Hizbut Tahrir Dari Sudut Pandang Barat (1)

Jika Anda ingin berbicara tentang Hizbut Tahrir dari sudut pandang Barat, itu artinya Anda akan berbicara tentang sebuah partai politik yang menjadikan penegakan kembali Khilafah sebagai qadhiyah mashiriyah (urusan terpentig)-nya, Anda akan berbicara tentang sebuah partai yang benar-benar mengerti tujuannya, serta sebuah partai yang menempuh sebuah jalan yang telah benar-benar terang petunjuk-petunjuknya dan sehelai rambut-pun ia tidak akan melenceng darinya. Jika Anda bicara tentang Hizbut Tahrir, itu artinya Anda berbicara tentang sebuah partai yang dikenal kuat gagasan-gagasan dan argumentasinya, Anda berbicara tentang sebuah partai yang kekuatannya semakin membesar pada level dunia, Anda berbicara tentang perintis pemikiran Islam yang ‘ekstrim’, dan Anda berbicara tentang bahaya yang sedang tumbuh mengancam kepentingan Amerika di Asia Tengah.

Karena itulah, Hizbut Tahrir dan dakwahnya yang terwujud dalam penegakan Khilafah terus menjadi obyek kajian dan penelitian dari para pemikir dan pusat-pusat kajian Barat. Dan meskipun telah diupayakan berbagai macam kampanye negative media atas kegiatan-kegiatan Hizbut Tahrir dan menutup-nutupinya dari umat, hanya saja lensa pemebesar itu terus mengarah pada kegiatan-kegiatan Hizbut Tahrir di seluruh penjuru dunia. Hal ini karena mereka ingin mengkaji faktor, situasi dan kondisi apa yang menyebabkan pertumbuhan dan dakwah Hizb terus membesar di Asia Tengah, Indonesia, Malasia, Pakistan, Bangladesh, Eropa, Rusia dan Amerika, dan masih ditambah di berbagai negeri-negeri di dunia Islam.

Meskipun Hizbut Tahrir sejak saat pertama kelahirannya telah menjadi obyek perhatian kekuatan Barat penjajah yang mengkokohkan dominasinya atas sistem-sistem politik di dunia Islam, akan tetapi Barat lebih memilih memerangi Hizb dan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi dan melalui sarana-sarana dan berbagai alat yang membantu mereka untuk tujuan ini. Barat tidak secara langsung dan terang-terang melakukan konfrontasi dengan Hizb. Negara-negara ini, dan juga berbagai perwakilannya dari berbagai sistem politik yang ada, seringkali, dan masih terus berlanjut, memilih melakukan perang media yang terwujud dalam pembungkaman dan pengendalian media yang amat kuat untuk menyerang Hizb. Hal ini tak lain karena ketakutan mereka jika berhadap-hadapan dengan dakwah Hizbut-Tahrir dan para pengembannya. Sebab, mereka jelas tidak memiliki kemampuan mengadu hujjah dengan hujjah dan bukti (al-burhân) dengan bukti dalam forum diskusi dan debat pemikiran dan politik. Hanya saja, pertumbuhan Hizb telah mencapai pada titik yang tidak pernah mereka perkirakan. Pertumbuhan Hizb telah benar-benar melewati garis-garis merah dalam standard mereka. Hal inilah yang membangkitkan kemarahan mereka dan mendorong mereka untuk mengirimkan lembaga-lembaga riset dan para pemikir mereka untuk mengkaji ‘fenomena’, berbagai sebab dan faktor serta kondisi yang meliputinya. Karenanya, meskipun ada pembatasan media ; meskipun berbagai penangkapan yang dilakukan, pelarangan dan penyerangan yang terjadi di berbagai negeri kaum Muslim, juga Barat; meskipun terbatasnya fasilitas dan meskipun minimnya daya upaya, dakwah menuju penegakan Khilafah telah benar-benar mencuat dan tersebar bagai api ditengah-tengah semak belukar yang kering, dan bahkan menjadi harapan sebagai sebuah sistem yang akan menyelamatkan dan membebaskan umat.

Jadi, kajian-kajian dan penelitian dari para pemikir dan lembaga riset itu sebenarnya tak lain dalam rangka turut andil dalam menggariskan politik penghalangan dan pencegahan terhadap ide Khilafah dan Hizbut Tahrir. Namun, bagaimana mungkin mereka dapat menghalangi sinar matahari dengan ayakan setelah mendungnya tersingkap? Dan bagaimana mungkin mereka dapat menghalangi dakwah kebenaran setelah terbukti kebohongan propaganda-propaganda batil mereka.

