Cheney Mengkritik Kebijakan Obama Di Afghanistan

Dick Cheney, mantan wakil presiden AS mengkritik apa yang disebut kelemahan yang ditunjukkan oleh Presiden Barack Obama kepada musuhnya. Cheney memperingatkan bahwa hal ini mungkin akan mendorong rakyat Afghanistan untuk mendukung gerakan Taliban jika mereka percaya bahwa Amerika Serikat cenderung untuk keluar dari negara mereka.

Cheney—menurut laporan media—mengungkapkan keprihatinan atas keputusan yang diambil Obama karena beberapa alasan. Bahkan ia menyebutnya sebagai “kebijakan kecil”. Dikatakan bahwa ia sedang berusaha untuk mencapai keseimbangan antara kelompok-kelompok yang berbeda, dan bersaing di masyarakat.

Cheney membantah argumen bahwa Obama telah mengambil strategi baru di Afghanistan, karena strategi yang diambil oleh pendahulunya, George W. Bush di negeri ini adalah sebuah kegagalan.

Cheney menjawab pertanyaan tentang apakah ia percaya bahwa pemerintahan Bush mampu memikul tanggung jawab terkait disintegrasi Afganistan karena fokus pada Irak, dengan mengatakan “tidak”, namun ia tidak memberikan penjelasan secara rinci.

Tetapi Cheney mengatakan bahwa “rakyat Afghanistan yang biasa mendengar pernyataan tentang strategi untuk keluar…. Sehingga masalahnya kapan kita akan keluar dari sana (Afghanistan) dengan cepat, dan bukan berfokus pada bagaimana memenangkan perang di sana.”

Seperti yang telah dijadwalkan sebelumnya bahwa Obama mengumumkan pada Selasa (1/30) dalam pidato yang disampaikan di Akademi Militer AS di West Point tentang rencana untuk mengirim sedikitnya 30 ribu pasukan tambahan ke Afghanistan dalam enam bulan.

Insiden 11 September

Di sisi lain, Cheney menganggap bahwa usaha Departemen Kehakiman AS mengadili Khalid Syeikh Muhammad, tersangka dalang serangan 11 September di depan pengadilan di New York “sangat bagus terkait organisasi al-Qaeda”.

Dia menambahkan bahwa sidang ini akan memberi mereka suatu platform yang memungkinkan mereka untuk menyebarkan ideologinya.

Ia mengatakan bahwa ia percaya—beberapa waktu sebelumnya—pada pemikiran yang mengatakan bahwa Obama “tidak percaya pada exceptionalism (kehebatan) Amerika, bahwa bangsa Amerika adalah bangsa yang istimewa; tidak percaya pada ide bahwa kita adalah bangsa yang terbesar, dan bahwa rakyat Amerika adalah bangsa yang paling menghormati kebebasan di antara bangsa-bangsa yang dikenal umat manusia.”

Ia menambahkan, “Ketika saya melihat cara yang dilakukannya, maka saya bertambah yakin bahwa Obama tidak berkomitmen terhadap konsep yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin yang telah aku kenal, apakah mereka Demokrat atau Republik.”

Baru-baru ini, Cheney melancarkan serangan tajam pada pemerintahan Amerika yang sekarang, dan menuduhnya telah “menghancurkan hubungan AS dengan sekutu AS yang utama, membuat keraguan yang berdampak serius dalam pengambilan keputusan terkait Afghanistan, merusak kemajuan di Irak, dan menghancurkan warisan pemerintahan sebelumnya di depan keamanan nasional.” (mediaumat.com, 2/12/2009)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*