WASHINGTON–Perlakukan diskriminasi terhadap Muslim di Amerika Serikat (AS) selama 2008 meningkat tiga persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laporan tahunan yang dikeluarkan Council on American-Islamic Relations (CAIR) Kamis (3/12) lalu, mencatat sedikitnya terdapat 2.728 insiden dan kasus yang melecehkan Muslim. Mulai dari aksi kekerasan, prasangka buruk, hingga perlakuan tak sedap lainnya.
Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad menuturkan angka tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah dilaporkan CAIR. ‘’Secara keseluruhan, jumlah kasus yang dilaporkan kepada CAIR selama tahun 2008 meningkat tiga persen dibandingkan tahun 2007 dan 11 persen dari tahun 2006,’’ kata Awad kepada IslamOnline.com.
CAIR menyebutkan keluhan atas perlakuan tak sedap tersebut sebagian besar terjadi di negara bagian Virginia dan Washington DC. Laporan tersebut merupakan laporan tahunan ke-14 yang dikeluarkan CAIR. CAIR sendiri telah menerbitkan laporan tahunan ini sejak peristiwa pengeboman gedung federal, Murrah Building, di Oklahoma pada 1995.
Laporan peningkatan jumlah perlakukan tak sedap ini menunjukkan Muslim masih terus mendapatkan perlakukan yang tidak semestinya dari otoritas di Amerika. Pelanggaran terhadap hak-hak sipil ini banyak terjadi di masjid-masjid dan organisasi-organisasi Islam.
Dalam laporan yang dibuatnya, CAIR juga menyesalkan makin berkembangnya Islamofobia di kalangan masyarakat AS. ‘’Beberapa individu dan lembaga mendapatkan keuntungan dengan memfitnah Islam. Dengan mengatasnamakan kepentingan nasional, mereka mengatakan bahwa sikap ramah kepada umat Islam akan melemahkan keamanan nasional,’’ demikian menurut laporan tersebut.
Laporan setebal 43 halaman ini juga menyebukan bahwa ajang pemilihan presiden tahun sebagai salah satu contoh bentuk propaganda Islamofobia. ‘’Berbagai bentuk ucapan dan tindakan yang mengarah ke Islamofobia terus diusung selama masa kampanye pemilihan presiden Amerika.’’
Pada bagian penutup laporan, CAIR tidak lupa menyampaikan sejumlah rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh pemerintahan Obama, Kongres dan lembaga-lembaga Muslim di Amerika. Di antaranya mereka mendesak pemerintah agar mengurangi daftar nama-nama orang yang diawasi, dan mengangkat serta memberdayakan dewan pengawas kebebasan hak sipil dan individu.
Kelompok-kelompok Muslim juga meminta Presiden Obama untuk mengunjungi masjid Amerika. ‘’Pidato atau kunjungan ke masjid Amerika akan menjadi pesan yang kuat bagi komunitas Muslim.’’ (Republika online, 5/12/2009)