Menurut beberapa sumber mahasiswa di Universitas Politeknik Palestina bahwa “hari pembukaan/open day” yang diselenggarakan di halaman universitas kemarin, hari Senin (19/10) yang mencakup upacara pembukaan proyek di bidang pendidikan teknis dan kejuruan, yang diikuti oleh berbagai lembaga, telah berubah menjadi “hari ekspresi politik tentang penolakan terhadap Amerika dan semua proyeknya”.
Insiden itu terjadi pada waktu upacara peluncuran proyek pembangunan yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID), yang dihadiri oleh pejabat tinggi dari lembaga tersebut, yang beroperasi di Kedutaan Besar AS di Tel Aviv.
Acara tersebut tidak berjalan seperti yang direncanakan, yaitu menaikkan bendera Amerika di panggung upacara pembukaan, setelah para mahasiswa universitas yang dipimpin oleh Dewan Mahasiswa bersikeras untuk menurunkan bendera Amerika dari panggung upacara, ketika itu Ketua Dewan Persatuan Mahasiswa berdiri sambil berorasi di tengah-tengah para peserta, dan berulang-ulang terdengar di antara para mahasiswa ungkapan seperti “kami tidak ingin menyambut orang-orang yang telah membantai saudara-saudara kami di Irak”.
Para mahasiswa yang berkumpul untuk berunjuk rasa di dalam universitas, dan mereka menuju ke arena upacara sambil melantunkan lagu “Aduh, buruk sekali! Aduh, buruk sekali!…. Ada bangsa Amerika di dalam negeri”.
Ketika para pejabat lembaga Amerika (USAID) dan para pendampingnya mendengar suara para mahasiswa yang sedang melakukan protes, mereka berhamburan lari dengan melompat ke belakang panggung upacara, dimana mobil-mobil keamanan sedang menunggunya, dan kemudian dengan cepat mereka melesat pergi meningalkan universitas.
Dalam insiden ini, tidak satupun delegasi dari lembaga Amerika tersebut yang keluar melalui pintu arena yang disiapkan, karena mereka ketakutan akan kemarahan para mahasiswa yang berkerumunan memprotes Amerika, dan pengibaran benderanya di universitas.
Dan setelah itu, tampak sekali suasana kepuasan dan rasa lega mewarnai di antara para peserta, para mahasiswa, dan para dosen serta para profesor. Dengan ini jelaslah bahwa terdapat dukungan publik terhadap sikap para mahasiswa yang bersikeras menurunkan bendera Amerika.
Bahkan ada sebagian peserta yang mengatakan: “Kita tidak boleh berhenti hanya dengan menurunkan bendera Amerika saja, tetapi kita harus berusaha mengusir Jenderal AS, Dayton dari Ramallah”. Sebab, ia yang bertanggung jawab atas pemanfaatan aparat keamanan melakukan koordinasi keamanan dengan negara pendudukan zionis Yahudi.
***
Sesungguhnya perlawanan para mahasiswa ini membuktikan tanpa ada keraguan sedikitpun tentang penolakan rakyat Palestina terhadap Amerika dan semua kebijakannya. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan di antara kaum Muslim, meski mereka berasal dari pergerakan dan partai yang berbeda-beda. Sehingga, sekali lagi, ini menegaskan tentang adanya orang-orang mukhlis di antara generasi umat yang ada di dalam semua organisasi.
Perlawanan ini adalah ekspresi yang sesungguhnya dari kekuatan pendapat umum di kalangan kaum Muslim terhadap Amerika dan semua kebijakannya. Dan selanjutnya menegaskan bahwa langkah-langkah Otorita Palestina dan semua aktivitasnya yang sudah terengah-engah di belakang Amerika dan semua programnya mencerminkan realitas yang bertolak belakang dengan sikap masyarakat, terlepas dari beragam latar belakang afiliasi faksinya.
