Jakarta – Pakar ekonomi Kwik Kian Gie mensinyalir bailout Bank Century ditujukan untuk menyelamatkan proses cuci uang (money laundering ) dana politik dari luar negeri. Kwik curiga, suntikan dana itu tidak semata-mata ditujukan untuk menyelamatkan ekonomi nasional, tetapi lebih jauh untuk menolong para deposan besar yang menjadi penyumbang dana kampanye.
“Bank Century disuntik dana tidak untuk menyelamatkan ekonomi nasional, tapi untuk menelikung aturan yang mengatakan bahwa nasabah bank yang dijamin hanya yang Rp 2 miliar saja,” kata Kwik dalam diskusi ‘Mengungkap Kasus Bank Century’ di pressroom DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/11/2009).
Kwik menjelaskan, ada aturan bahwa nasabah yang bisa dijamain hanya mereka yang menyimpan uang maksimal Rp 2 miliar. Karena itu dana Rp 6,7 triliun itu dikucurkan agar nasabah yang punya uang Rp 2 miliar ke atas ikut dijamin. Dengan demikian, bailout itu sebenarnya hanya untuk membayar para deposan besar.
“Ada blanket guarantee yang berupa penelikungan terhadap aturan tentang Rp 2 miliar. Orang-orang kaya supaya dibayarkan sepenuhnya. Jadi maksudnya, hanya untuk membayar deposan bsar supaya tidak kehilangan uang,” kata Kwik.
Lebih jauh mantan Menteri Koordinator Ekonomi ini lantas mempertanyakan alasan mengapa deposan besar harus dijamin. Hal itu mengingat Bank Century merupakan bank yang memiliki reputasi buruk. Jadi tidak masuk akal sebenarnya jika deposan besar menyimpan uangnya di bank tersebut.
“Logikanya, kenapa deposan besar mau menanam uang di bank kecil dengan reputasi buruk seperti itu? Mungkinkan lalu lintas uang untuk tujuan politik tertentu? Jadi hanya jadi ajang mencuci uang di luar negeri,” kata Kwik.
Dalam diskusi ini hadir pula sejumlah anggota DPR, antara lain Maruarar Sirait dari PDIP, Eko Patrio dari PAN, pengamat ekonomi yang juga mantan anggota FPAN Drajad Wibowo, dan sejumlah nasabah Bank Century. (detikNews, 19/11/2009)
century dan kampanye pilpres……………..