Seorang menteri Swiss mendesak para pemilih untuk menolak usulan kelompok ekstrimis sayap kanan, untuk melarang pembangunan menara baru. Ia menilai larangan ini akan mengganggu kebebasan beragama, dan hak asasi manusia, bahkan bisa mengakibatkan berkobarnya “ekstrimisme” dalam negara.
Eveline Widmer Schlumpf, Menteri Kehakiman Swiss dalam sebuah konferensi yang disiarkan melalui internet dari Bern, pada hari Kamis (15/10) mengatakan bahwa larangan pembangunan menara bukanlah cara yang tepat untuk menjawab beberapa kekhawatiran tentang kaum Muslim.” Ia mengatakan bahwa langkah yang demikian itu justru akan menghasilkan berbagai efek samping.
Menteri itu menjelaskan bahwa “larangan membangun menara bertentangan secara fundamental dengan nilai-nilai inti dari sistem kehidupan masyarakat Swiss, serta bertentangan dengan prinsip-prinsip dan dasar-dasar konstitusi, yang menjamin kebebasan beragama di negeri ini, termasuk larangan melakukan penindasan.”
Ia menambahkan sesungguhnya “inisiatif seperti ini justru akan mengancam stabilitas perdamaian kehidupan beragama, apalagi hal itu merupakan bentuk pelanggaran terhadap konvensi internasional tentang HAM (yang ditandatangani oleh Swiss), bahkan juga akan merusak citra Swiss di mata dunia.”
Schlumpf menunjukkan bahwa dua menara kota Zurich dan Jenewa telah ada dan tinggi sejak beberapa dekade tanpa menimbulkan masalah apapun, atau membangkitkan bentuk-bentuk kecemburuan sosial atau agama, seperti yang dipromosikan oleh para pendukung inisiatif ini.
Ia menunjukkan bahwa “menara-menara gereja memiliki makna keagamaan, meskipun hal itu tidak disebutkan dalam Alkitab, dan kemudian akan melarang menara saja hanya karena prasangka buruk terhadap umat Islam.”
Tujuan Politik
Dalam konteks terkait, Thomas Wave, Ketua Dewan Agama di Swiss mengatakan bahwa identitas Swiss terkait dengan keragaman budaya dan agama. Ia mengatakan dalam konferensi pers pada hari Kamis (15/10) bahwa “pluralisme agama dan budaya merupakan salah satu bentuk identitas Swiss, yang sudah terbentuk melalui perjalanan sejarah yang panjang, melalui landasan dan dasar-dasar hidup bersama secara damai yang dijamin oleh hukum dan konstitusi.” Ia mengatakan bahwa pluralisme budaya merupakan salah satu elemen kekuasaan di Swiss.
Wave menekankan bahwa mereka yang menyerukan untuk melarang pembangunan menara “hanya dilakukan oleh mereka yang menggunakan agama untuk tujuan politik melalui penciptaan suasana ketidakpercayaan antara lapisan masyarakat.” Sehingga ia menyerukan dialog konstruktif di mana semua orang berpartisipasi untuk menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran terhadap sebagian minoritas Muslim, dan Islam pada umumnya.
Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan keprihatinan pada minggu ini tentang referendum, dengan mengkritik cara-cara yang digunakan oleh kelompok ekstrimis sayap kana Swiss dalam kampanye untuk mendesak para pemilih agar menggunakan suaranya demi mewujudkan larangan tersebut, termasuk penempelan poster dan propaganda pencitraan buruk terhadap Islam.
Para ahli dari komisi mengajukan permintaan kepada delegasi Swiss di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memperjelas kompatibilitas referendum ini dengan berbagai konvensi internasional tentang hak sipil dan politik.
Pada tanggal 29 Nopember 2009 Swiss akan melangsungkan referendum yang melarang pembangunan menara baru, setelah tahun sebelumnya, koalisi para politisi dari sayap kanan Partai Rakyat Swiss dan Uni Demokratik Federal tidak memiliki cukup tanda tangan untuk melangsungkan referendum tersebut.
Di Swiss, tepatnya di daerah pegunungan Alpen tinggal lebih dari 300 ribu kaum Muslim, atau sekitar empat persen dari populasi penduduk, dan di sana ada ratusan masjid, namun sedikit sekali dari masjid-masjid itu yang memiliki menara. Sementara permintaan pembangunan menara lebih banyak lagi justru dijadikan momentum untuk kampanye yang menyerukan pelarangannya.
Dan beberapa pemerintah daerah telah melarang pemasangan poster yang mendukung larangan. Poster itu berisi gambar bendera Swiss yang berbentuk salib putih dengan latar belakang merah, kemudian ditutupi oleh menara berbentuk rudal dan seorang wanita yang mengenakan cadar hitam.
Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan pekan lalu diketahui bahwa 51 persen masyarakat Swiss menentang larangan itu, sementara 35 persen mendukungnya. Para pendukung larangan itu mengatakan bahwa pembangunan menara tidak memiliki justifikasi agama, dan itu dijadikan simbol kekuasaan Islam, sehingga ini bertentangan dengan hak-hak kebebasan beragama yang diabadikan dalam konstitusi Swiss. (eramuslim.com, 18/10/2009)
sayapun pasti menolak.