Beberapa media, di antaranya kantor berita “Maan” memberitakan tentang ancaman dan sumpah oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Yahudi, Letjen AShakanezi, yang menyatakan keyakinannya bahwa pertempuran akan berlangsung kembali di Jalur Gaza, bahkan ia bersumpah bahwa dalam pertempuran kali ini tentara Yahudi akan melakukan agresi ke semua daerah padat penduduk, dan akan melakukan pembantaian di semua tempat, di kota, desa, masjid, rumah sakit, taman kanak-kanak, dan sekolah.
Sesungguhnya watak jahat dan kesombongan yang diperlihatkan oleh para pemimpin entitas Yahudi seperti ini merupakan tamparan baru di wajah para penguasa dan semi-penguasa yang berlomba untuk bernegosiasi dengan entitas gangster ini, bahkan mereka menjulurkan lidahnya terengah-engah di belakang fatamorgana perdamaian yang diklaimkan.
Semua ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari pendekatan yang sama, yang dulu pernah diadopsi oleh mantan Menteri Luar Negeri Yahudi, Tzipi Livni ketika ia berdiri dengan mendapatkan sambutan hangat dari rezim Mesir. Kemudian ia pun mengancam dan bersumpah bahwa dari istana negara Kinanah (Mesir) ini ia akan menghantam Jalur Gaza dan penduduknya, tanpa ada balasan dari Menteri Luar Negeri Mesir, yang setelah itu berdiri membenarkan kezaliman dan penindasan atas Jalur Gaza.
Dan akhirnya semua pernyataan Livni tersebut benar-benar telah berubah menjadi tindakan, agresi, dan kekejaman dalam perang yang berlangsung baru-baru ini di Jalur Gaza.
Begitu juga dengan pernyataan dari Kepala Staf Yahudi yang baru, tidak ditemukan adanya reaksi yang diperlihatkan oleh para penguasa dan semi-penguasa. Padahal, seandainya gangster Yahudi ini mendapatkan reaksi yang nyata dari pasukan kaum Muslim, tentu mereka tidak akan berani mengeluarkan ancaman dan intimidasi, karena jika berani, sungguh akibatnya sangatlah buruk bagi mereka.
Sungguh omongan gangster Yahudi yang disampaikan pada pesta kelulusan sekelompok perwira Yahudi ini menunjukkan bahwa konspirasi terhadap rakyat Gaza diajarkan di pusat-pusat perencanaan dan pelatihan militer bagi orang-orang Yahudi, sehingga hal ini mengindikasikan maksud dan keinginan Yahudi untuk kembali melakukan kejahatan terhadap rakyat Gaza, bahkan dengan bentuk yang lebih brutal dan mengerikan.
Sesungguhnya reaksi terhadap kesombongan dan kejahatan Yahudi ini tidak dengan mengadakan gencatan senjata dengan mereka, tidak perlu meminta Dewan Keamanan PBB untuk campur tangan, dan tidak pula dengan melakukan pemogokan dan unjuk rasa yang menyerukan solidaritas, kemudian hilang ditelan oleh isu-isu lainnya. Sedang Allah telah mencukupkan orang-orang dengan peperangan.
Untuk menolong rakyat Palestina tidak cukup dengan berdoa tanpa peperangan, dan tidak cukup dengan mengirim bantuan kepada mereka, namun kemudian membiarkan mereka dibantai dan dibunuh oleh militer Yahudi. Akan tetapi, untuk menolong rakyat Gaza dan semua kaum Muslim, hanya dapat dilakukan dengan kekuatan. Dengan demikian, darah dibalas dengan darah, dan militer dilawan dengan militer. Dan setiap yang berbuat harus dibalas dengan balasan yang setimpal.
Sesungguhnya reaksi atas kejahatan gangster ini adalah dengan mengirim militer yang tidak menempatkan panji-panjinya kecuali di dalam Masjid Al-Aqsa, setelah membalas kejahatan yang dilakukan oleh para gangster ini.
Sementara kenyataan dan rintihan rakyat Palestina itu sebenarnya menjerit dan memanggil: Tidak adakah di antara para tentara kaum Muslim dan para perwiranya seseorang yang mendidih darah dalam pembuluh darahnya, sehingga ia tidak akan pernah merasa tenang hatinya kecuali menendang para penguasa keji dan jahat yang bercokol di negeri-negeri kaum Muslim, kemudian mengangkat seorang Khalifah yang akan menggerakkan pasukan menjalankan misi ini.
Atau mereka membiarkan rakyat Palestina menelan penghinaan dan pelecehan, serta membiarkan hati dan daging mereka kembali dimakan oleh fosfor putih. Tidak adakah di antara tentara Mesir seseorang yang sadar dan bijaksana, yang akan mengulang kembali sejarah Khalid dan Amr bin Ash. Tidak adakah di antara tentara Syam seseorang yang sadar dan bijaksana, yang akan mengulang kembali sejarah Sholahuddin. Tidak adakah di antara tentara Turki seseorang yang sadar dan bijaksana, yang akan mengulang kembali sejarah Qutuz dan Zahir Baybars. Dan tidak adakah di antara tentara Pakistan seseorang yang sadar dan bijaksana, yang akan mengulang kembali sejarah Uqbah bin Nafi’ dan Musa bin Nushair.
Sesungguhnya Kepala Staf Yahudi ini telah mengingatkan kalian dan berkata: Aku berniat untuk membunuh dan membantai semuanya tanpa kecuali, anak-anak kalian, perempuan kalian, dan orang-orang lanjut usia kalian. Apakah kalian tidak takut bahwa Allah akan bertanya kepada kalian “Apa yang telah kalian lakukan dalam hal ini” wahai para tentara kaum Muslim!
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انفِرُواْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الأَرْضِ
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?” (TQS. At-Taubah [9] : 38)
Sumber: pal.tahrir.infor, 5/11/2009
allahuakbar…………..