Sesungguhnya tugas mereka yang mukhlis di antara generasi umat yang sedang ada di lembaga-lembaga publik untuk tidak memihak kepada negara-negara yang memusuhi kaum Muslim, Amerika dan lainnya; tidak membiarkan nereka memiliki pengaruh di negeri-negeri kaum Muslim; dan juga tidak membiarkan mereka menyusup ke dalam hati dan pikiran kaum Muslim melalui “proyek pembangunan”. Sebab, loyalitas kaum Muslim hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, celaan keras generasi umat ini tidak dapat diperjual-belikan di pasar-pasar pemberian dana hibah.
Sebenarnya, negara-negara dan lembaga-lembaga donor itu menghabiskan uangnya hanya untuk memalingkan kaum Muslim dari jalan Allah melalui “proyek-proyek pembangunan”, yang didalamnya mempromosikan berbagai kepentingan dan pemikiran Barat melalui apa yang mereka sebut dengan “rancangan pembangunan sosial, politik, dan pemikiran/intelektual”.
Perlu untuk diketahui bahwa semua proyek AS, bahkan pendidikan sekalipun, tidak lepas dari kepentingan Amerika—meskipun terkadang tidak terlihat dengan mata telanjang—, sehingga jangan sampai lengah dari aktivitas menyadarkan masyarakat bahwa Amerika sedang berusaha untuk memperbaiki citranya melalui pemberian dana hibah tersebut. Hal ini terlihat jelas dalam logo lembaga pengembangan Amerika (USAID) tersebut, yaitu “dana hibah rakyat untuk rakyat”, atau “dari rakyat Amerika”.
Dengan demikian, semua dana yang diberikan Amerika selalu untuk kepentingan setiap sikap politiknya; atau sebagai alat untuk menghancurkan bangunan politik, atau sebagai alat untuk merusak pemikiran. Allah SWT telah membedakan dengan jelas tujuan kaum Kafir membelanjakan hartanya melalui firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ اللّهِ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, membelajakan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan membelajakan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (TQS. Al-Anfal [8] : 36)
Oleh karena itu, umat Islam wajib senantiasa mengucapkan dan menyuarakan dengan jelas tentang Amerika yang telah membantai saudara-saudara kita di Irak, Afghanistan, dan Somalia; membantai suadara-saudara kita di Palestina (dengan menjadikan Yahudi sebagai senjatanya); serta wajib memandang semua proyek Amerika, dan semua bantuannya berdasarkan fakta dan kebenaran ini, dan jangan sampai sedikit pun membuang hal yang menjadi inti ini. (pal.tahrir.info, 20/10/2009)
Allahu Akbar
alhamdulillah, dengan mahasiswa saja mereka sudah lari tunggang langgang apalagi bila tentara khilafah dari berbagai bangsa dan membawa al liwa serta ar roya bersatu untuk mengusir tentara penjajah dari bumi kaum muslimin tentu ini merupakan kemenangan yang hakiki, isnya Allah pemandangan seperti ini tidak berhenti sampai disini saja, terus kobarkan penentangan kepada thogut AS dan antek-anteknya. Allahu Akbar
Yang Namanya Mahasiswa dan pemuda adalah garis depan perubahan…
Salam juga buat mahasiswa INDonesia di KMII kemarin
* Tidak Ada Dokumen Otentik Tentang Sumpah Pemuda
SUMPAH Pemuda yang diperingati setiap tahun oleh bangsa ini ternyata tidak memiliki dokumen dan bukti sejarah otentik, yang ada adalah keputusan rapat pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
“Berdasarkan data yang ada, tidak pernah ada satu baris pun ditulis kata Sumpah Pemuda dan para pemuda juga tidak sedang melakukan sumpah saat itu,” kata Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Phil Ichwan Azhari, di Medan, Selasa (28/10/2009).
Ia mengatakan, berdasarkan catatan dan dokumen sejarah diketahui bahwa hari Sumpah Pemuda yang diperingati sebagai peristiwa nasional, merupakan suatu hasil rekontruksi dari para “Bapak Pembangun Bangsa” ini yang didasarkan pada ideologi-ideologi dari generasi yang berbeda.