Penembakan yang menewaskan 13 orang di Fort Hood, Texas, Amerika Serikat oleh Mayor Nidal Malik Hasan pada Kamis 5 November 2009 waktu setempat, memicu kekhawatiran di kalangan umat muslim Amerika Serikat.
Warga muslim AS mengaku resah mereka ikut dipersalahkan dan jadi sasaran kemarahan, hanya gara-gara perilaku Hassan, yang juga seorang muslim.
Sentimen terhadap kaum muslim AS mencapai puncaknya pasca ledakan dua menara kembar Worl Trade Centre (WTC) 11 September 2001.
Pasca penembakan yang dilakukan Hassan, saat ini muncul perdebatan apakah yang dia lakukan adalah aksi pribadi atau bagian dari aksi terorisme.
Tak hanya itu, di dunia maya, banyak yang mempermasalahkan keanggotaan seorang muslim dalam ketentaraan di AS.
Seorang muslimah, Anita Husseini, mengaku dia sekali tak mengenal Hassan. Namun, dia merasa apa yang dilakukan Hassan akan berakibat pada hidupnya dan kehidupan muslim yang lain.
“Hati saya menjerit tadi malam,” kata Husseini. “Setiap saat kaum muslim berusaha bangkit, suatu kasus meledak dan memaksa kami mundur,” kata dia.
Sementara, seorang muslim yang lain, Arshad Qureshi menyayangkan sikap masyarakat yang menghubung-hubungkan perilaku seorang yang kebetulan muslim dengan Islam secara keseluruhan.
“Mereka selalu berusaha mengait-ngaitkan kasus ini dengan Islam,” kata Qureshi.
“Mereka berusaha sekuat tenaga untuk mendeskriditkan Islam,” tambah dia.
Sementara, ulama masjid tempat Hassan menjadi jamaahnya, Imam Mohamed Abdullahi Sheikh Mohamed mengaku kenal Hassan dari kedatangannya yang rutin di masjid.
“Tidak ada kekejaman yang tergambar di wajahnya, dia sangat santun. Saya sangat terkejut mendengar kasus ini.”
“Apa yang dia lakukan sama sekali tak dibenarkan. Dia adalah seorang dokter, dia seharusnya menolong orang,” tambah dia.
Sampai saat ini pihak militer AS mengatakan motif penembakan yang dilakukan Hassan belum jelas.
Hassan masih dalam keadaan tak sadarkan diri, pasca seorang polisi wanita menembaknya empat kali. Hassan belum bisa diperiksa penyidik.
Komandan pangkalan militer Fort Hood, Letnan Jenderal Robert W Cone mengatakan ada saksi yang melaporkan bahwa Hassan meneriakan ‘Allahu Akbar” saat dia menembakan dua senapan ke arah sekelompok tentara.
Sementara, juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Kevin Bergner mengatakan tak ada halangan bagi anggota militer muslim untuk naik pangkat.
Namun, dia menegaskan militer AS akan melakukan langkah-langkah untuk menjamin semua anggota militer diperlakukan dengan hormat dan adil.
Sebanyak 0,3 persen anggota militer AS, adalah muslim. Dari 548.000 tentara, 2.500 diantaranya adalah muslim, 1500 diantaranya saat ini aktif bertugas. (VIVAnews, 8/11/2009)
ada ada saja.Yaallh segerakalah berdirina khilafah.Alahu Akbar!!!.