Terbentuklah sudah pemerintahan baru SBY-Boediono. Bagaimana umat Islam kedepan? Ada beberapa hal yang penting menjadi catatan. Pertama, Indonesia akan makin Liberal dan pro Barat (west friendly). Tengoklah wakil presiden Boediono. Kebijakan-kebijakannya selama ini baik sebagai menteri koordinator bidang ekonomi maupun Gubernur Bank Indonesia sangatlah pro liberal. Begitu juga, Sri Mulyani (Menteri Keuangan) sebagai mantan Direktur International Monetary Fund (IMF) Asia Pasifik, anak emas Widjojo Nitisastro, yang disebut banyak kalangan sebagai bagian dari Mafia Berkeley. Elka M. Pangestu yang masih menjadi Menteri Perdagangan adalah mantan direktur lembaga think tank Orde Baru, Center for Strategic and International Studies (CSIS). Dialah pendukung utama lahirnya UU Penanaman Modal yang membiarkan asing menanamkan modalnya hingga 95% dalam segala bidang. Apalagi berbagai perangkat UU liberal telah tersedia seperti UU Migas, UU Penanaman Modal, UU Ketenagalistrikan, UU Badan Hukum Pendidikan, dll. Karenanya, listrik dan BBM peluang besar akan naik pada 2010. Sementara, hutang akan terus bertambah. Sebagai contoh, tahun ini pemerintah akan membayar hutang Rp127,607 triliun. Semua pembayaran akan ditutup dari hutang lagi.
Purnomo Yusgiantoro kini sebagai Menteri Pertahanan. Dialah otak yang beberapa kali menaikkan harga BBM sejak jaman Megawati hingga SBY dalam rangka liberalisasi sektor migas. Masalah pertahanan besar kemungkinan akan juga ‘diliberalisasi’. Sementara, penunjukkan Menkes Endang lebih menggambarkan tekanan konglomerasi farmasi dan tekanan Negara maju seperti AS. Ingat, Menkes sebelumnya, Siti Fadhilah Supari adalah orang yang menentang privatisasi rumah sakit dan keras terhadap AS khususnya dalam kasus virus H5N1.
Kedua, liberal ditutupi dengan kebijakan populis. Secara umum, pemerintahan terpilih bersifat liberal. Namun, hal ini tidak akan disadari oleh kalangan grass root. Sebab, kebijakan populis seperti BLT dan BOS nampaknya akan dilanjutkan. Hal ini nampak dengan dibentuknya Tim Penanggulangan Kemiskinan pada sidang paripurna Kabinet Indonesia Bersatu II (KIB II) pada 23/10/2009. Presiden SBY meminta menteri KIB II melanjutkan program yang disusun KIB I. Kebijakan ini terbukti manjur dalam meredam rakyat dan menarik suara pada saat Pemilu yang karenanya akan dilanjutkan.
Ketiga, suara kritis dari parlemen akan senyap. Selain menteri dari Partai Demokrat, menteri diambil dari mayoritas partai yang lolos threshold. Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, dan Sekjen PAN Zulkifli Hasan semuanya menjadi menteri. Pentolan Golkar Agung Laksono dan Fadel Muhammad juga jadi menteri. Padahal, pada saat pelantikan kabinet Presiden SBY menegaskan, “Loyalitas saudara adalah kepada presiden, bukan kepada pimpinan partai” (21/10/2009). Sejak awal SBY telah mengunci dan memastikan bahwa semua menteri, termasuk mereka yang merupakan para pemimpin partai, harus ikut suara pemerintah. Muaranya, partai akan memiliki satu suara. Padahal, gabungan suara DPR dari partai-partai tersebut mayoritas (59,54%). Belum lagi, sikap PDIP yang gamang, oposisi bukan koalisi juga bukan. Pada saat yang sama, Taufik Kiemas (PDIP) menjadi Ketua MPR atas restu SBY. Karenanya, 73,48% suara DPR akan diam, kehilangan sikap kritis.
