SURABAYA–Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Jatim menolak tiga solusi HIV/AIDS, program United Nations (UN) AIDS. Karena penanggulangan global HIV/AIDS itu adalah upaya penyesatan yang melegalkan kemaksiatan
“Kondomisasi, harm reduction dan program hidup sehat bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah penanggulangan yang menyesatkan dan melegalkan perzinaan. Bukan untuk menyelamatkan generasi, tapi berefek pada menghilangkan generasi,” kata Ketua DPD I Jawa Timur MHTI Nurul Izzati saat menggelar aksi di Taman Surya Surabaya, Selasa (1/12).
Ditegaskan Izzati, pemakaian kondom adalah melegalkan seks bebas. Padahal, media utama penularan HIV/AIDS melalui seks bebas dan pemakaian jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba. Sedangkan, harm reduction terbukti tidak bisa menghentikan perilaku pengguna narkoba dan tidak menjamin jarum suntik tidak akan dipakai bergantian. “Program penanggulangan itu sampai sekarang tidak ada yang berhasil. Yang ada HIV/AIDS di Indoneisa semakin subur,” tegasnya
Sedangkan imbuh Izzati, program hidup bersama ODHA juga dinilai melanggengkan perilaku yang menghantarkan pada terjangkitnya HIV/AIDS seperti perzinahan, pelacuran, homoseksual dan penasun (pengguna suntik). “Kerusakan yang terjadi di tengah masyarakat itu sebenarnya karena ditinggalkannya hukum-hukum Allah. Akar masalah AIDS adalah perilaku seksual bebas dan penggunaan narkoba,” imbuhnya
Lewat aksi ini, MHTI yang diikuti sekitar 700 muslimah berupaya untuk memberikan informasi serta penyadaran kepada masyarakat terhadap bahaya yang ditawarkan oleh UN AIDS yang dilandasi paradigma sekuler-liberalisme. Sekaligus membuka mata masyarakat tentang solusi Islam dalam menyelesaikan masalah HIV/AIDS.
Dalam aksinya, MHTI membentangkan poster bertuliskan Tutup Industri Seks & Narkoba=Cegah HIV/AIDS, Gaul Sehat dan Syar’i=Cegah HIV/AIDS. Selain itu, aksi ini juga menghadirkan beberapa orator dari praktisi kesehatan dan remaja.
Sementara anjuran penggunaan kondom menurut sejumlah pekerja sek komersial (PSK) di Surabaya ternyata juga bukan jaminan tidak tertular penyakit yang menghilangkan kekebalan tubuh tersebut. Bahkan karena menggunakan kondom saat melayani tamunya mereka mengaku kerap mendapat intimidasi dari para hidung belang.
“Kita diancam bayar separoh, saya nggak bisa apa-apa. Kalau sudah diancam kayak begitu, saya nggak bisa berbuat apa-apa. Manut saja. Meskipun sebenarnya saya minta pakai kondom, demi kesehatan bersama alasan saya begitu. Nanti saya asama anak saya makan apa Mas,” keluh Yayuk (27 tahun) PSK Dolly Surabaya asal Srengat, Blitar, Selasa (1/12)
Meski mereka juga tahu bahwa HIV/AIDS berbahaya yang sewaktu-waktu bakal menimpanya, hanya mengaku pasrah. Perempuan yang mengaku pernah mengecap pendidikan hingga bangku SMP didesanya itu, lalu mencoba bertanya kepada Dokter puskesmas didekat tempatnya mencari nafkah. Kata dokter pakai kondom juga bukan jminan aman 100 persen, hanya mengurangi resiko saja,” tambahnya
Karena itu, kepada tamu yang mendatanginya kemudian mengajak kencan, YAYUK mencoba sebisa mungkin merayu tamunya agar memakai kondom. “Tapi ya itu tadi. Kalau diancam bayar separoh, saya nggak bisa apa-apa. Pasrah saja. Seperti lingkaran setan atau makan buah simalakama. Dua-duanya beresiko. Beresiko terkena penyakit, juga beresiko penghasilan jadi berkurang. Susah mas,” ungkap ibu satu putra berusia 7 tahun tersebut. (Republika online, 1/12/2009)
Itulah realita sistem demokrasi terhadap negeri kita khususnya Dunia Islam. Kita semua tahu kan bahwa demokrasi sesungguhnya sistem yang steril dari nilai-nilai agama karena lahir dari sekulerisme. hasilnya, berharap dapat tidur nyenyak dengan mempercayai sistem demokrasi, sama saja dengan menegakkan benang basah. Jadi, satu-satunya jalan untuk menghilangkan problematika umat (untuk generasi hari ini dan yang akan datang) yang berkepanjangan harus dilakukan dengan mencampakkan demokrasi. Menggantinya dengan sistem yang telah jelas kebenarannya: Islam.
Betul tidak?
Alhamdulillah, Salut Aksi anda di Surabaya saya sangat bangga dan teruslah rapatkan Barisan.
Syukran atas reaksi cepat nya HTI jangan kalah sama URC nya POLISI tapi harus lebih cepat jadi Unit Reaksi Super Cepat HTI untuk menyikapi problemantika umat saat ini.