Berikut ini beberapa statmen, analisa dan beberapa tulisan yang mengangkat Hizbut Tahrir –sebagai sebuah jama’ah pelopor, memiliki ciri khusus berdakwah demi tegaknya Khilafah, –sekaligus memberikan peringatan akan bahayanya dan mempropagandakan untuk mengancurkannya:

Ariel Cohen, seorang peneliti Amerika keturunan Yahudi spesialis studi Rusia dan Rusia-Eropa di lembaga Catherine dan Shelby Cullom Davis untuk penelitian internasional di yayasan Heritage, memberikan sebuah laporan yang disampaikan pada sebuah konferensi yang diselenggarakan di Istambul pada Mei 2003 M. Dalam laporan itu, Ariel Cohen menghimbau Amerika dan razim-razim yang sedang berkuasa di negeri-negeri kaum Muslim agar menyadari bahaya besar yang terdapat di dalam Hizbut Tahrir, dan mempropaganda mereka untuk mengahncurkannya. Cohen diantaranya menyatakan :

“Hizbut Tahrir sesungguhnya adalah merupakan bahaya yang tertinggi (terbesar) bagi kepentingan Amerika di Asia Tengah, Asia Selatan dan Timur Tengah. Hizbut Tahrir adalah organisasi politik Islam fundamental yang bersifat rahasia (Under ground). Tujuan yang didengung-dengungkan selama ini adalah jihad melawan Amerika dan merevolusi sistem politik yang ada saat ini dan menggantikannya dengan Khilafah… Hizbut Tahrir adalah ancaman tertinggi bagi kepentingan Amerika di Asia Tengah dan wilayah-wilayah dunia Islam lainnya yang menerapkan sistem moderat…Titik tolak aktivitas Hizbut Tahrir ini sesuai dengan islamic globalization (al-‘aulamah al-Islâmiyah), sementara, ideologi mereka merupakan bentuk tantangan langsung bagi tujuan Barat untuk mewujudkan globalisai sekular (al-‘aulamah al-‘almâniyah)….Diantara keistimewaan yang terpenting bagi Hizbut Tahrir adalah penolakannya terhadap sistem politik yang ada saat ini, perkembangannya yang sangat cepat, pandangannya yang jauh kedepan dan permusuhannya terhadap Amerika. Hizbut Tahrir menuduh bahwa Amerika telah mengumumkan perang melawan umat Islam dengan berlindung dengan alasan memerangi terorisme (war on terrorism)… Karena itu, Amerika dan sekutu-sekutunya harus melihat bahwa Hizbut Tahrir merupakan ancaman yang terus meningkat di Asia Tengah. America dan sekutu-sekutunya sudah semestinya terus mengembangkan strategi yang komprehensip untuk membendung pengaruh Hizbut Tahrir”.

Jean-Francois Mayer, –seorang penulis asal Switzerland dan sekaligus pengamat aliran-aliran agama modern. Ia memiliki puluhan karya buku dan berbagai makalah yang memberikan perhatian khusu terhadap kajian-kajian perkembagan agama di dunia kontemporer. Dia bekerja sebagai analis dalam urusan strategi dan kenegaraan bagi pemerintah Swiss Federal. Dialah penanggung jawab rancangan pembahasan yang berkaitan dengan program seputar, “Al-Ta’addud al-Tsaqafy wa al-Huwiyah al-Wathaniya/ Multi Kultural dan Identitas Bangsa” –menulis sebuah makalah dengan judul, “Akankah Hizbut Tahrir Menjadi al-Qaeda di Masa Mendatang?”, yang di publikasikan pada 08/09/2003 M, melalui kantor berita Roozbalt. Dalam tulisan itu ia mengatakan:

“Hizbut Tahrir merupakan sebuah kondisi yang tiada duanya sebagai sebuah partai Islam internasional. Dimana ia memiliki cabang di berbagai negara di dunia ini, termasuk dunia Barat. Yang lebih mencengangkan lagi, Hizbut Tahrir di berbagai negeri itu ternyata mengikuti tharîqah (metode) dan uslûb (cara) yang sama. Hal itu menunjukkan sebuah langkah yang sangat berani demi menjaga kohesi wujud dan ideologinya. Tak diragukan lagi, seruan Hizbut Tahrir merupakan seruan yang ekstrim, sedang penjelasan-penjelasannya merupakan penjelasan yang keras. Jika kita mau mengabil pelajaran, kita ini hidup dalam sebuah masa yang banyak terpengaruh dengan media, maka, patut diragukan jika Hizbut Tahrir menyebarkan data-datanya dan penjelasan-penjelasannya yang sangat provokatif itu hanya dengan tujuan mencari perhatian dan hanya sekedar menyebarkan suratnya saja….

