Aksi MHTI Jabar “Selamatkan Generasi dari Bahaya HIV/AIDS dan Seks Bebas”
HTI Press. Peringatan Hari AIDS sedunia pada tanggal 1 Desember merupakan momentum rutin yang digawangi UNAIDS untuk mempopulerkan program global penanggulangan HIV AIDS. Dengan dalih untuk mengatasi laju epidemi HIV AIDS yang telah mengancam nyawa manusia, UNAIDS menyeru Negara- Negara anggota untuk melaksanakan program penanggulangan HIV AIDS AIDS melalui kondomisasi 100%, dan harm reduction yang meliputi substitusi metadon (narkoba turunan heroin), pembagian jarum suntik steril serta hidup sehat dengan ODHA. Sangatlah jelas program penanggulangan tersebut lahir dari paradigma liberal yang mengandung racun berbahaya, karena telah membiarkan serta memfasilitasi seks bebas dan penyalahgunaan narkoba. Sehingga wajar jika jumlah pengidap HIV/AIDS bukannya menurun, tapi justru semakin meningkat dan merajalela. Terbukti pada bulan Juni 2009 pengidap HIV AIDS di Indonesia mencapai 17. 699 orang yang menyebar di seluruh provinsi. Bahkan saat ini, Indonesia terkatogi Negara dengan laju penyebaran HIV/AIDS tertinggi di Asia.
Berkenaan dengan itu, hampir bersamaan dengan momen hari AIDS dunia, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) menyelenggarakan aksi damai Peduli Generasi Bangsa yang mengangkat tema “Selamatkan Generasi dari Bahaya HIV/AIDS dan Seks Bebas.” Aksi yang sama juga dilaksanakan secara serentak di beberapa kota di tanah air antara lain Jakarta, Makassar, Solo, dan beberapa kota lainnya.
Menurut koordinator aksi, aksi ini dimaksudkan mengurai akar permasalahan penyebab munculnya epidemi HIV AIDS yang selama ini sering dilihat secara dangkal. Dalam aksi tersebut MHTI juga bermaksud membongkar kesalahan, kebohongan dan kerusakan paradigma sekular liberal yang mengatasnamakan HAM dalam menanggulangi epidemi HIV AIDS melalui kondomisasi, harm reduction dan pengistimewaan ODHA, yang jelas-jelas gagal menyelesaikan masalah tersebut. Tidak lupa, MHTI juga menyeru penguasa dan ummat untuk menyelamatkan generasi dari ancaman HIV AIDS dan liberalisasi seks dengan menegakkan solusi terbaik yang berasal dari Allah SWT, yakni dengan menerapkan syariat Islam secara total dalam segala aspek kehidupan.
Para peserta yang berjumlah 800-an orang sudah bersiap pada pukul 09.00 untuk mengawali kegiatan mereka. Aksi yang diikuti oleh para ibu dan remaja tersebut mengambil start dari Jln. Gelap Nyawang, komplek ITB, dan finish di masjid Al Ukhuwah, Jln.. Wastu Kencana, Bandung, setelah sebelumnya menggelar orasi kurang lebih selama satu jam tepat di depan Bandung Indah Plaza.
Di sepanjang jalan, ratusan peserta aksi tak hentinya meneriakkan kalimat takbir dan seruan kepada para pengguna jalan, terutama seruan kepada para penguasa untuk menerapkan solusi Islam dalam memberantas HIV/AIDS dan Seks Bebas, lantaran solusi sekuler-liberal telah terbukti gagal dan justru menambah buruk persoalan.
Para orator terdiri dari tokoh masyarakat yang merupakan praktisi kesehatan, dan aktivis Muslimah Hizbut Tahrir, baik yang sudah berstatus ibu maupun remaja. Dalam orasinya, para orator mengingatkan bahaya HIV/AIDS yang saat ini mengancam generasi muda lantaran maraknya gaya hidup bebas yang berkedok HAM dan Demokrasi. Tak lupa, para orator juga mengingatkan bahwa munculnya HIV/AIDS ini tidak lepas dari peringatan Allah SWT karena kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, sesuai yang tercantum dalam Hadist Rasulullah SAW yang berbunyi, “Tidaklah kekejian (perzinaan) mencul pada suatu kaum dan mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan muncul berbagai wabah dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada orang-orang sebelum mereka…” (HR. Ibnu Majah)
Yang menarik, aksi ini juga menampilkan teatrikal yang menggambarkan besarnya cengkeraman kapitalisme – liberalisme di tengah-tengah generasi muda yang membuat mereka menganut gaya hidup hedon dan permissive. Dari situlah, muncul virus free sex dan penggunaan narkoba yang akhirnya menyuburkan angka penderita HIV/AIDS. Dalam aksi teatrikal yang bernuansa “sunda” tersebut juga digambarkan gagalnya berbagai upaya penganggulangan HIV/AIDS yang berasaskan kapitalisme-liberal, dan hanya syariat Islam-lah yang mampu menjawab segala persoalan di tengah-tengah masyarakat.
Dalam aksi tersebut, juga dibacakan Surat Terbuka Remaja Muslimah Indonesia Kepada Para Penguasa Republik Indonesia, yang dibacakan oleh salah seorang pelajar SMU, yang mewakili generasi muda seusia-nya yang menjadi sasaran empuk gaya hidup bebas. Surat terbuka tersebut berisi himbauan dan tuntutan kepada para penguasa untuk tunduk kepada aturan Allah SWT dan menggunakan kekuasaan mereka untuk menerapkan aturan Islam, yang mampu menjamin kesejahteraan dan menjaga pergaulan di dalam masyarakat, sehingga terhindar dari adzab Allah SWT.
Aksi ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia terkait penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, yang dibacakan oleh koordinator MHTI DPD I Jawa Barat, ustadzah Siti Nafidah, SP . Aksi berlangsung dengan aman dan tertib, dan berakhir tepat saat adzan dzuhur berkumandang.
Subhanallah…sangat kreatif sekali uslub yang digunakan MHTI Jabar, salut!! Semoga uslub yg kreatif tersebut akan memudahkan sampainya opini2 Islam..Amin!!
mari kita rapatkan barisan untuk tegaknya syariah dan khilafah