Keempat, otoritarianisme. Para pimpinan partai sudah didudukkan sebagai pembantu presiden dalam kabinet. Mayoritas parlemen sudah dikuasai. Ini adalah peluang munculnya pemerintahan otoriter. Hanya saja, sikap SBY yang harmoni, lamban, dan akomodatif barangkali dapat menghalangi munculnya sikap tersebut. Disamping itu, akan muncul banyak penentangan dari berbagai kalangan terhadap otoritarianisme itu karena dipandang menghancurkan demokrasi yang selama ini mereka dengung-dengungkan. Namun, bila ada tekanan besar khususnya dari luar, otoritarianisme berpeluang besar muncul.
Kelima, pengalihan isu terorisme menjadi isu Islam radikal. Orang-orang yang disebut sebagai dalang kekerasan peledakan sudah dieksekusi mati. Kini, dalam berbagai kesempatan dikembangkan isu Islam radikal. Ketua Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme (DKPT) dan Mantan Kepala BIN Ansyaad Mbai menyampaikan bahwa terorisme merupakan kejahatan bermotif ideologi radikal. Dengan sangat tendensius, dikatakan bahwa ciri dari ideologi Islam radikal ini adalah memperjuangkan syariah secara kaffah. Menurutnya, untuk mengatasinya adalah dengan deradikalisasi. Caranya antara lain, (1) pemberdayaan tokoh-tokoh moderat agama untuk menyebarluaskan ajaran moderat, (2) Interfaith dialog, (3) sebarluaskan buku-buku ajaran agama moderat; (4) Kurikulum lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, (5) dll. Padahal, Islam moderat yang dimaksudkan adalah liberal. Jadi, ini sebenarnya merupakan bagian dari liberalisasi agama.
Secara hukum, yang akan dilakukan adalah mensahkan UU Keamanan Negara. Intinya, perlu ada tindakan terhadap orang tanpa pengadilan. Juga, merubah UUAntiterorisme sedemikian rupa sehingga “Penindakan harus dimulai sejak tahap provokasi & exploitasi radikalisme”. Dengan kata lain, Internal Security Act (ISA) seperti di Malaysia hendak dihidupkan. Hal ini dapat bersifat liar menjadi kriminalisasi pendakwah. Namun, hal ini akan mendapatkan banyak tentangan dari banyak pihak. Sebab, hal ini akan dapat digunakan untuk memberangus lawan-lawan politiknya. Persoalannya, kini ‘lawan’ politik sudah menjadi ‘kawan’, baik dalam kabinet maupun parlemen.
Menentukan Sikap
Jelas, situasi akan tetap buruk. Tak ada lagi harapan suara dari parlemen. Karenanya, satu-satunya yang diharapkan adalah suara kritis dari kelompok dakwah di luar parlemen. Inilah kesempatan besar untuk menyampaikan Islam dan meraih dukungan umat. Oleh sebab itu, pengokohan tubuh dan perajutan kekuatan ulama dan ormas Islam merupakan sebuah tuntutan dan keniscayaan. Satu-satunya harapan adalah kelompok yang dinyatakan dalam sabda Nabi SAW:
ولا تزالُ طائفةٌ من أمّتي على الحقِّ ظاهرين . لا يضُرُّهُم من خالَفَهُم . حتى يأتي أمرُ الله (رواه مسلم
“Akan selalu ada sekelompok dari umatku yang berpegang kepada kebenaran dan mereka dimenangkan. Orang yang menentang mereka tidak akan memudharatkan mereka hingga datang urusan (kemenangan) dari Allah” (HR. Muslim)
Apa yang terjadi bila mereka yang diluar parlemen pun turut diam? Naudzubillah.[]
Allah akan memenangkan Islam atas semua deen meskipun orang-orang musyrik dan munafik membencinya..,Inilah janji Allah atas hamba-hambaNya,dan Allah adalah zat yang senantiasa menepati janji…
pemerintah telah nyata-nyata menjadikan masyarakat sebagai lawan politiknya (oposisi………..