Hizbut Tahrir menolak secara keseluruhan negara-negara bangsa (nation state). Hizbut Tahrir ingin mendirikan negara Islam tunggal yang akan menyatukan seluruh negeri Islam, dan pada puncaknya, seluruh dunia. Terkadang mereka memiliki sebuah harapan yang mirip dongeng; untuk mengembalikan Khalifah…Dalam berbagai selebarannya, Hizbut Tahrir selalu mengungkapkan dibutuhkannya Khilafah sebagai sebuah solusi bagi seluruh problem yang menimpa dunia Islam.

Karena tergila-gilanya Hizbut Tahir dengan Khilafah, seorang penulis dari Hizbut Tahrir menampilkan pada halaman atas di beberapa situsnya di internet sebuah emblim (lencana); “Negara Islam (Khilafah) Telah Dirobohkan Secara Resmi Pada 28 Rajab 1342 H/03/03/1924 M”. Setiap harinya, ia menambahkan satu angka pada angka terakhir; misalnya, angkanya telah mencapai 28956 hari pada 06/06/2003 M.

Anggota Hizbut Tahrir tidak menganggap bahwa mereka saja-lah yang benar-benar Islam. Mereka tidak menganggap orang-orang Muslim biasa sebagai orang-orang Muslim yang buruk. Hal sepenuhnya berbeda dengan pandangan sebagian kelompok Islam ekstrim yang menganggap anggotanya saja yang benar-benar Muslim, sedangkan kaum Muslim yang lain dalam kondisi murtad.

Hizbut Tahrir tidak merasa perlu meminta maaf dari apa yang dilakukan oleh kaum Muslim. Ia lebih memilih berada dalam posisi menyerang (ofensif) dari pada berada dalam posisi mempertahankan diri (devensif). Analisanya telah mengantarkan Hizbut Tahrir pada sebuah kesimpulan bahwa perang melawan teroris (war on terrorism) pada faktanya adalah perang melawan Islam dan kaum Muslim.

Dapat ditegaskan bahwa Hizbut Tahrir bukan gerakan perdamaian. Akan tetapi, pada fase ini Hizbut Tahrir tidak menggunakan kekerasan dalam berbagai aktivitasnya meskipun kritiknya dan seruannya sangat ekstrim. Sungguh amat mengherankan, banyak anggotanya yang benar-benar dapat mengontrol emosinya meskipun penekanan semakin bertambah. Jean-Francois Mayer mengakhiri perkataannya, “Mungkin saja, masadepan mereka benar-benar akan cemerlang”. (bersambung kebagian ke-2)

14 comments

  1. Insya Allah, Amiiin….. cita-cita umat akan segera terwujud…

  2. Insya Allah kebangkitan umat akn sgr terwujud dgn tetap konsisten mengikuti metode dakwah Rasulullah SAW.

  3. Ada buku yg membahas lengkap masalah ini, “Fii ‘Uyuunil Ghorbi: Al Islam, Al Khilafah, Hizbut Tahrir”. Download di http://www.al-waie.org/download/272/eyes.rar.

  4. putra yunani

    belum berdiri dah ketakutan, kalau dah beneran berdiri babak belur tu orang

  5. org barat aja paham kenapa org islam ragu!!

  6. kami yakin bahwa HTI mampU menegakkan khilafah dinegeri ini..
    krena HTI trus berjuang smoga saja Allah meMbri jalan,.AMIN

    ALLAH HU AKBAR

  7. seharusnya kita umat muslim lebih yakin lagi.orang barat aja yakin begitu kok

  8. ummu zahralifa

    awalnya diam2 saya simpati pd HT, skrg saya jd lebih tertarik untuk tahu lebih banyak ttg HT..

  9. Nining Salimah

    amin…allahumma amin…
    janji Allah dan bisyarah (kabar gembira) dr Rasulullah sgr terwujud. muslim maupun nonmuslim pasti akan merasakan ni’matnya hidup dlm naungan khilafah, amin.
    maju terus HTI

  10. wahai kaum kuufar barat…………
    ssentar lagi KHILAFAH ISLAMIYAH akan tegak kembali melalui tangan-tangan kami yang akan terus berjuang hingga sakaratul maut tiba……..INSYAALLAh

  11. zul fahmi naibaho

    Allah bersama orang orang yang benar

  12. Khilafah ISLAMIYAH janji ALLAH.

  13. khilafah islamiyah ar rassyidah segera berdiri dan menunjukan kerahmatannya di muka bumi ini. amiiien

  14. saudariku……yg berjuang demi tegaknya khilafah..semangat terussss,,,allohu akbar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*