yasin Muthahar, di mana beliau saat ini juga sebagai sekretaris MUI Propinsi Banten. (HUMAS HTI Tangerang)
Acara senacam ini baik untuk segera diikuti oleh daerah lain agar ide tentang penegakkan Syariat Islam dan Khilafah dapat terwujud sesuai nubuwah Rosulullah SAW.Amin!
Allahu Akbar. Wahai Para Ulama Anda semua adalah pewaris Nabi. Pimpinlah Umat utk berjuang menegakkan Syariah dan Khilafah. Allahu Akbar! 1000 kali