maka apalagi yang engaku harapkan dari pemerintah wahai umat…..tidakkah engkau melihat dan mencermati perhelatan mereka saat ini……yang dengan mudahnya menjual hak-hak anda…….tidakkah engkau menyaksiakan sudah berapa banyak kekayan Indonesia ini yang mereka jual……..tidakkah engkau mencermati dan merasakan berapa juta masyarakat Indonesia yang selalu merintih dan tertatih-tatih demi sesuap nasi setiap harinya……
Masihkah kita berharap pd mereka, masihkah kita berharap pada neoliberalisme…….mashakah kita berharap pada demokrasi……masihkah kita berharap pada kapitalisme…….wahai umat muslim di Indonesia dan negeri-negri muslim lainnya……..sadar dan bangkitlah….bangkitlah…..bangkitlah untuk bersatu menghancurkan kapitalisme yang telah nyata menimbulkan ketidak adilan ini……………dan bergerak….. bersatulah dalam barisan perjuagan Penegakan Syariah & Khilafah sebagai solusi tuntas atas seluruh permasalahan umat dunia hari ini……..
Dunia Islam dalam cengkraman kapitalisme global.Pemimpin2 yg memimpin negri2 yg mayoritas islam tak terkecuali INDONESIA tdk lain hanya boneka kepentingan Barat.Sehingga dlm penyeleksian untk menentukan pembantu2 pemimpin (Menteri) adalah orang2 yg loyal thp pemimpinnya dan pro Barat. Namun yg lbh menyayat2 hati kaum muslim ialah orang yg membw panji2 agama ats nama partai ISLAM yg tdk jelas arah,konsep dan tujuan perjuangannya telah berkolaborasi utk menguatkan cengkraman tersbut. maka stlah mrk brada bersm d singgasana kepimpimpinan sekuler yg d jalan,mrk mrpkn tameng kekejian untk membnarkan kbijakn sang pemimpin.yg lbh menarik dan menggelitik, partai yg slama ini menjadi lawan politik stlah d brikan kursi singgasana kpd slh satu pembesar partainya akhirnya jg mencair utk ikut mengkritisi kbijakan sang pemimpin.inilah dagelan sistem demokrasi yg tlh menyengsarakan rakyat.sdh saatnya kita ganti sistem yg rusak itu dng sistem yg lebih mulia (Islam).yg akn menjamin kemaslahatan dan kebaikan bkn hanya d dunia,tp jg d akhirat serta keselamatan dr azab neraka, sebagaimana do’a yg snantiasa kita munajatkan: Robbana atina fi ad-dunnya hasanata wa fi al-akhirati hasanata wa qina ‘azab an-nar.jalan itu tdk lain ialah mari kita kembalikan islam sebagai aturan dlm bingkai daulah (negara).
bersiaplah untuk membentuk opini publik,,,semuanya akan terasa dekat,,,,islam besok akan jaya saudaraku…,,bangsa ini sudah cape dengan sistem yang ada, biarkan kita yang memilih jalan kita,terus berjuang..
ALLAHU AKBAR..!!!
Penjajahan abad kini makin murah biayanya. Penjajah tidak perlu kirim ribuan pasukan, armada perang, kekuatan artileri mematikan. Cukup taruh antek-antek mereka (yang murahan dan hina) dari kalangan kaum terjajah sendiri, yang mereka loyal menjadi “anjing penjaga kepentingan” si penjajah! Kapitalisme, sekulerisme, liberalisme, demokrasi, adalah ekpresi kekufuran dan kebodohan manusia!
Tidak ada yang lebih indah selain hukum Allah. ingat wahai kaum muslimin sesungguhnya hanyalah hukum Allah yang layak untuk mengatur seluruh problem kehidupan di muka bumi ini. wahai para penguasa segera bertobatlah kepada Allah sebelum Allah memberikan azabyang pedih kepada kalian. Allahu Akbar!!!