Alasan pemerintah dalam memberikan dana talangan kepada Bank Century (kini menjadi Bank Mutiara) terus menuai kontroversi. Ekonom dari Tim Indonesia Bangkit (TIB) Hendri Saparini dalam konferensi pers, Selasa (24/11) di Hotel Atlet Century Park Jakarta membantah argumen pemerintah yang mengaitkan krisis global dengan bail out tersebut. Ia menganggapnya sebagai akal-akalan pemerintah untuk melindungi perampok.
“Dari hasil analisis TIB kasus Bank Century tidak berkaitan dengan krisis global 2008, tetapi lebih merupakan kasus kriminal perampokan perbankan” ujar Hendri.
Kalau memang benar karena dampak krisis global seharusnya masalah yang dihadapi Century juga menimpa pada hampir seluruh bank, seperti halnya terjadi pada saat krisis ekonomi 1997-1998 lalu. “Pada saat itu hampir seluruh bank mengalami kesulitan likuiditas akibat pelarian dana ke luar negeri.” tandasnya.
Apalagi menurut laporan pemeriksaan BPK, masalah di Bank Century sudah terjadi sejak 2005. Artinya, Century telah menghadapi masalah jauh sebelum krisis global 2008. “Menyalahkan krisis global untuk menutupi tindakan kriminal di Century merupakan kejahatan terhadap hak-hak rakyat!,” ujarnya dihadapan puluhan wartawan media cetak dan elektronik.
Seperti terungkap dalam laporan audit investigasi BPK perampokan uang negara dalam bail out Century justru telah melanggar berbagai peraturan dan perundang-undangan Bank Indonesia.
BI yang saat itu dipimpin Boediono telah melakukan berbagai perubahan aturan sebagai akal-akalan untuk menjustifikasi transaksi tersebut. Sebagai contoh syarat yang mewajibkan bank mempunyai rasio kecukupan modal minimal 8% untuk mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP). “Boedino merubahnya menjadi berapa saja walaupun 1%, asalkan tidak tidak negatif” paparnya.
Padahal di dalam laporan audit BPK tersebut disebutkan bahwa rasio kecukupan modal semua bank saat itu di atas 8% kecuali Century. “Dengan demikian perubahan peraturan itu pada hakikatnya hanya sebagai akal-akalan untuk melakukan bail out terhadap Bank Century!” tansanya.
Di samping itu TIB pun mendukung kesimpulan BPK yang menyatakan bahwa alasan penetapan sistemik atas Bank Century oleh Bank Indonesia dan Menteri Keungan Sri Mulyani yang berkapasitas sebagai Ketua KSSK sangat lemah dan tidak memiliki landasan kuat.
Argumen Boediono dan Sri Mulyani yang menyatakan kasus Century akibat krisis global justru menunjukkan ada indikasi kuat bahwa KSSK menjadikan kasus individu Century sebagai justifikasi bail out itu.
“Padahal kasus Century merupakan kasus kriminal individu bank sebuah bank kecil yang pengaruhnya tidak akan signifikan terhadap industri perbankan,” sanggah Hendri.
TIB pun menyatakan semestinya yang dilakukan BI adalah melakukan kebijakan kanalisasi terhadap kasus Bank Century dengan meyakinkan publik bahwa kasus Century tidak terkait dengan krisis ekonomi. “Semestinya BI menindak tegas dengan menutup Century dan menindak tegas semua pelanggaran yang terjadi,pastilah kredibilitas otoritas perbankan akan meningkat!” tandasnya.
Namun sayang, BI melakukan hal yang sebaliknya terhadap perampokan yang terjadi di bank yang nilai share aset dan DPK-nya di dalam perbankan nasional yang hanya 0,69% dan 0,64% itu. Sehingga TIB menyimpulkan bahwa telah terjadi penyalahgunaan wewenang oleh para pengambil kebijakan dalam kasus Century tersebut.
Sebenarnya, itu saja merupakan bukti yang lebih dari cukup untuk men-Syahrir Sabrin dan Burhanuddin Abdullahkan Boediono.(mediaumat.com, 24/11/2009)
Syahrir Sabirin, Burhanudin Abdullah, sudah!! Apakah Mas Budi dan Mba Sri (Budiono dan Sri Mulyani) akan menyusul mereka. Trus apakah juga harus Mas SBY juga?
Sayang pren, ternyata SISTEM YANG BURUK TELAH MEMAKAN KORBAN TUANNYA SENDIRI.
APAKAH MASIH DILANJUTKAN….?
SAATNYA SAYARIAH DAN KHILAFAH YANG MEMIMPIN
ALLAHU AKBAR
Benar, dengan memperhatikan realitas problem yang dihadapi kaum muslimin Indonesia saat ini, maka adalah merupakan suatu hal yang utopis mengharapkan pemerintahan barusaaat ini untuk menyelesaikan berbagai problematika yang bersifat multidimensional saat ini. Hal ini dikarenakan realitas problem itu sendiri tidak semata-mata bersumber dari para penguasa kaum muslimin, tetapi di balik itu semua terdapat berbagai rekayasa politik, ekonomi dan militer yang secara sistematis dirancang oleh para sekularis dan neoliberalis. Lebih parah lagi, para penguasa tersebut menjadikan para pembuat problem tersebut sebagai ‘penolong’.
Bukankah Allah SWT. telah memberikan isyarat pada kita bahwa menjadikan selain Allah sebagai wali adalah ibarat membangun rumah laba-laba (Renungkanlah ayat Al Ankabut:41.
Oleh karena itu tidak layak bagi seorang mukmin yang mengharapkan kehidupan akhirat sebagai tujuan akhir hidupnya meninggalkan atau bahkan mengingkari isyarat yang dengan sangat tegas Allah sebutkan tadi. Betul tidak?
ya jodoh itu pasti pas……..SBY kalem Budi Kalem, SBY tdk tegas apalagi Budi……
ekonomi Syari’ah adalah solusi untuk semua problem keuangan indonesia… sby tak mampu menjalankan yang berbau syari’ah… bapak Sby itu bukan orang islam yang Kaffah…kalau bapak presiden kita ini islam tentu akan mengerti dengan sistem syari’ah…, dan tentu masalah seperti ini tidak akan terjadi…
TERAPKAN SYARIAH dalam NAUNGAN DAULAH KHILAFAH. Skandal century hanya salah satu hasil karya sistem Kufur KAPITALIS SEKULAR, masih banyak lagi perampok…yang berkeliaraan dan tentunya dipelihara…Fikirkan, Rasakan dan sadari kondisi saat ini
Perampok uang bailout Century sudah mulai pada gila lihat aja kalau ngomong seperti kena pil koplo sampai –sampai tai kucing dikatain rasa coklat mana mungkin bisa mendirikan kerajaan mafia wong modusnya merampok tidak jauh polanya seperti pencuri ayam, ya jelas terbongkar pakde!!!
Ayo bongkar, bongkar terusss, jangan dipercaya lagi manusia munafik sok amanah malu dong nihyeee!!!
PKI itu lebih kejam walaupun belum pernah menyakiti rakyat kecil akan tetapi perampok Bailout Century jauh lebih kejam dari PKI mereka disumpah atas nama Agama, tetapi kelakuannya tidak jauh dari binatang, berarti tindakanya lebih biadab dari binatang karena binatang tidak kenal agama, Kalau anda orang beragama tentunya mesti percaya dengan yang hak adalah hak dan yang bathil pasti terbongkar dan bilamana harus tumbang, gue tidak memaksa anda untuk mempercayai konsep Allah ini kalau memang anda adalah benar-benar manusia MUNAFIK