Surat kabar berbahasa Ibrani menyoroti kesulitan yang dialami oleh Israel karena praktek-praktek yang diakui secara internasional oleh para penulis terkemuka, di mana mereka memperhatikan bahwa dunia sudah muak dengan Israel, terutama setelah laporan “Goldstone” seputar serangan Israel ke Jalur Ghaza.
Dalam Haaretz, Yariv Aovenheimer menulis bahwa dunia sudah muak dengan kebijakan Israel. Untuk itu, ia menyerukan pemerintah saat ini, agar memperlihatkan tekad untuk melangkah di jalan “perdamaian”, sehingga terhindar dari isolasi internasional.
Penulis menyimpulkan unsur-unsur yang semakin mempersempit, dengan mengatakan: “Richard Goldstone itu orang Yahudi anti-Semitisme, Turki sudah lama menjadi negara Islam, kegagalan Rusia, kekacauan Cina, kesalahan India, Swedia, dan Norwegia selalu melawan kami, tetapi Amerika dapat menyelesaikan urusan kita dengan orang lain.”
Dan dalam hal ini, penulis menyamakan “Israel” dengan sebuah mobil yang berjalan di jalan raya dengan arah yang berlawanan, ia berkata: “Semua mobil yang datang ke arah kami melihat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu adalah salah, sementara kami hanya berjalan di jalan yang benar.”
Dia menambahkan: “Netanyahu berpikir bahwa dengan mengucapkan pernyataan “dua negara” dalam sebuah pidato di Universitas Bar Ilan (BIU)—sebuah universitas di Ramat Gan, Tel Aviv, Israel—akan menghapus tekanan terhadap Israel, dan membawa pemerintahannya untuk mencari perdamaian di sebuah pasar. Namun ia tetap melanjutkan pembangunan pemukiman, puluhan kompleks perumahan muncul seperti jamur setelah pembekuan, dan kurangnya inisiatif hingga menyeret kaki pada fokus terhadap pembangunan pemukiman. Semua itu menikam Israel setiap hari, akibatnya Israel menjadi binatang yang terluka dan mengalami pendarahan serius di arena internasional.”
Penulis melanjutkan: “Bukan hanya di Teheran dan Damaskus saja, Israel sebagai kata yang buruk (aib), tetapi juga di Turki dan sebagian besar negara Eropa, Kanada, dan di beberapa negara bagian Amerika Serikat, Israel sebagai negara yang dibenci. Dengan kata lain, dunia sudah muak dengan sepak terjang keseharian perdana menterinya yang berambisi membangun perkampungan baru, serta fokus pada pembangunan pemukiman yang terisolasi, dari pada mencari penyelesaian hambatan politik.”
Dalam editorialnya “Yediot Ahronot” mengutip dari sebuah artikel yang ditulis oleh J. Michaelson dalam surat kabar Yahudi Amerika “The Jewish Daily Forward” pada bulan yang lalu dengan judul “Mengapa cintaku hilang pada Israel, dan membangkitkan badai”. Selanjutnya, Yediot menyimpulkan bahwa “hampir mustahil untuk mendukung Israel.” (mediaumat.com, 31/10/2009)
smoga 4WI memberi pertolongan kpd saudara2 kita
Israel, negara agresor. hapus dari peta dunia degan jihad dan khilafah
TUnggu saja tanggal mainnya! Israel akan terhapus dari peta dunia bahkan peta akhirat!